Perkara cilik dadi gedhe paribasane yaiku

Perkara cilik dadi gedhe paribasane

Paribasane perkara cilik dadi gedhe yaiku kriwikan dadi grojogan, artinya adalah perkara yang kecil atau remeh menjadi besar alias permasalahan yang serius peribahasanya adalah pancuran kecil menjadi grojogan.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, dalam bahasa Jawa, bukan hanya itu saja maknanya tentang hal permasalahan kecil (cilik) alias sepele remeh temeh yang menjadi besar.

Ada paribasan lain yang berbunyi “emprit abuntut bedhug. Yang artinya adalah burung pipit berekor bedug.

Ungkapan ini memiliki makna yang sama.
Yaitu emprit (araning manuk cilik bangsaning glatik, greja lan sak piturute) kang ana buntute (nduweni buntut) bedhug (araning têtabuhan wujude saèm. têtêg gêdhe (tmr. dianggo têngara sêmbahyang ing mêsjid);

Penjelasannya begini.

Emprit atau burung pipit yang merupakan sebutan untuk burung kecil sebangsa gelatik atau burung gereja dan lain sebagainya memiliki ekor bedug.

Bedug adalah sebutan alat yang ditabuh bentuknya bulat dan besar, biasanya menjadi penanda waktu sholat di masjid.

Kembali lagi ke paribasan yang pertama.

Kriwikan tegese yaiku kalen cilik. Dalam bahasa Indonesia kita bisa menyebutnya dengan parit atau selokan.

Paribasane Perkara cilik dadi gedhe

Kemudian kata selanjutnya adalah dadi grojogan.

Grojogan yaiku banyu sing mancur gumrujug (gedhe banget).

Dalam hal ini kriwikan alias kalen cilik dan emprit merupakan gambaran dari suatu hal yang kecil, remeh temeh, bukanlah sesuatu yang besar.

Namun kata selanjutnya yaitu dadi grojogan untuk kriwikan dan abuntut bedhug untuk emprit menggambarkan apa yang terjadi setelahnya.

Saat parit atau selogan berubah menjadi grojogan (air yang mengucur deras) maupun emprit berbuntut bedug merupakan gambaran dari perkara kecil atau remeh menjadi sesuatu masalah yang besar.

Maka apabila ada pertanyaan atau soal dalam Bahasa Jawa yang menanyakan tentang prakara cilik dadi gedhe paribasane yaiku bisa kriwikan dadi grojogan utawa emprit abuntut bedhug.

Hal ini merujuk kepada kriwikan alias parit tadi yang merupakan aliran air kecil dan kemudian berubah menjadi grojogan yaitu aliran air yang besar dan deras.

Begitupula dengan emprit alias burung pipit yang kecil namun berekor bedug, alat yang besar biasanya sebagai penanda waktu solat di masjid.

Demikianlah informasi mengenai paribasan Basa Jawa tentang hal kecil menjadi besar beserta penjelasannya dalam Bahasa Indonesia. namun saya sendiri merasa ini lebih cocok kalo masuk dalam kategori bebasan (bebasane).

alasannya karena memiliki arti atau makna sebagai pemisalan, adapun paribasan merupakan ungkapan yang artinya adalah wantah atau apa adanya, misalnya ana catur mungkur, dan lain sebagainya.

Maturnuwun sudah mampir, salam kenal, wilujeng dalu dan wassalamu’alaikum

Mumtaz Hanif

salam blogger

Tinggalkan Balasan