Wartawan Media Online lokal HOBI asal copas?

Wartawan Online Hobi Copas lokal zaman now asal copas? Yang namanya blogger sedang bengong akhirnya saya iseng mencoba mengetikkan kata pada google. Untuk menelusuri apakah ada yang memakainya pada web maupun menjadi rujukan karya ilmiah.

pontren.com – assalaamu’alaikum, berdasar keisengan ini menemukan link tautan yang mengarah ke blog ini, aja juga tautan mati namun mencantumkan alamat rujukannya. Skripsi? Jurnal? Ada beberapa, kebanyakan mengambil informasi berkenaan pesantren, TPQ dan Madrasah Diniyah.

Lha ndilalah jebulnya bukan hanya blog pribadi yang dikelola secara personal yang copas tulisan ini, atau situs lembaga pendidikan, bahkan media online yang menginduk kepada media nasional juga melakukan hal serupa.

Beberapa tahun yang lalu saya membuat daftar pesantren terbaik di wilayah provinsi Jawa Tengah. Dengan perjuangan mengontak satu persatu kawan yang kita kenal yang bekerja pada Kemenag khususnya pondok pesantren.

Dari situ saya mendapatkan 3-5 nama pesantren pada masing masing kota kabupaten yang mereka anggap terbaik pada wilayahnya, dari situlah saya menyusunnya. Dan sekonyong-konyong media portal lokal mempublish ulang pada koran online mereka.

Wartawan Media Online lokal Copy Paste Persis tanpa basa basi rewriting?

Yang saya sayangkan, reputasi induknya yang sudah mempunyai nama besar koran pada wilayah jawa, khususnya Jabar (meski anaknya yang copas) mengambil dan menempelkan tulisan pada blog ini dengan mencapai kemiripan 90 persen (asumsi saya).

wartawan online suka copas
artikel full copas pada media lokal yang menginduk koran nasional

Saya baca mulai awal sampai akhir persis pleksek dengan kata kata yang ada pada blog ini.

tanpa basa basi copy paste.

Saya bilang a dia bilang a, saya nulis b dia juga nulis b, saya mengatakan disclaimer disitu juga bilang disclaimer.

Singkatnya saya menyimpulkan tulisan copasnya sangat identik dengan yang pernah saya tulis beberapa tahun sebelumnya.

Intinya bener bener copas 100 persen, hanya ada tambahan sedikit lipstik serta tautan dan apalah yang menurut saya pembaca akan menyimpulkan ini copas 100 persen jika melakukan komparasi tulisan.

artikel copas media mainstream koran online

sumber tulisan yang diedit penulisnya karena update informasi, sebelumnya identik dengan tulisan pada portal berita mereka

artikel blog dicopas

Kenapa pada tampilan gambar berbeda?

Karena saya melakukan update artikel, ada pembaharuan informasi dan saya ubah beberapa redaksinya, sebelum ada ubahan, halah persis tenan tulisane.

Wartawan Media Online lokal zaman now eranya copy paste karena praktis?

Melihat situasi ini kemudian saya menelusuri berbagai informasi dan tulisan media lokal yang menginduk pada media nasional, saya menyimpulkan untuk selain pemberitaan wilayahnya, kebanyakan berupa copas, comot sana sini.

Bahkan saya pribadi sampai prasangka buruk. Jangan-jangan dalam membuat artikel mengenai berita informasi NASIONAL INTERNASIONAL SPORT POLITIK PENDIDIKAN GAYA HIDUP KHAZANAH HIBURAN nyaris dibawah 10 persen hasil karya orisinil wartawan mereka atau kontributornya.

Ingat ya, ini media online lokal wilayah, bukan hanya sekedar blog pribadi, kalau blog mungkin masih maklum dengan manajemen tukang cukur, semuanya diurusi sendiri.

Lha media online berada pada jaringan media nasional melakukan model informasi yang menurut saya jauh lebih buruk dibanding dengan blogger personal.

Kenapa begitu? Modal copas doank!!!

Blogger Personal ada yang lebih sopan dalam Copas

Bahkan blog pribadi masih banyak yang malu malu untuk copas tulisan persis, mereka melakukan rewriting tulisan yang mereka sadur.

Lha ini, halaah bener bener malas dalam membuat artikel. Eh membuat artikel? Mengedit hasil karya orang lain saja mereka enggan.

Seandainya setiap tulisan yang mereka copas ada royaltinya, bisa saja media ini bangkrut karena banyaknya tulisan hasil ngopi paste dengan cara membabi buta.

Saya mengirim email kepada pegelolanya melalui alamat gmail situs mereka.

persaingan blogger

Alhamdulillah fast respon.

Singkat kata mereka minta maaf terkait artikel saya yang diembat wartawannya atau kontributornya.

Sebenarnya saya juga tidak peduli perihal tulisan dicopas. I don’t care, Cuma saya heran saja dengan kualitas tulisan pada situs media lokal. Jauh mendingan tulisan blogger mandiri yang sedikit serius menggarap blognya.

Jadi Kepo penghasilan wartawan kontributor media online lokal

Melihat tulisan yang nampak begitu garang dalam copas dan rendah orisinilitas tema maupun gaya menulis, saya jadi agak ingin tahu, memangnya berapa sih kontributornya mendapat fee?

Apakah memang memprihatinkankah?

Sehingga dalam membuat tulisan informasi asal comot dari blog pribadi atau media lain kemudian wes wes wes tempel di media online kemudian publis, sedikit basa basi mencantumkan sumbernya (ada yang tautan aktif, ada juga yang link mati).

Apakah memang para kuli tinta online ini kurang mendapat apresiasi dalam bayaran sehingga kualitas tulisannya begitu menyayat hati blogger partikelir?

Zaman dahulu saya begitu menghormati profesi wartawan. Bisa disebut merekalah dewa informasi dalam pemberitaan.

Apalagi berita informasi hal yang tidak adil dalam pelayanan masyarakat atau perbuatan pejabat yang melenceng dari aturan.

Saya pribadi yakin masih banyak wartawan seperti itu, sayangnya saat ini asumsi saya mulai banyak mendapat kikisan dari model tulisan media online lokal.

Bukan memandang informasi yang diberitakan adalah hal yang buruk atau tidak berkualitas. Bukan itu, tapi lebih kepada tidak percaya bahwa informasi yang dibuatnya bukan hasil nyolong (dalam arti copas).

Masuk Kategori Ghasab Artikel?

Kalau istilah santri adalah ghasab, pinjam tanpa izin, (memang anda menghubungi penulis sebelum publish artikel? Tidak juga khan? Saya pribadi juga merasakan artikel dijiplak dengan tautan yang tidak aktif.

Apapun itu, saya pernah menulis saingan blogger alam menulis konten di internet adalah media online nasional maupun lokal, dan saat ini menurut saya banyak media online yang bukan hanya menjadi pesaing, bahkan penggarong tulisan blogger kemudian ditempelkan pada portal berita mereka.

Kalau masih memakai sopan santun dalam mengambil tulisan sih masih mendingan, adakalanya ada juga yang asal gabrul nyomot sekenanya, tidak semua demikian, akan tetapi saya memandang model beginian juga tidaklah sedikit.

Entah malah ngelantur kemana omongan ini, pernahkah anda mengalami kejadian serupa dengan saya?

Obrolan email dengan Pengelola berita Online Lokal

Oh iya, urusan mengontak manajemen, kemudian saya beberapa kali dengan mereka saling mengirimkan email. Saya cenderung bertanya dan konfirmasi.

Lebih detilnya anda bisa membaca percakapan email sebagaimana berikut;

Saya
apa memang …(sensor) menghalalkan model informasi modal copas dari blog atau media lain dan mempublishnya hanya dengan sedikit sekali dalam editingnya ya?

mereka
Selamat siang. Mungkin untuk pertanyaannya bisa lebih dispesifikan lagi pak terkait pemberitaan (nama media). Karena kami punya prosedur sumber pemberitaan.

Saya
maksudnya apakah banyak informasi kebumen talk adalah hasil copas dari blog atau media yang lain? saya pribadi ada juga tulisan yang saya bikin tau tau nongol pada media ini.

Saya juga tidak terlalu mempermasalahkan juga, tidak ambil pusing mengejar copas tulisan pada blog saya.

hanya saja yang mengherankan, ini khan termasuk media yang lebih serius daripada blog pribadi. masa tulisan saya di copy hampir mentah mentah, istilahnya 90 persen sama persis, cuma ditambah sedikit lipstik saja.

oh iya prosedur pemberitaan anda seperti apa? coba kalau boleh saya baca supaya bisa saya paham kenapa hasilnya seperti itu.

catatan saja, sebenarnya saya kurang begitu peduli juga tulisan saya dicopas, i dont care.

Cuma heran saja menurut saya media ini (tetoot sensor) bukanlah blog pribadi, kenapa malah parah dalam mempublish informasi ambil dari situs atau blog lain?

adakalanya ada blogger yang lebih rapi dalam memposting ulang tulisan dari orang lain.

Iseng tanya Profesionalisme dan ganti rugi Media yang ketahuan Copas

apakah ini kurang spesifik? jangan tanya tulisan apa yang dicopy, kasian saja nanti anak buah sampean yang ngopi paste 😀

Mereka
Apabila terdapat artikel yang menurut bapak sama kami mohon maaf pak. Terimakasih atas segala masukan yang disampaikan pak.

Semoga bisa menjadi evaluasi media kami. Terimakasih

saya
saya tidak mempermasalahkan artikel juga sih, zaman sekarang mau sambat artikel dicopas juga percuma, jadi saya rileks rileks saja. jadi tidak perlu minta maaf

Mereka
Kebumen Talk menginduk ke (tetooot). Jadi terkait seperti itu bisa menghubungi (nama Koran induknya).

saya
prosedurnya seperti apakah?

Mereka
Bisa buka (media induknya) Disitu ada email dan cp yg bisa dihubungi

Saya
oalah saya harus nanya ke pihak yang lain selain anda ya.

sekarang saya tanya, kalau wartawan anda melakukan kesalahan dan menyalahi standar prosedur sumber berita, apakah yang manajemen lakukan? sekedar minta maaf atau ada tindakan ganti rugi secara profesional kepada pihak yang dirugikan?

Sayangnya sampai disini mereka tidak segera menjawab. Nanti kalau ada respon saya kabarkan kepada pembaca yang budiman. Wilujeng siang, wassalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Mumtaz Hanif

salam blogger

Tinggalkan Balasan