Ngaru Napung Tegese (Tembung Pepindhan)

ngaru napung tegese yaiku

Ukara unen – unen tembung pepindhan sing unine ngaru napung tegese yaiku anggone nyambut gawe polahe ora leren-leren siji mari ditandangi, sijine kudu enggal ditandangi maneh.

Ungkapan ngaru napung artinya maksudnya maknanya yaitu dalam bekerja polahnya tidak beristirahat, satu selesai dikerjakan, satunya lagi harus segera dikerjakan.

Bagaimana bisa pepindhan ini memiliki makna seperti itu? Untuk mengetahuinya maka perlu kita menyimak situasi cara memasak atau menanak nasi pada jaman dahulu setidaknya era 80 atau 90 an.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, pada jaman sekarang, menanak nasi kebanyakan menggunakan magic jar dengan listrik sebagai sumber dayanya.

Jadi sangat mungkin anak-anak masa kini atau jaman sekarang tidak pernah melihat bagaimana cara memasak dengan menggunakan kompor atau pawon kayu bakar.

Kalau belum mengetahui caranya, maka sangat mungkin tidak paham apa itu cara memasak nasi dengan ngaru dan napungake sega (menanak dan menapungkan nasi).

Dalam Bahasa Jawa, ngaru yaiku ngudheg lan nyiram banyu (tmr. beras kang diedang). Artinya adalah mengaduk dan menyiram air untuk beras yang diliwet.

Sedangkan napung tegese yaiku ngesokaké beras karon ing kukusan. Artinya adalah memasukkan beras yang dikaru tadi kedalam kukusan atau dandang atau wadah untuk memasak.

Biasanya pada jaman dahulu orang mengaru beras menggunakan kendhil, sedangkan saat napung memakai kukusan atau dandang.

Jadi proses ngaru dengan napung ini harus berkelanjutan, tidak bisa beristirahat sejenak. Setelah selesai mengaru nasi, selanjutnya nasi harus dimasukkan kedalam kukusan atau dandang (napungake) secara langsung tanpa jeda.

Tujuannya napungake beras sakbubare ngaru agar nasinya menjadi enak dikonsumsi.

Pepindhan ngaru napung Tegese

Dari proses menanak nasi menggunakan metode lama ini kita mendapatkan gambaran kegiatan yang tanpa jeda.

Yaitu setelah selesai mengaru beras (mengaduk dan memasukkan air kedalam beras). Kemudian mengangkatnya (ngentas) beras yang dikaru ini, langsung memasukkannya kedalam kukusan atau dandang (napungake).

Karena tidak ada jeda atau kesempatan beristirahat, maka kegiatan menanak nasi jaman dahulu sebagai gambaran kerepotan seseorang yang nyaris tidak memiliki waktu untuk sejenak beristirahat. Yaitu selesai mengerjakan sesuatu, pekerjaan lainnya sudah menunggu untuk dikerjakan.

Penggunaan pepindhan ini misalnya untuk orang tua yang mencari nafkah menghidupi keluarganya, selesai mengerjakan sesuatu, pekerjaan lainnya sudah menunggu.

Kenapa begitu? Untuk memenuhi kebutuhan kehidupan dan nafkah.

contoh kalimat atau tuladha ukara : Wayah mangsa labuh ngene iki pegaweyane para tani ngaru napung. Artinya, pada saat musim labuh seperti ini, pekerjaannya para petani tidak ada habis-habisnya.

Yang jelas pepindhan ini untuk menggambarkan pekerjaan yang mengalir terus tanpa jeda waktu yang membuat sibuk seseorang sehingga sulit untuk sekedar selonjoran.

Demikian gambaran pepindhan tentang kesibukan sangat seseorang yang tidak ada jeda waktu istirahat, semoga membantu dalam memahami khazanah budaya sastra Jawa. Wassalamu’alaikum.

Mumtaz Hanif

salam blogger

Tinggalkan Balasan