Ajining Dhiri Dumunung Ing Lathi Tegese
Ajining Dhiri Dumunung Ing Lathi Tegese paribasan ing ndhuwur yaiku wong iku diajeni amarga omongane. Artinya harga diri itu bergantung pada lidah, maksudnya adalah orang mendapatkan kehormatannya karena ucapan perkataannya.
Dalam ungkapan lain menggunakan istilah Ajining diri ana ing lathi (harga diri berada pada ucapan perkataan).
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, ungkapan ini masuk dalam kategori jenise tembung paribasan Basa Jawa.
Tembung paribasan yaiku unen – unen kang ajeg panggonane lan tegese wantah miturut tetembungane.
Jadi pengertian tembung paribasan adalah frasa kata yang tetap serta memiliki arti apa adanya menurut kosakatanya.
Bukan merupakan pengandaian, pemisalan atau menyamakan kondisi sesuatu dengan memisalkan hewan tumbuhan atau lain sebagainya.
Untuk itulah kenapa unen unen ini masuk dalam kategori tembung paribasan. Alasannya karena memiliki arti atau makna apa adanya sebagaimana makna dalam tiap kata (tembung).
Tegese Paribasan Ajining Dhiri Dumunung Ing Lathi
Untuk lebih mengerti serta memahami ungkapan ini ada baiknya kita memberikan penjelasan setiap kata (tembung) dalam basa rinengga paribasan ini.
Ajining asale saka tembung aji, tegese yaiku rega, reregan, regane, artinya adalah harga, ada harganya.
Dhiri tegese yaiku awak, raga, artinya adalah tubuh, raga, badan, dan lain sebagainya.
Dumunung tegese yaiku sumèlèh (keprenah) ana ing mapan, manggon; artinya adalah berada, ada di, menempati, dll.
Ing tegese yaiku ana ing, manggone artinya adalah di (merujuk kepada tempat, lokasi atau apapun itu.
Lathi tegese yaiku ilat, artinya adalah lidah, maksudnya yaitu ucapan perkataan. Hal ini merujuk kepada lidah yang memiliki fungsi untuk mengucapkan atau berkata-kata mengaluarkan suara.
Jadi akhirnya kata bahasa Indah ini memiliki arti yang bisa kita artikan secara harfiah, yaitu harga diri seseorang itu berada pada bagaimana dia berucap.
Contoh misalnya adalah orang yang menepati janjinya tentu akan mendapatkan atau memiliki kehormatan di kalangan masyarakat.
Dan sebaliknya apabila ada orang yang berbeda antara ucapan dan tindakannya, atau banyak mengeluarkan sumpah, kotor saru jorok.
Dia akan kondang dengan sebutan orang yang kurang baik karena ucapannya yang tercela, ingkar janji dan omongan buruk lainnya.
Gawea tuladha ukara, contoh kalimatnya adalah sebagai berikut ini (tuladha ukara).
Menawa muni ngati-ati amarga Ajining Dhiri Dumunung Ing Lathi. Artinya adalah apabila berkata-kata sebaiknya hati-hati, karena harga diri berada pada lidah.
Demikianlah informasi tentang tegese tembung paribasan kang tegese wong iku diajeni amarga omongane.
Tinggalkan Balasan