Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa Abbasiyah

pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa abbasiyah

Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa Abbasiyah. Puncak dari masa keemasan itu ditandai dengan tumbuh berkembang ilmu pengetahuan pada abad ke-8 materi kelas 8 SMP MTs Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullah. Pada masa itu para ilmuwan muslim sangat produktf dan menjadi pelopor perkembangan ilmu pengetahuan di dunia.

Puncak Kejayaan atau popularitas Daulah Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman Khalifah Harun ar-Rasyid dan puteranya yang bernama AlMa’mun.

Kekayaan yang sangat banyak pada masa itu dimanfaatkan Harun ar-Rasyid untuk keperluan sosial, dan mendirikan rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi.

Pada masa itu setidaknya ada 800 orang dokter, pemandian-pemandian umum juga dibangun.

Bidang kesejahteraan, sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada era atau masa zaman keemasannya.

Masa Keemasan Daulah Abbasiyah (ilmu pengetahuan masa Abbasiyah)

Pada masa daulah Abbasiyah masa Harun Al Raasyid dan al Ma’mun negara Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat dan tak tertandingi.

Pengganti Harun ar-Rasyid yaitu Al-Makmun, terkenal sebagai khalifah yang sangat cinta kepada ilmu Filsafat.

Pada masa pemerintahan al-Makmun, penerjemahan buku-buku asing dengan giat.

Dalam rangka menerjemahkan buku-buku Yunani, Khalifah AlMakmun menggaji penerjemah-penerjemah beragama Kristen dan penganut agama lain yang ahli.

Khalifah al Makmun juga banyak mendirikan sekolah.

Salah satu karya besarnya yang terpenting adalah pembangunan Baitul-Hikmah, pusat penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar.

Pada masa khalifah Al-Ma’mun inilah Bagdad (Iraq) mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

Pemerintahan Daulah Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan sebelumnya yaitu dari Bani Umayyah.

Pendiri dari Daulah Abbasiyah ini adalah Abdullah al-Saīah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas.

Penerapan Pola pemerintahan oleh Daulah Abbasiyah berbeda-beda sesuai dengan perubahan politk, sosial, dan budaya. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang cukup panjang, dari tahun 132 H/750 M sampai dengan 656 H atau 1258 Masehi.

5 Periode Masa Pemerintahan Daulah Abbasiyah (ilmu pengetahuan masa Abbasiyah kelas 8 SMP MTs)

5 periode masa pemerintahan daulah abbasiyah

Para ahli sejarah membagi masa pemerintahan Daulah Abbas menjadi lima periode berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik.

  1. Periode Pertama tahun 132 – 232 H / 750 -847, disebut periode pengaruh Arab dan Persia pertama.
  2. Periode Kedua tahun 232- 334 H / 847-945ͬ M, disebut dengan periode pengaruh Turki pertama.
  3. Masa Ketiga 334 -447 H / 945 – 1055, masa kekuasaan dinasti Bani Buwaih dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah. Msa ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
  4. Periode Keempat tahun 447 sampai 590 H atau 1055 sampai 1194 M, masa kekuasaan daulah Bani Seljuk dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah͖ biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua (di bawah kendali) Kesultanan Seljuk Raya (salajiqah al-Kubra/Seljuk Agung).
  5. Fase Kelima tahun 509 – 665 H atau 1194-1258 Masehi, masa khalifah bebas dari pengaruh dinast lain, tetapi kekuasaannya hanya efektf di sekitar kota Bagdad dan diakhiri oleh invasi dari bangsa Mongol.

Pada awal mula bani Abbasiyah, ibu kota negara adalah al-Hasyimiyah, dekat Kufah.

Akan tetapi, untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang baru berdiri, Khalifah al-Mansur yaitu khalifah ke-2 memindahkan ibu kota negara ke kota yang baru yaitu Kota Bagdad, suatu wilayah dekat bekas ibu kota Persia, tahun 762 M.

Dengan demikian, pusat pemerintahan dinasti Bani Abbas berada di tengah-tengah bangsa Persia.

Di ibu kota yang baru ini yaitu kota Baghdad, khalifah al-Mansur melakukan konsolidasi dan penertban pemerintahannya, di antaranya dengan membuat semacam lembaga eksekutif maupun yudikatif.

Tradisi Baru Masa Abbasiyah

Pada bidang pemerintahan, khalifah al-Mansur membuat tradisi baru dengan mengangkat Wazir sebagai koordinator dari kementerian yang ada.

Wazir pertama yang diangkat bernama Khalid bin Barmak, berasal dari Balkh, Persia.

Dia juga membentuk lembaga protokol negara, sekretaris negara, dan kepolisian negara di samping membenahi angkatan bersenjata.

Dia menunjuk Muhammad ibn Abdurrahman sebagai hakim pada lembaga kehakiman negara.

Jawatan pos yang sudah ada sejak masa dinasti Bani Umayyah ditingkatkan dalam peran dengan berbagai tambahan tugas.

Kalau masa sebelumnya sekadar untuk mengantar surat, pada masa al-Mansur, jawatan pos ditugaskan untuk menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah sehingga administrasi kenegaraan supaya bisa berjalan lancar.

Para direktur jawatan pos memiliki bertugas untuk melaporkan tingkah laku gubernur setempat kepada khalifah.

Pada masa khalifah ketiga yaitu al-Mahdi, perekonomian beranjak meningkat dengan peningkatan pada sektor pertanian melalui irigasi dan peningkatan hasil pertambangan.

Hasil pertambangan misalnya perak, emas, tembaga, dan besi.

Disamping itu transit perdagangan antara Timur dan Barat juga banyak membawa kekayaan. Wilayah kota Bashrah menjadi pelabuhan yang penting.

Era Harun Al Rasyid dan Al Makmun

Daulah Abbasiyah mengalami masa keemasan pada masa diperintah oleh Khalifah Harun ar-Rasyid 786-809 M dan penerusnya yaitu sang putera yang bernama al-Ma͛mun 813-8833 Masehi.

Pemerintahan selanjutnya yaitu Khalifah Al-Mu’tasim, tahun 833-842 M, memberi peluang besar kepada orang-orang Turki untuk masuk dalam pemerintahan.

Keterlibatan orang-orang Turki ini mulai sebagai tentara pengawal.

Tidak seperti pada masa Daulah hmayyah, dinasti Abbasiyah mengadakan perubahan sistem ketentaraan.

Praktek perang bagi orang-orang muslim sudah terhenti.

Para Tentara mendapat pembinaan secara khusus menjadi prajurit-prajurit profesional.

Dengan demikian, kekuatan militer dinast Bani Abbas menjadi sangat kuat.

Jika demikian, dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri maupun dari luar.

Gerakan-gerakan itu seperti gerakan sisa-sisa Bani Umayyah dan kalangan internal Bani Abbas, revolusi al-Khawarij di Afrika Utara.

Juga gerakan Zindiq di Persia, gerakan Syi͛ah, dan konfik antarbangsa dan aliran pemikiran keagamaan, semuanya dapat dipadamkan.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Abbasiyah

perkembangan ilmu pengetahuan masa daulah abbasiyah

Pada masa Daulah Abbasiyah merupakan masa keemasan (The Golden Age) bagi umat Islam.

Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan dalam berbagai bidang maupun segi, baik dalam bidang ekonomi, peradaban, dan kekuasaan.

Selain itu juga telah berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya menerjemahkan berbagaibuku dari bahasa asing ke dalam bahasa Arab.

Situasi ini kemudian yang melahirkan banyak para ahli dan cendekiawan-cendekiawan besar yang menghasilkan berbagai inovasi baru di berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Adapun para ahli atau cendekiawan-cendekiawan Islam pada masa Daulah Abasiyah yang terkenal adalah sebagai berikut :

Bidang ilmu Filsafat

  • Abu Easyar Muhammad bin Muhammad bin Tarhan yang dikenal dengan al-Farabi,
  • Abu zusuf bin Ishak yang dikenal dengan al-Kindi,
  • Ibnu Sina,
  • al-Ghazali,
  • Ibnu Rusd,
  • Ibnu Bajah dan Ibnu Tufail.

Bidang ilmu Kedokteran

Tokoh cendekiawan Islam bidang kedokteran;

  • Jabir bin Hayyan yang dikenal sebagai bapak ilmu kimia,
  • Hunaian bin Ishak yang dikenal sebagai ahli penerjemah buku-buku asing,
  • Ibnu Sahal, ar-Razi (ahli penyakit campak dan cacar), dan
  • Thabit Ibnu Qurra.

Bidang ilmu Matematika

  • Muhammad bin Musa al-Khawarizmi ;penemu huruf nol yang dengan bukunya Algebra, Geometri Ilmu Matematika,
  • Umar bin Farukhan ;bukunya Quadripartitum,
  • Banu Musa ;ilmu mengukur permukaan, datar, dan bulat).

Bidang ilmu Falak (ilmu pengetahuan masa Abbasiyah)

  • Abu Masyar alFalaky (bukunya Isbatul Ulum dan Haiatul Falak),
  • Jabir Batany (membuat teropong bintang),
  • Raihan Bairuny ;bukunya al-Afarul Bagiyah͛ainil Khaliyah, Istkhrajul Autad dan lain-lain

Bidang ilmu Astronomi

  • al-Farazi (pencipta Astro Lobe),
  • al-Gattani atau Albetagnius,
  • al-Farghoni atau Alfragenius.

Bidang ilmu Tafsir

  • Ibnu Jarir at-abary,
  • Ibnu Atyah al-Andalusy,
  • as-Suda,
  • Mupatil bin Sulaiman,
  • Muhammad bin Ishak dan lain-lain.

Bidang ilmu Hadis (ilmu pengetahuan masa Abbasiyah)

  • Imam Bukhari,
  • Imam Muslim,
  • Ibnu Majah,
  • Abu Daud,
  • at-Tarmidzi, dan lain-lain

Bidang ilmu Kalam (tauhid)

  • Wasil bin Atha͛,
  • Abu Huzail al-Allaf,
  • ad-Dhaam,
  • Abu Hasan al-Asy͛ary,
  • Hujjatul Islam Imam al-Gazali.

Sekedar catatan, Pembahasan ilmu tauhid semakin luas dibandingkan dengan zaman sebelumnya.

Bidang ilmu Tasawuf (ilmu mendekatkan diri pada Allah Swt.)

  • al-Qusyairy dengan karyanya ar-Ri_alatul Qusyairiyah,
  • Syahabuddin dengan karyanya Awariful Ma͛arif,
  • Imam al-Gazali dengan karyanya al-Bashut,
  • al-Wajiz, dan lain-lain.

Para imam Fuqaha (ahli Fiqh)

  • Imam Abu Hanifah,
  • Imam Maliki,
  • al-Imam al-Syafi, dan
  • Imam Ahmad bin Hambali.

Pusat peradaban Islam pada masa Daulah Abbasiyah

Pada masa daulah Abbasiyah ada dua pusat peradaban yaitu;

Kota Bagdad, merupakan ibu kota negara Kerajaan Abbasiyah yang didirikan oleh Khalifah Abu Ja͛far al-Mansur 754 sampai 775 Masehi.

Pada tahun 762 M kota Baghdad terletak di tepian Sungai Tigris.

Masa Kejayaan atau keemasan Kota Bagdad terjadi pada pemerintahan Khalifah Harun ar-Rasyid dan puteranya yaitu al-Ma͛mun.

Yang kedua, pusat peradaban daulah Abbasiyah adalah Kota Samarra, berada pada sebelah tmur Sungai Tigris yang berjarak kurang lebih 60 km dari Kota Bagdad.

Di kota ini terdapat 17 istana mungil yang menjadi contoh seni bangunan Islam di kota-kota lain.

Banyak kemajuan yang dicapai pada masa ini. Kemajuan yang dicapai bukan hanya mencakup kepentngan sosial saja, tetapi juga peradaban di semua aspek kehidupan.

Misalnya yaitu dalam bidang administrasi pemerintahan dengan biro-bironya, sistem organisasi militer, administrasi wilayah pemerintahan, pertanian, perdagangan, dan industri, Islamisasi pemerintahan, kajian dalam bidang kedokteran, astronomi, matematka, geografi, historiografi,Filsafat Islam, teologi, hukum (Fiqih), dan etika Islam, sastra, seni, dan penerjemahan serta pendidikan, kesenian, arsitektur, meliput pendidikan dasar (kuttab), menengah, dan perguruan tinggi, perpustakaan dan toko buku, media tulis, seni rupa, seni musik, dan arsitek.

Contoh Soal masa daulah Abbasiyah

Berikut ini adalah contoh soal yang jawabannya bisa anda lihat pada teks diatas.
Kerjakan Soal-Soal berikut ini!

  1. Siapakah khalifah Harun ar Rasyid͍
  2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi berdirinya daulah Abbasiyah!
  3. Sebutkan tiga tokoh cendekiawan mulim di bidang ilmu kedokteran͊
  4. Sebutkan nama-nama khalifah yang memimpin bani Abbasiyah͊
  5. tuliskan tiga penyebab runtuhnya Daulah Abbasiyah͊

Hikmah mempelajari sejarah pertumbuhan Ilmu pada masa Daulah Abbasiyah (ilmu pengetahuan masa Abbasiyah)

Adapun Hikmah mempelajari sejarah pertumbuhan Ilmu pada masa Daulah Abbasiyah

Adalah meningkatkan keimanan kepada Allah Swt., dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Eya.

Menumbuhkan semangat menuntut ilmu baik ilmu agama maupun ilmu dunia sepert yang telah dicontohkan oleh para cendekiawan Islam mengembangkan nilai-nilai kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam.

Juga membina rasa kesatuan dan persatuan umat Islam dan kerukunan beragama di seluruh dunia yang tdak membeda-bedakan suku, bangsa, negara, warna kulit, dan lain sebagainya.

Nah silakan anda padu padankan jawabannya sesuai dengan yang sudah kami sadur dari buku Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2017 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 8 MTs SMP. Wassalaamu’alaikum.

Zahra Nada

Santri kelas 1 PKPPS Wustha pada Pondok Pesantren Darul Mubtadi-ien Kebakkramat Karanganyar

Tinggalkan Balasan