Kemampuan membuat soal Guru TPQ memprihatinkan santri tidak ujian

ujian-TPQ

Analisa tentang kemampuan pengajar Taman Pendidikan Alquran dalam hal pembuatan soal ujian dan dampaknya terhadap perkembangan lembaga TPA dan santri.

pontren.com – assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, tulisan ini tidak bermaksud mengusik keikhlasan para ustadz ustadzah yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikiran demi mengajar baca tulis alquran untuk anak anak TPQ.

Akan tetapi merupakan gambaran kondisi dan harapan semoga ada uluran tangan dari pihak pihak yang berkompeten, misalnya KUA, Kantor Kementerian Agama Seksi PAKIS atau PD Pontren, Bidang PD Pontren Kanwil Kemenag sukur sukur dari Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI, juga dari kalangan pengelola intern TPQ yaitu Badko TPQ pada masing masing jenjang baik Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat.

Uluran tangan ini bukan bersifat materiil, akan tetapi lebih pada support kongkrit pengadaan soal-soal ujian semester maupun mid dan soal ujian nasional sebagai standar munaqosah kelulusan santri TPQ.

Kegiatan TPQ yang tradisional dan monoton selama bertahun tahun.

manajemen TPQ
macam macam pedoman penyelenggaraan pendidikan islam

Pada saat membaca tulisan di media tirto, saya mendapati kalimat yang mengatakan suatu pengecualian dengan penggunaan kalimat yang menarik.

Kalimat ini adalah abuse of sampling atau contoh yang bias.

Maksudnya yaitu contoh yang hebat akan tetapi tidak menggambarkan secara nyata tentang sesuatu.

Sama seperti jika ada orang yang membantah bahwa TPQ sudah maju, tertata dengan baik, rapi, mengadakan ujian mid dan semester secara teratur, pasca semesteran selalu ada pembagian raport. Contohnya adalah TPQ al Mutoharoh, misalnya.

Nah ini merupakan gambaran dari contoh yang bias, dimana hal yang terbaik disebutkan sebagai sampling akan tetapi contoh yang dipakai tidak memberikan gambaran umum mengenai kondisi TPQ, walaupun TPQ yang maju hebat dan keren itu memang nyata adanya (tapi hanya ada berapa biji di setiap kecamatan?).

Saya kira kebanyakan pengelolaan TPQ masih tradisional monoton tanpa adanya inovasi seperti banyak yang saya lihat di beberapa lembaga.

Maksudnya tradisional monoton gimana?

Ya begitulah,

  • santri datang,
  • santri disuruh menata ruangan, diminta mengumumkan loud speaker (jika TPQ dimasjid) kemudian ustadz datang,
  • pembukaan diisi dengan hafalan dan doa, sedikit materi pembelajaran,
  • kegiatan privat semaan,
  • anak anak dikumpulkan untuk doa bersama, sedikit materi,
  • penutup.

Lha memang TPQ biasanya atau hampir semua seperti itu khan?

Yups benar, memang pola dasarnya seperti itu, yang ketradisional dan monotonnya setiap masuk dan pembelajaran selalu dan selalu seperti itu.

Lebih menekankan lagi tradisional dan monoton TPQ yaitu saya tambahkan ada yang lebih mendingan dengan mengadakan kegiatan lomba.

Nah ini yang sangat jarang terjadi yaitu membuat agenda rutin yang terjadwal yaitu kegiatan ujian semseteran dan pembagian raport setiap semesternya.

Pertanyaannya, apakah TPQ anda telah melakukan hal ini secara rutin?

Jika iya, selamat, menurut saya lembaga anda sudah 1 level lebih baik.

Jika belum? Mari bagaimana caranya supaya dapat naik tingkat pada pengelolaan lembaga yang lebih baik.

Alasan TPQ tidak melaksanakan ujian semesteran secara rutin

Ada 2 hal pokok yang mendasar kenapa kegiatan evaluasi pembelajaran yang mestinya ada, ternyata tidak dapat diaplikasikan pelaksanaanya di lembaga Taman Pendidikan alquran.

Dua hal tersebut adalah;

  • Kemampuan guru dalam membuat soal ujian yang kurang
  • Tidak adanya support soal dari lembaga atau instansi yang berkompeten

Kemampuan guru yang kurang dalam membuat soal ujian semester

Harus disadari, tidak semua pengajar pada TPQ berlatar belakang pendidikan S1 bidang pendidikan, banyak yang merupakan lulusan SMA ataupun Pondok pesantren dan juga sarjana strata satu diluar disiplin ilmu pendidikan.

Dengan latar belakang ini sehingga disiplin ilmu dalam bagaimana serta seperti apa membuat soal soal ujian TPQ yang berbobot sesuai usia santri dan kurikulum TPQ merupakan sesuatu yang tidak mudah.

Masih ada satu lagi masalah yaitu berkenaan dengan kemauan dan niat, dimana meskipun ada secercah keahlian, akan tetapi jika tidak ada niat yang tinggi dan kemauan serta semangat membuat soal ujian maka pelaksanaan evaluasi pembelajaran hanya sampai batas keinginan saja tanpa ada pengejawantahan.

Tidak ada supply dari lembaga atau instansi terkait

tokoh-TPQ

Yang saya maksud disini adalah bantuan pengadaan soal, tidak harus sampai pada percetakannya, tapi master soal yang komprehensif menurut saya sudah mencukupi bagi Lembaga TPQ untuk memanfaatkannya.

Master soal ini dapat diupload oleh lembaga dimaksud pada website atau blog sehingga bagi para pengelola dapat mengunduhnya kemudian menggandakan soal ujian sesuai dengan jumlah santri.

Sayang sangat disayang, sampai saat ini saya belum pernah menemukan soal-soal mid maupun ujian semester apalagi munaqasah dari lembaga yang berkaitan langsung dengan TPQ.

Yang pernah saya dapatkan master soal resmi disusun oleh orang orang yang berkompeten adalah soal ujian semester madrasah diniyah takmiliyah dari Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah.

Dan saya melihat antusiasme pengelola dengan adanya bantuan soal ini, diujikan kepada santri sehingga menunjukkan profesionalitas pengelolaan lembaga sehingga menambah kepercayaan orang tua untuk menyemangati anak belajar pada madin.

Sayangnya hal ini (pembagian soal ujian yang dibuat oleh kalangan yang berkompeten) belum pernah terjadi sepanjang yang saya ketahui.

Dampak baik jika ada pelaksanaan ujian pada TPQ secara berkesinambungan

Hemat saya, jika anak anak dilakukan evaluasi dengan pembelajaran maka banyak manfaat yang dapat dipetik oleh lembaga TPQ yang diantaranya adalah;

  • Guru semakin mengetahui kemampuan santri dan mendapati dimana kelemahan anak anak dalam pelajaran ;
  • Adanya ujian akan menuntut adanya nilai pembelajaran yang tertuang dalam raport, sehingga keberadaannya dapat dibagikan kepada orang tua sebagai tolak ukur laporan kegiatan belajar mengajar;
  • Ujian dan rapotan akan meningkatkan pandangan orang tua dan masyarakat termasuk takmir masjid tentang profesionalitas pengelolaan TPQ, yang tentunya menjadikan kalangan pemuka agama lebih memperhatikan TPQ dalam hal pendanaan.

Itulah 3 hal yang setidaknya menjadi manfaat yang dapat diambil jika lembaga TPQ dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan evaluasi pembelajaran berupa ujian diikuti pembagian raport secara rutin setiap semesternya.

Demikian opini kali ini, wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Ibnu Singorejo

Postingan baru : Kami usahakan Jadwal hari Senin dan Jumat akan ada tambahan postingan artikel baru. Terima kasih sudah menyimak. saran dan kritik serta sumbangan artikel kami tunggu. contact info : cspontren@yahoo.com twitter : PontrenDotCom FB : Gadung Giri

Tinggalkan Balasan