Pada suatu siang salah satu perangkat desa mendatangi Kantor Urusan Agama Kecamatan. Tujuannya untuk bertemu dengan Pak Kepala dan meminta tanda tangan piagam saat acara lomba Ramadhan bagi pemenang kejuaraan TPQ di tempatnya.
Kenapa keroyo-royo datang ke KUA meminta tanda tangan dari Kepala?
Alasannya adalah untuk menyenangkan anak-anak yang menang lomba. apabila mendapatkan sertifikat juara atau piagam penghargaan, tentu akan menyenangkan hati santri dan juga orang tua wali murid.
Dan bisa jadi pada masa depan akan menjadi kenangan indah pada saat melihat arsip berkas – berkas administrasi menemukan piagamnya saat menjadi juara pada waktu menjadi santri TPA.
pontren.com – asalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, sembari menunggu Kepala KUA menandatangai piagam penghargaan sebagai juara lomba, Pak Parmin menyampaikan tentang impian sederhana dia dalam mengelola Taman Pendidikan Al-Qur’an ini.
Cita – cita Sederhana Pengelola TPQ, Bukan Target yang muluk-muluk, Sederhana Saja, anak-anak Mau mengaji dan datang ke Masjid
Dalam obrolannya, beliau menyampaikan bahwa dalam tujuan keberadaan TPA di tempatnya targetnya tidaklah muluk-muluk.
Ada 2 hal pokok yang menjadi keinginan dia berkenaan dengan keberadaan lembaga ini.
Yang pertama adalah anak-anak mau datang mengaji ke masjid. Dengan adanya TPQ ini menjadi sarana pengenalan masjid agar anak anak generasi penerus bisa akrab dengan masjid dan sering mengunjunginya.
Keberadaan kegiatan belajar mengajar yang dalam seminggu beberapa kali ini sebagai sarana mendatangkan santri TPQ agar nanti biasa berada di lingkungan masjid dan familiar dengan kegiatannya.
Dan yang kedua yaitu anak-anak bisa mengaji al-Qur’an. Yaitu mampu membaca huruf hijaiyah secara benar sehingga bacaannya tidak keluar dari aturan atau rumusan ilmu tajwid.
Bagaimana dengan pembelajaran materi yang lain?
Tentu beberapa pembelajaran pokok masuk dalam kegiatan belajar mengajar, semisal hafalan surat pendek dan juga tata cara sholat, bacaannya dan juga wudhu dan tayamum.
Tambahan lainnya yaitu mengenalkan rukun islam, rukun iman.
Untuk yang lainnya, dia anggap sebagai bonus saja, karena targetnya yang sederhana yaitu anak-anak mau datang ke masjid dan bisa mengaji.
Materi TPQ dari Kemenag memang susah untuk dicapai
TPQ sebagai lembaga yang berada dibawah naungan Kemenag tentu dalam proses kegiatan belajar mengajar maupun kurikulum Lembaga TPA ini mengacu kepada Kementerian Agama.
Kalau anda mencermati, akan sangat bagus jika suatu TPA bisa mengaplikasikan KBM dan Kurikulum TPQ dari Kemenag dengan lancar dan sesuai jenjangnya.
Namun secara pribadi, saya melihat kurikulumnya begitu menjulang tinggi untuk anak didik capai pada daerah-daerah tertentu.
Contoh kongkrit, dalam ketentuan Kemenag, masa pembelajaran TPQ adalah 2 sampai dengan 4 tahun.
Pada tahun terakhir, materi kurikulum yang seyogyanya siswa kuasai diantara adalah:
Mengenal teori dasar hukum tajwid
a. Ghunnah
b. Hukum nun sukun atau tanwin
c. Hukum mim sukun
d. Idghom
e. Tafkhim dan Tarqiq
f. Hukum mad asli/thabi’i
g. Hukum mad far’i
Mengenal Bacaan Ghorib
a. Isymam
b. Imalah
c. Tashil
d. Saktah
e. Ibdal
f. Shod yang ditanda
Kemudian dalam menulis huruf hijaiyah, dalam standar kemenag ini anak anak sudah menggunakan metode imla’.
Imla’ adalah imla’ adalah membacakan teks bacaan kepada siswa, kata demi kata atau kalimat demi kalimat dan meminta siswa untuk menulisnya.
Lha wong nurun saja masih kesulitan, apalagi sang guru sekedar mengucapkan kemudian santri menuliskannya. Bahkan saya pribadi kurang yakin semua guru TPQ bisa menulis teks arab dengan model imla’ ini.
Kemudian untuk hafalan bagi santri TPQ yang hendak lulus, maka dalam kelas akhir ketentuan dari Kemenag hafalannya adalah;
- Surat Al-Infithar
- Surat At-Takwir
- Surat ‘Abasa
- Surat An-Nazi’at
- Surat An-Naba’
Intinya, kalau mengacu pada materi pembelajaran dari Kemenag, anak santri TPQ saat lulus sudah hafal juz ‘amma.
Tentu harapannya seperti itu. Namun adakalanya kenyataan kemampuan santri, SDM tenaga pendidik dan kependidikan tidak seperti angan. Istilahnya dalam bahasa Jawa adalah sak onone (apa adanya saja).
Nah itulah cita cita sederhana dari seorang pengelola TPQ yang memiliki harapan realistis, semoga ustadz ustadzah guru pengajar TPA bisa meraih lebih dari apa yang menjadi cita-cita ini.
Kalau target anda seperti apa? Silakan tuliskan dimana TPQ anda berada dan target anda apabila santri nantinya lulus dari TPQ. Maturnuwun dan wassalamu’alaikum.
Terima kasih atas informasi dan semangatnya, semoga menjadikan pemicu bagi kami untuk meningkatkan kegiatan TPQ di Masjid kami.
amiin, semoga Allah memberikan berkah dan memberikan kemudahan.