Ora Tembung ora Lawung tegese

tulisan aksara jawa ora tembung ora lawung

Ora tembung ora lawung tegese Nyilih barang liyan tanpa nembung luwih dhisik, nyilih ora nembung. Secara harfiah yaitu tidak izin, tidak bersuara keras, maknanya adalah meminjam barang milik orang lain tanpa izin lebih dahulu.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, di kalangan santri pondok pesantren mengenal istilah ghasab, yaitu meminjam tanpa izin. Dalam Bahasa Jawa ada juga paribasan untuk situasi ini. Yaitu keadaan pinjam barang tanpa izin lebih dahulu.

Bagaimana ungkapan atau unen-unen Paribasan bahasa Jawa ini bisa mempunyai arti yang sama dengan ghosob?

Mari kita membedah apa maksud dari paribasan ini dengan mengetahui makna dari setiap tembung atau kata – kata didalamnya.

Ora tembung tegese yaiku ora ngucapake ing tembung (tetembungan) artinya tidak mengucapkan atau mengatakan kata-kata (untuk meminta izin, pinjam dan lain sebagainya)

Ora lawung tegese yaiku ora ana swara kang seru. Lawungan utawa lelawungan tegese yaiku nywara seru, kacocogna karo tembung tumlawung. Jadi arti lawung adalah suara yang keras (bisa anda dengar).

Dari sini kita mengetahui bahwa dalam paribasan ini ada suatu keadaan tidak adanya minta izin (ora nembung) dan juga ucapan yang bisa didengar yaitu ora lawung.

Dalam hal apa?

Yaitu dalam hal mengambil barang atau meminjam sesuatu milik orang lain. Jadinya makna ungkapan ini adalah pinjam tanpa izin alias ghosob.

Tuladha ukara ora tembung ora lawung lan tulisan aksara Jawa

Untuk tulisan dalam aksara Jawa Hanacaraka bisa anda lihat pada gambar ilustrasi artikel ini.

Dalam penjelasan yang lain menyebutkan bahwa maksud atau arti dari paribasan ini adalah Njejupuk apa-apa tanpa nembung dhisik. Artinya yaitu mengambil sesuatu tanpa minta izin terlebih dahulu. Intinya sama saja yaitu ghosob.

Berikut adalah contoh kalimat atau tuladha ukara nganggo tembung ana ing ndhuwur lan tegese (artinya) dari Basa Jawa kedalam Bahasa Indonesia.

Senengane bocah kuwi ora tembung ora luwung menawa nganggo sandal. Artinya adalah : Anak itu sukanya meminjam tanpa ijin apabila memakai sandal.
Contoh lain misalnya di rumah seseorang ada cangkul yang berada di halaman depan rumah. Ada tetangga yang memerlukannya untuk membuat jogangan. Karena tidak ada orang maka tetangganya ngambil cangkul ini tanpa sepengetahuan pemiliknya. Hal seperti ini cocok dengan ungkapan paribasan sebagaimana diatas.

Demikian sekedar menambah pengetahuan tentang basa rinengga (kata Indah) dalam khazanah sastra Jawa, maturnuwun sudah mampir, wassalamu’alaikum.

Mumtaz Hanif

salam blogger

Tinggalkan Balasan