Tegese Dahwen Ati Open Tuladha Ukara

paribasan dahwen ati open tegese

Dahwen Ati open tegese yaiku wong kang nacat, nanging panyacate iku amarga duwe pamrih marang barang sing dicacad mau, artinya adalah orang yang mencela sesuatu namun sebenarnya dia mempunyai maksud (memiliki, dan lain sebagainya) atas barang yang dicacatnya tadi.

pontren.com assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, wilujeng enjang selamat pagi, kali ini kita akan membahas tentang unen-unen tembung paribasan basa Jawa mencela namun sebenarnya memiliki arti dan maksud agar dia bisa menguasainya.

Jadi singkat penjelasannya adalah nacad kang tujuane bisa nduweni, mencela sesuatu dengan maksud tujuan barang yang dicela jatuh ke tangannya.

Mengutip dari website Markus Mardoyo menyebutkan bahwa ungkapan paribasan ini dalam bahasa Jawa yaitu nacad nanging panacade merga duwe pamrih marang barang sing dicacad arep dialep dewe.

Artinya mencela barang namun perilaku mencela ini karena memiliki keinginan pada barang yang direndahkan, hendak dikuasai sendiri.

Tegese Dahwen Ati Open, Tuladha Ukara, Contoh Kalimat, Kalebu jenise tembung unen-unen

Secara harfiah, tegese dahwen yaiku seneng nyruwe (cawe-cawe) yang artinya adalah suka turut campur, senang usil.

Nyruwe apaan sih? Arti nyruwe ada beberapa makna, bisa berarti ngaruh-aruhi (mempengaruhi), ngelikake (mengingatkan), nacad (mencela), maoni (menghina, menjelek-jelekkan).

Jadi berikut contoh kalimat atau tuladha ukara basa Jawa dalam paribasan ini.

Kowe ora perlu gumun, lan aja niru pak Agustinus sing senengane nacad barang dagangane wong, nanging satemene dheweke kepengin nduweni barang sing dicacadi ku, cocok karo paribasan dahwen ati open.

Arti dan tarjemahnya kurang lebih begini,

Kamu tidak perlu heran, dan jangan meniru pak Agustinus yang sukanya mencela barang dagangan orang, namun sebenarnya dia ingin memiliki barang yang dicelanya tadi. Hal ini sesuai dengan peribahasa bahasa Jawa sebagaimana dalam judul artikel ini.

Kalau perilaku seperti ini biasa ada pada saat jual beli, lazimnya calon pembeli akan memberikan pandangan negatif mengenai barang yang ditawarnya. Misalnya klambi elek kaya ngene kok regane sakmene, apa ya payu?

Artinya baju jelek seperti ini kok harganya segini, apa ya laku?

Sebenarnya mungkin saja baju ini bagus dan calon pembeli menyukainya, namun agar penjual mau melepaskan baju dengan harga miring maka taktik menjelekkan atau mencela kualitas baju maka calon pembeli merendahkan kualitasnya.

Padahal dalam hatinya ingin memilikinya, lahirnya menghina, dalam hati dia menginginkannya.

Demikian sekedar tambahan informasi tentang paribasan Basa Jawa dahwen ati open, maturnuwun sudah mampir, wilujeng enjang dan wassalamu’alaikum.

Mumtaz Hanif

salam blogger

Tinggalkan Balasan