Macan Guguh Tegese

Macan Guguh Tegese
tembung saloka kang ateges wong gedhe wis ilang panguwasane ananging isih nduwe perbawa kang gedhe

Macan guguh tegese yaiku wong gêdhe, sanajan wis ilang panguwasane, mêksa isih katon mêdèni. Artinya macan ompong yang sudah sangat tua. Maknanya yaitu orang besar (bangsawan, pensiunan pangkat tinggi) meski sudah hilang kekuasaannya namun tetap tampak menakutkan (berwibawa, mempunyai pengaruh, dll).

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, wilujeng enjang selamat pagi pelajar maupun pecinta khazanah budaya Jawa.

Dalam kamus Basa jawa arti guguh adalah basa krama ngoko dari ompong kabeh, tuwa banget. Sudah tanggal semua giginya karena usianya yang uzur. Ada yang menyebut sudah pikun karena tuanya usia.

Dalam ungkapan ini, meskipun harimau tua, namun tetaplah seekor macan yang mempunyai kharisma pesona dan juga aura yang membuat orang lain segan bahkan menjadi menciut nyalinya.

Singkatnya, orang berkedudukan tinggi walau sudah tidak berkuasa tetap berpengaruh.

Orang besar atau bangsawan meskipun telah menjadi orang daif (lemah secara fisik maupun tidak mempunyai kekuasaan), masih disegani seperti halnya dengan harimau, maskipun telah tak bergigi, namun masih ditakuti orang juga

Unen unen tembung macan guguh ini kalebu jenise tembung saloka Basa Jawa.

Menurut Padmosoekotjo, definisi atau pengertian dalam Basa Jawa saloka yaiku kalebu ewoning tembung entar, nanging unen unene ora kena owah, ora kena diganti, kudu ajeg panggone, sarta mawa surasa pepindhan. Sing dipepindhakake wonge, mesthi wae wewatekane utawa kaanane wonge iya melu kasebut, nanging sing lumrah ditengenake wonge.

Secara Bahasa Indonesia maksudnya yaitu; Saloka adalah masuk jenisnya tembung entar, namun ungkapannya tidak boleh berubah, tidak bisa diganti, harus tetap posisinya, serta mengandung arti pemisalan. Yang dimisalkan orangnya, semestinya wataknya atau keadaan orang juga ikut disebutkan, namun yang lazim merujuk kepada orangnya.

Tegese Macan Guguh, Tuladha Ukara

Sudah jelas ya, saloka kang ateges wong gedhe sanajan wis ilang panguwasane meksa isih katon mrebawa yaiku macan guguh. Contoh kongkritnya adalah Presiden RI ke 2 yaitu Presiden Soeharto setelah beliau mundur dari Jabatannya.

Meskipun sudah tidak menjabat lagi sebagai presiden, namun tetap mempunyai kharisma dan pengaruh yang sangat kuat.

Sekedar mengingatkan kembali arti kata atau bausastra dalam tembung saloka ini adalah sebagai berikut;

Macan tegese yaiku arane kewan galak, panganane iwak.

Guguh tegese yaiku wis ompong kabeh (amarga umure wis tuwa banget).

Merupakan suatu pemisalan yaitu meskipun ompong namun tetaplah harimau, maksudnya yaitu walaupun sudah tua dan tidak memiliki kekuatan kekuasaan namun masih mempunyai wibawa serta pengaruh yang kuat.

Tuladha ukara contoh kalimatnya adalah sebagai berikut ini.

Jenenge presiden arepa wis rampung masa jabatane tetep wae kaya macan guguh. Artinya adalah ; Yang namanya presiden, meskipun sudah selesai masa jabatannya tetaplah memiliki pengaruh dan wibawa yang kuat.

Demikian informasi yang bisa kita bagikan kali ini, akhirnya wilujeng enjang salam kenal dan wassalamu’alaikum.

salam blogger

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*