Kebo Lumumpat Ing Palang Tegese

kebo lumumpat ing palang tegese yaiku

kebo lumumpat ing palang tegese yaiku Ngadili prakara ora nganggo waton, artinya adalah kerbau melompat atau melewati pembatas.

Maksudnya adalah mengadili suatu perkara secara asal-asalan alias tidak menggunakan ketentuan aturan yang ada. Kalebu jenise tembung rinengga paribasan basa Jawa.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, jadi arti paribasan dalam Bahasa Jawa ini adalah kerbau melompat dari palang.

Maknanya yaitu dalam memutuskan sesuatu perkara, urusan, masalah orang tidak boleh sembarangan, melainkan harus dengan berbagai pertimbangan yang matang.

Makna ungkapan ini adalah: orang yang mengadili suatu perkara tidak berdasarkan hukum (paugeran).

Tegese paugeran yaiku wewaton, pathokan.

Ungkapan ini juga berarti orang yang tidak mentaati aturan yang berlaku.

Lazimnya ungkapan ini merujuk kepada pengadil, penegak hukum, para tokoh tetua pada masyarakat yang memutuskan suatu keputusan, namun secara tidak adil. Bisa menguntungkan salah satu pihak atau meloloskan sesuatu yang seharusnya tidak lolos.

Tegese Kebo Lumumpat Ing Palang, Contoh tuladha Ukara

Berikut adalah tuladha ukara contoh kalimat menggunakan ungkapan paribasan Basa Jawa ini.

Anakku, menawa mbesuk awakmu wis gedhe lan dadi uwong kang nduweni pangkat, aja ngasi tumindak Kebo Lumumpat Ing Palang.

Artinya,” Wahai anakku, apabila besuk kamu sudah besar dan menjadi orang yang mempunyai kedudukan jabatan, janganlah bertindak memutuskan suatu perkara dengan asal-asalan.

Yang sedang trending saat ini adalah keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai batas usia capres-cawapres Putusan kontroversial Anwar Usman.

Bagi yang kontra dengan putusan ini bisa menyebutnya dengan ungkapan paribasan yang ada dalam judul ini.

Kenapa begitu?

Karena dalam mengambil keputusannya ada yang menganggap bahwa terdapat suatu siasat untuk meloloskan seorang calon agar bisa maju untuk mendaftarkan diri sebagai calon wakil presiden.

Apabila ini merupakan konspirasi atau gerakan dari suatu kumpulan orang yang berserikat dalam hal yang tidak baik, lazimnya kemudian mengatakan kelompok ini sebagai kethek saranggon.

Apa itu kethek saranggon? yaiku kumpulane wong kang tumindak ala. Artinya adalah Monyet yang berkumpul menjadi satu di ranggon.

Ranggon adalah bangunan seperti gubug untuk menjaga hewan atau tempat istirahat petani. Maknanya yaitu kumpulan orang yang berbuat jahat.

Demikianlah informasi tentang tembung paribasan kang ateges Ngadili prakara ora nganggo waton paribasane yaiku Kebo lumumpat ing palang beserta contoh kalimat tuladha ukara. Maturnuwun sudah mampir, wilujeng sonten salam kenal dan wassalamu’alaikum.

Mumtaz Hanif

salam blogger

Tinggalkan Balasan