Pengaturan Pembagian Kelas TPQ TPA Taman Pendidikan Alquran

pembagian kelas TPQ
ilustraasi ustadzah saat pembagian kelas TPQ (c) Faizal Riza

Pengaturan Pembagian Kelas TPQ TPA Taman Pendidikan Alquran sebagai pertimbangan pengelola lembaga dalam menata kelas anak didik dalam pembelajaran.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhum Macam model pembagian kelas TPQ atau TPA untuk mencapai formula terbaik guna tercapai target pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar pada Lembaga Pendidikan Al Qur’an.

Alasan pembagian Kelas TPQ

Pembagian kelas pada Lembaga Pendidikan Alqur’an yang biasa di sebut dengan TPQ atapun TPA diantaranya karena :

  • Jumlah santri TPQ yang lumayan banyak
  • Perbedaan umur antar santri
  • Perbedaan kemampuan santri dalam tingkatan iqra, ummy atau semacamnya.
  • Evisiensi kegiatan Belajar Mengajar

Guna mengakomodasi perbedaan umur, kemampuan maupun jumlah santri yang lumayan banyak maka diperlukan pengelompokan murid.

Dengan pembagian kelas yang sedemikian rupa maka diharapkan dapat tercapai kegiatan belajar mengajar yang maksimal. Terjadi transfer ilmu dari pengajar kepada siswa secara efisien waktu.

Selain hal diatas, juga memudahkan pengaturan dan penataan administrasi serta pengawasan santri TPA.

Pengelompokan anak menjadikan maksimal pengawasan dan memudahkan kepala sekolah memberikan tanggungjawab kepada wali kelas/ustadz berkaitan dengan anak didik yang diampu.

Sarana Prasarana pembagian Kelas TPQ

syarat sarana prasarana LPQ TPQ

Sebelum melakukan pembagian kelas, beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memastikan pengelompokan santri ini bisa berjalan dengan baik tertata rapi. Adapun sarana prasara yang perlu diperhatikan yaitu

  • Kesiapan jumlah guru
  • Ketersediaan ruangan kelas/lokasi belajar mengajar
  • Kelengkapan peralatan pendidikan sesuai jumlah kelas
  • Kemampuan guru ustadz ustadzah atau dewan asatidz dalam mengelola santri secara klasikal
  • Sinergi antar guru dan komunikasi dengan kepala TPQ yang baik.

Untuk mencapai hasil optimal, perlu keseimbangan rasio jumlah guru dengan jumlah siswa.

Apabila jika ternyata guru pengajar TPQ hanya satu atau dua orang, sementara santri mencapai jumlah diatas 50 orang maka akan susah dibuat kelas permanen bagi santri.

Dengan begitu perlu kalkulasi pembagian jumlah kelas dengan memperhatikan ketersediaan pengajar yang ada.

Baca :

Contoh Jadwal Pembelajaran TPQ dalam Format Words

Jenjang Tingkat Level pada TPQ

Mencari sumber dana TPQ untuk Operasional Kegiatan

Secara teknis, rasio untuk TPQ adalah satu orang guru TPQ memegang 7-15 santri.

Hal ini dikalkulasi ketersediaan waktu bagi ustadz untuk mengajar santri pada saat privat.

Bisa jadi suatu kelas berjumlah 20-30 anak akan tetapi yang bertanggungjawab pada kelas tersebut minimal dua orang guru.

pembagian rombongan belajar TPQ
ilustrasi 2 orang guru TPQ (C) Faizal Riza

Lokasi belajar juga harus disiapkan. Karena masing-masing rombongan belajar memerlukan lokasi berkelompok yang tidak bersinggungan dengan kelas lain.

Hal ini berguna untuk membuat santri bisa fokus dengan kelasnya sendiri.

Tidak harus berupa ruang – ruang kelas yang tersekat, bisa juga dengan cara berkelompok pada masing masing pojok masjid atau lokasi sehingga efektivitas pembagian kelas tetap terjaga.

Setelah ruang atau lokasi kelas ditentukan, selanjutnya adalah peralatan belajar mengajar yang memadai pada masing-masing rombongan belajar santri.

Baik berupa papan tulis, kapur ataupun spidol, meja mengaji ataupun buku panduan mengajar/materi pelajaran.

Setelah semua perangkat jumlah manusia maupun lokasi mengajar beserta peralatannya memadai, langkah selanjutnya adalah penguatan SDM pengampu.

Adakalanya ada seorang ustadz yang mahir membawa suasana kelas TPQ, memiliki kemampuan menyampaikan pelajaran, keahlian menulis huruf Arab Hijaiyah.

Model pengajar seperti ini tentunya merupakan keuntungan bagi TPQ. Akan tetapi adapula yang hanya memiliki kemampuan untuk menyimak bacaan privat anak, tanpa keahlian menyampaikan materi atau membawa suasana yang kondusif di kelas, jikalau punya tapi hanya sedikit kemampuan.

ustadzah TPQ yang berkompeten
ilustrasi ustadzah TPQ yang berkompeten (C) Faizal Riza

Jika mendapatkan kondisi seperti ini tentunya diperlukan kesigapan pengelola atau kepala TPQ untuk bisa mencari guru atau menjadikan guru yang ada supaya bisa meningkat kompetensi mengajar.

Setelah kegiatan berjalan lancar, langkah akhir adalah sinergi antara Kepala/pimpinan TPQ dengan para ustadz mengajar supaya visi misi TPQ tercapai.

Minimal arah kegiatan belajar mengajar tidak terlalu jauh dari target yang di canangkan.

Akan tidak maksimal jika tidak ada komunikasi yang baik antara guru dengan kepala TPQ.

Misalnya Kepala TPQ mencanangkan hafalan santri minimal sampai an naba, akan tetapi para dewan pengajar lebih fokus kepada pembelajaran khot atau kaligrafi.

Untuk itulah diperlukan adanya rapat awal tahun guna penyamaan visi misi dan tujuan pendidikan TPQ kedepan dan tidak terjadi salah paham atau salah urus karena komunikasi buruk antar ustadz.

Persiapan Pembagian Kelas TPQ

persiapan pembagian kelas TPA
ilustrasi persiapan pembagian kelas TPQ (C) Faizal Riza

Hal yang diperlukan adalah pemilahan santri berdasarkan kategori. Kategori yang bisa diambil yaitu :

  1. Kategori Umur
  2. Kategori Tingkat Bacaan
  3. Kategori Kecerdasan
  4. Kategori Jenis Kelamin
  5. Tingkat kelas di pendidikan formal (SD/MI/SMP/MTs)

Setelah ditentukan kategori tersebut maka masing-masing anak dipilah berdasarkan kategori yang di inginkan. Misalnya pembagian kelas berdasarkan umur, selanjutnya anak-anak yang seumuran atau kisaran umur tertentu di daftar dijadikan satu.

Atau berdasarkan tingkatan kemampuan mengaji, misalnya kategori tingkatan iqro, ummy, atau alquran. Selanjutnya dibuat daftar berdasarkan kategori yang dipilih.

Selesai pemilahan diperlukan komunikasi antar guru guna finalisasi data. Walaupun mungkin tidak secara formal di rapatkan akan tetapi minimal ada obrolan terkait list santri yang dibagi berdasarkan kategori.

Jika sudah final pengelompokan rombongan belajar santri selanjutnya pembagian tugas bagi dewan asatidz untuk diberikan tanggungjawab mengampu dan mengawasi masing masing rombongan belajar.

Jika pada salah satu kategori ternyata kelasnya paralel tentunya perlu dipersiapkan pembagian yang lebih unik, misalnya diberikan kelas A untuk yang lebih senior dan kelas B yang mungkin rata rata lebih muda usia.

Fungsi Pembagian Kelas TPQ

ilustrasi guru TPQ (C) Faizal Riza
ilustrasi guru TPQ (C) Faizal Riza

Fungsi pembagian kelas adalah untuk mempermudah transfer ilmu kepada santri dan kemudahan penataan administrasi.

Juga memunculkan kompetisi yang baik dan seimbang antara murid yang diharapkan semakin memacu kecepatan kemampuan santri dalam membaca alquran dan menguasai pelajaran yang disampaikan.

Contohnya akan ada kesulitan dimana seorang guru mengajarkan pelajaran ilmu tajwid jika bercampur dengan santri yang masih belajar iqro 1.

Atau seorang santri yang sudah membaca alquran berada ditengah tengah murid yang belum selesai pelajaran iqro 2.

Hal lainnya adalah didapatkan ikatan emosional antara santri dengan ustadz jika diadakan pembagian kelas.

Santri dan guru akan merasa lebih dekat jika mereka adalah wali kelas dan anak didik yang diampu.

Pengawasan yang baik karena masing-masing kelas sudah ada penanggungjawab yang ditunjuk.

Sehingga memudahkan wali kelas untuk mengamati masing masing santri. Dengan begitu fungsi guru sebagai kepanjangan kepala sekolah bisa berjalan dengan relatif baik.

Kemudahan Pengelola atau kepala sekolah untuk memanajemen kelas. Kemudahan ini didapat karena sudah terkelompok santri berdasarkan kategori yang dipilih.

Jika ada kekurangan yang terjadi pada suatu kelompok, kepala TPQ bisa segera evaluasi.

Misalnya kelompok A belum mencapai target bacaan tahiyat akhir, kepala sekolah bisa melihat apakah hal tersebut terjadi karena target yang terlalu tinggi untuk anak, atau pengajar yang kurang pas dalam mengajar, ataupun kesalahan kurikulum sehingga target meleset.

Model Pembagian Kelas TPQ

pengasuh TPQ cantik
ilustrasi pengasuh TPQ

Seperti disampaikan diatas, ada beberapa alternatif dalam pembagian kelas, akan tetapi secara umum pembagian kelas mempertimbangkan 2 hal ini

1, kategori umur
2. kategori tingkatan mengaji

Kelemahan kelebihan pembagian kelas berdasarkan umur

Pada pembagian kelas berdasarkan umur, keuntungan yang didapat adalah pada saat disampaikan pelajaran yang tidak terkait membaca huruf hijaiyah. Misalnya hafalan ataupun pelajaran aqidah atau fiqh dan lain lain.

Dengan kesamaan umur, menjadikan kemampuan anak dalam menangkap pelajaran berada pada tingkatan yang relatif sama. Hal ini karena pertumbuhan fisik dan otak umumnya relatif sama.

Yang kedua adalah anak-anak lebih merasa nyaman karena umur yang relatif seimbang.

Tidak ada inferior pada diri santri karena terlalu muda atau terlalu lebih tua dibanding temannya.

ilustrasi santri TPQ Senior (C) Faizal Riza
ilustrasi santri TPQ Senior (C) Faizal Riza

Kelemahan yang dimiliki adalah jika kemampuan membaca dan menulis huruf hijaiyah berbeda, maka kesulitan yang didapatkan adalah pada saat melakukan kegiatan klasikal membaca huruf hijaiyah.

Perbedaan kemampuan menjadikan terlalu mudah bagi sebagian dan sangat sulit untuk sebagian yang lain. Hal ini tentunya menyulitkan guru mengajar dan KBM tidak maksimal.

Dampaknya yaitu kegiatan privat menyimak santri semakin memakan waktu. Membuat alokasi pelajaran non privat tergerus.

Pada buku panduan TPQ dari Kemenag, pembagian kelas berdasarkan umur ditata mulai dari TKQ, TPQ, dan TQA. Untuk TKQ dibagi menjadi 2 level yaitu A dan B. Diperuntukkan untuk santri umur kisaran 5-7 tahun.

Pada tingkat TPQ, dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu TPQ A, TPQ B dan TPQ C. Diperuntukkan bagi santri kisaran umur 7-10 tahun. Dan untuk umur diatasnya yaitu 11-13 tahun berada pada TQ Level A dan TQA Level B

Catatan
TKQ = Taman Kanak-kanak Alquran
TPQ + Taman Pendidikan Alquran
TQA = Ta’limul Qur’an Lil Aulad

Pada pembagian umur ini sudah diberikan target pembelajaran dan matriks pembelajaran bagi santri Lembaga Pendidikan Alquran (LPQ).

Akan tetapi saya rasa memang matriks pembelajaran alquran dari Kemenag mempunyai idealisme yang sangat tinggi.

Dampak Positif dan negatif pembagian kelas berdasarkan kemampuan membaca huruf hijaiyah

ilustrasi alumni TPQ (c) Faizal Riza
ilustrasi alumni TPQ (c) Faizal Riza

Berkebalikan dengan pembagian kelas TPQ karena umur, untuk pembagian kelas berdasarkan kemampuan santri dibidang iqro atau umy berdampak kepraktisan dalam peningkatan kemampuan baca tulis huruf hijaiyah.

Ini terjadi karenakemampuan santri dalam hal membaca atau menulis huruf hijaiyah yang relatif sama.

Dengan begitu kegiatan yang sedianya privat bisa dilakukan dengan cara klasikal walaupun juga tidak sepenuhnya meninggalkan pengajaran sistem privat.

Kelemahan yang terjadi adalah bisa terjadi perbedaan umur yang mencolok walaupun mempunyai kemampuan membaca huruf arab.

Misalnya ada anak umur 11 tahun yang baru iqro 2, ada rekan satu rombongan belajarnya yang masih anak TK sudah agak lancar membaca iqro 2.

Akan tetapi nanti pada saat pelajaran non qiraah, misalnya pelajaran sejarah nabi, akan terdapat gap yang lebar kemampuan menangkap pelajaran antara anak umur 5 tahun dengan santri yang berusia 11 tahun.

Begitulah ulasan terkait pembagian kelas TPQ. Semoga ada masukan dan saran serta kritik dari ulasan yang disampaikan.
Cak Pontren Salam TPQ.

Ibnu Singorejo

Postingan baru : Kami usahakan Jadwal hari Senin dan Jumat akan ada tambahan postingan artikel baru. Terima kasih sudah menyimak. saran dan kritik serta sumbangan artikel kami tunggu. contact info : cspontren@yahoo.com twitter : PontrenDotCom FB : Gadung Giri

Tinggalkan Balasan

This Post Has 2 Comments

  1. Khusnul Khotimah

    terimakasih banyak, sangat bermanfaat informasinya.

    1. Ibnu Singorejo

      alhamdulillah. selamat membagi kelas untuk santri TPQ, anda juga bisa menceritakan pengalaman mengelola TPQ utamanya dalam hal pembagian kelas, tantangan hambatan maupun kendala dan kelebihan kekurangannya.