Anak Gampang Ngambek

entry data EMIS
mencoba bertahan

Pada suatu saat sedang santai ditemukan coretan yang awalnya agak susah dipahami karena terdapat dua buah tulisan yang sepertinya di tuliskan oleh anak-anak berusia hampir 7 tahun dan oleh ibunya.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, Ternyata coretan dalam kertas itu adalah suatu chatting secara menulis manual di kertas antara seorang mama dengan anak perempuannya yang bernama Zahra. Tulisan coretan tersebut seperti dibawah ini.

Mungkin anda agak kesulitan memahami tulisan si anak. tulisan diatas berbunyi :

“ibu sayang zahra”. (si anak bertanya apakah ibu sayang kepadanya)

“kalau tidak zahra sudah besar nginep di hotel” (maksudnya adalah kalau ibu sudah tidak sayang, sekarang zahra sudah besar. zahra bisa nginep di hotel. idih dipikirnya tidur di hotel tidak bayar 😀 .

“Tulis apa sayang” (dia meminta ibunya untuk menulis apakah ibunya sayang atau tidak kepadanya).

Selanjutnya sang ibu membalas tulisan anak seperti yang tampak di kertas.

Setelah dijawab oleh ibu bahwa ibu sayang kepada zahra. kemudian Zahra menulis

“zahra tulis”

“aku sayang ibu bapak”

“adik minta maaf” (dia minta maaf kepada adiknya).

“ibu mumtaz tidur” (memberi tahu ibunya kalau adiknya sudah terlelap)

“aku tidur juga. sayang ibu bapak”

sibling rivalry
seorang kakak sedang memangku adiknya saat bermain didepan rumah

whatsapp manual via kertas diatas terjadi karena ada kejadian sebelumnya.

Dimana anak bernama Zahra menggoda adiknya yang berakibat sang adik menjadi marah marah dan melemparkan barang barang. sang adik diperkirakan berumur 4 tahun.

Melihat hal itu ibu nya memarahi zahra dan menyuruhnya untuk tidak menggoda adiknya karena adiknya mengalami speech delay yang kebanyakan berakibat lebih hiperaktif dalam bertingkah laku.

Setelah beberapa saat Zahra nada ngambeg dan merasa sebagai anak yang tidak disayangi karena dimarahi ibunya.

Penyebab anak ngambek dan marah marah

Sibling rivalry. Bisa jadi hal di atas terjadi karena anak mengalami sibling rivalry yang merupakan hal wajar terjadi kepada anak usia 5-11 tahun.

Sibling rivalry adalah suatu lomba atau persaingan antar saudara dalam rangka kompetisi mendapatkan kasih sayang. bisa dengan menggoda saudaranya atau cemburu atau perlakuan kasar lainnya. pada usia ini (6-7 tahun)

Memerlukan perhatian. Dengan kesibukan orang tua nya kemudian anak merasa kesepian dan kurang banyak interaksi jiwa dan raga menjadikan anak perlu perhatian. Apalagi jika ada adik kecil

Frustasi. Karena antara keinginan dan kemampuan serta kecerdasannya belum seimbang

Lingkungan Baru. Kadang kala anak merasa asing dan tidak nyaman dengan lingkungan yang baru sehingga anak menjadi rewel dan ngambeg. sering terjadi ketika arisan keluarga di tempat family yang belum pernah dikunjungi.

Terlalu Banyak Larangan. Hal ini menjadikan anak tidak punya penyaluran energi anak anak sehingga yang terjadi adalah menjadi gumpalan emosi yang meledak ataupun ngambek karena keinginannya banyak yang tidak terpenuhi.

Sakit, tidak nyaman ataupun kecapean. Ada juga anak yang menjadi mudah marah ketika sedang sakit ataupun karena kondisi yang capek. terutama pada kondisi tidak nyaman adalah hal limrah membuat anak semakin gampang marah atau ngambeg.

Cara Mengatasi Anak Cepat Ngambeg

Berikut informasi yang saya kumpulkan cara mengatasi anak yang ngambeg dari berbagai sumber. saya kira semuanya sangat baik, namun yang susah adalah mempraktekkan secara konsisten tips serta kiat dalam mengatasi anak marah karena sesuatu hal.

Peka dalam memahami perasaan buah hati

Adakalahnya anak ingin tahu suatu hal, akan tetapi kemampuan sang anak tidak sekuat keingintahuannya.

Umumnya ini imengakibatkan sang anak menjadi sangat kesal ata hanya kesal dan membawa ke jalur anak menjadi frustasi. Dalam pengungkapan rasa frustasi dengan marah ataupun ngambeg.

Apabila seperti ini yang terjadi maka disarankan untuk dimulai pemahaman terhadap perasaan putra atau putri serta hal yang menjadi kebiasaannya.

Termasuk kesukaan dan hal yang tidak disukainya. Serta hal keteraturan dia yang terjadwal.

Seperti makan, waktu tidur, beribadah. Selanjutnya dimulai proses pengenalan yang baru yang lebih teratur dan baik, cara memaksa harus dihindari.

Selanjutnya memberikan pilihan dalam melakukan dan dengan cara perlahan melihat kondisi anak. Jika anak sudah terbiasa dan menyukai maka sudah tidak perlu lagi disuruh dalam melakukan hal yang baik.

Berkomunikasi dengan baik

Sudah biasa kita melihat anak dengan orang tua kurang terjalin komunikasi yang baik.

Hal ini berbuntut pada saat anak akan menyampaikan suatu hal kepada orang tua, sehingga ketika anak ingin menyampaikan sesuatu kepada orang tuanya ia mengalami kesulitan dan bentuk kekesalan hatinya atau ungkapan protes kepada orang tuanya dia tunjukkan dengan cara amarah, merajuk atau bahkan merusak mainan maupun barang.

Dengan begitu hendaknya dibangun komunikasi yang hangat dan baik serta tidak memberikan sekat dengan mereka, anak dianggap sebagai anak bukan sebagai objek yang disuruh suruh mentaati atasan.

Melalui jalinan komunikasi yang baik serta mendapatkan kepercayaan anak dalam menyampaikan keinginan yang baik bisa semakin mendekatkan anak dalam penyampaian apa yang menjadi keinginan dia.

baca :

Dengan Pelukan

Hal yang remeh bisa mengakibatkan anak merajuk dan meledak. Bisa jadi hal sebenarnya yang terjadi adalah karena faktor kurang kasih sayang maupun perhatian karena kepadatan aktivitas baik pekerjaan atau malah karena orang tua yang asyik bermain handphone.

Mengakibatkan kedekatan secara fisik berangsung berkurang dan juga kedekatan secara naluri dan perasaan.

Menjadikan timbul perasaan dari anak bahwa orang tua sudah tidak sayang lagi dengannya. Maka pelukan ikhlas dan tidak lebay serta dibuat buat bisa jadi harapan anak-anak,

Meski adakalanya anak-anak kadang malu atau keki ketika di peluk di hadapan temannya, sehingga ada baiknya pelukan dilakukan pada saat berduaan.

Membiasakan memberikan ciuman yang tulus ketika mau memulai aktivitas, ketika kondisi mereka sedang tidak fit mendorong memberikan perasaan tenang pada anak-anak serta dampak psikologis yang baik.

Membuat aturan yang masuk akal

Anak kecil umumnya belum punya keberanian (atau mungkin kemampuan?) untuk mendebat ayah atau ibunya.

Walaupun pada saat anak sangat ingin melakukan suatu hal.

Namun tetapi dengan aturan larangan dari orang tua menjadikan anak adakalanya merasa sebagai anak yang tidak dipercaya dan terbatas ruang gerak dalam berkegiatan.

Dengan diberikan alasan logis serta penyampaian yang baik serta jauh dari intimidasi akan lebih baik.

Selain itu dikemukakan alasan pelarangan suatu hal yang memberikan gambaran jika hal ini dilakukan akan berakibat berbahaya, disebutkan dampak bahaya nya secara jelas serta resiko yang bisa terjadi.

Tentunya tidak dilupakan penyampaian yang baik dan tegas tanpa kesan intimidatif..

Memberikan Suri Tauladan yang Baik.

ibu dan anak bertengkar ilustrasi

Anak anak adalah masa peniru yang baik. Kadang kala gaya berjalan orang tua pun secara tidak sadar ditiru oleh sang anak.

Sehingga selain sikap bahasa tubuh, olah emosi serta penyampaian pemilihan kata dan pengaturan emosi akan sangat mungkin di copy oleh sang anak.

Sehingga bisa dikatakan secara umum bahwa apa yang kamu lakukan maka anak anak kemungkinan besar juga akan berlaku seperti itu. Satu hal lagi, pernahkah anda menyesal setelah anda memarahi atau mencubit bahkan memukul anak anda?

Dan kemudian anda menyadari bahwa anda melakukan itu sebenarnya bukan karena kesalahan anak, akan tetapi pelampiasan emosi anda karena tekanan pekerjaan rumah tangga? Sedang ada permasalahan dengan suami? Ataupun sedang kesulitan secara keuangan?

Bersikap tenang dan menata diri untuk tidak gugup

Hal yang sering terjadi adalah anak memanfaatkan situasi ketika sedang berada di keramaian untuk mempermalukan orang tua mereka ketika tidak dituruti keinginannya.

Misalnya membeli mainan. Atau kadang anak sengaja berulah tanpa ada sebab musababnya, bisa jadi karena kekecewaan dirumah dilarang ini itu atau keinginan yang tidak kesampaian.

Pada situasi ini sebaiknya menghela nafas sejenak menenangkan diri, kemudian melakukan hal terbaik untuk mengatasi anak dengan elegan.

Entah membujuknya untuk diam dengan cara yang baik ataupun membawa anak ke lokasi yang menjauh lebih tenang tanpa perlu umpatan ataupun tindakan fisik yang menyakiti anak secara tubuh dan jiwa.

Sulitnya antara teori dan pelaksaan

zahra nada

Satu hal lagi, dalam penanganan anak, pastinya kadang kala bukan hanya anak anak yang kelewat batas, bahkan orang tua pun bisa jadi pernah melewati batas dalam mendidik sang anak.

Sudah banyak teori yang di baca dan diketahui, akan tetapi bisa dimungkinkan karena sang anak yang sangat atraktif ataupun kurangnya usaha orang tua dalam meredam emosi diri.

Sehingga seringkali melakukan tindakan diluar teori dalam menghadapi anak. Itulah hidup. Semoga selain bisa membaca, melakukan share artikel, kita juga bisa semangat dan gigih dalam praktek apa yang kita share entah di facebook atau di whatsapp maupun twitter.

Sebenarnya bagus juga bisa membaca banyak dan mengetahui bermacam teori dalam menghadapi anak.

Namun tetapi diluar itu ternyata praktek yang nyata dari teori yang telah ada akan lebih berguna daripada seribu ilmu tanpa ada yang dilakukan.

Mungkin bisa satu teori untuk bersikap ramah kepada anak (tentunya ramah dalam batasan yang baik) akan lebih beh bermanfaat ketimbang hanya mengetahui teorinya. Yang nulis bagaimana? Ya kadang kala tidak singkron antara teori dan perbuatan, akan tetapi mencoba meminimalisir hal yang kurang baik.

Zahra Nada

Santri kelas 1 PKPPS Wustha pada Pondok Pesantren Darul Mubtadi-ien Kebakkramat Karanganyar

Tinggalkan Balasan