Tembung panyandra Pangandikane
Tembung panyandra pangandikane, tegese, tuladha ukara, contoh kalimat dalam bahasa Jawa dan artinya kedalam Bahasa Indonesia.
Dalam bahasa Jawa arti pangandikan artinya adalah perkataan, bicaranya, merupakan kata atau tembung krama inggil dari kandha.
Kandha tegese yaiku clathu, crita, gunem, yang artinya adalah ucapan, cerita, bicara dan lain sebagainya.
Untuk tembung ngalem, atau memuji (candrane), memberikan pujian dalam cara berbicara ataupun isi pembicaraan ada 2 macam.
Yang pertama yaitu yang hebat menggelegar, dan satunya lagi berupa perkataan yang menyenangkan
Jadi dalam Basa Jawa, tembung panyandra pangandikane yaiku sepet madu utawa kaya mbelah-mbelahna bumi.
Yang pertama adalah candrane pangandikan yaiku sepet madu, bisa juga masuk dalam kategori jenis tembung sanepa.
Yaitu menyangatkan sesuatu dengan kata yang sebaliknya.
Kata sepet memiliki arti yang tidak enak, orang tidak menyukainya. Adapun madu adalah rasa yang manis menyenangkan bagi kebanyakan orang.
Jadi tegese panyandra pangandikane sepet madu yaiku ngendikane manis banget.
Untuk yang kedua adalah pangandikan namun lebih kepada intonasi tinggi rendahnya suara yang dikeluarkan.
Jadi dalam panyandra bahasa Jawa, pangandikane atau swarane kaya mbelah-mbelahna bumi. Tegese yaiku swarane banter banget, artinya yaitu suaranya sangat keras.
Jika merujuk kepada jenisnya maka masuk dalam kategori panyandra solah bawa (tingkah laku, tindak tanduk).
Untuk ungkapan kadya mbelah-mbelahna bumi bisa masuk juga dalam tembung pepindhan. Yang artinya adalah memisalkan atau memiripkan.
Adapun pemisalannya adalah saking hebatnya suara yang keluar sehingga bagaikan hendak membelah bumi yang kita tempati ini.
Contoh kalimat panyandra pangandikane
Berikut adalah contoh kalimat tuladha ukara dalam Basa Jawa beserta arti dan terjemahnya kedalam bahasa Indonesia.
Aku nduwe kancaku Asti Setyorni ayu banget kadya dewi ratih, nek nyuwara pangandikane sepet madu.
Artinya adalah “Teman saya yang namanya Asti Setyorini sangat cantik bagaikan dewi ratih, apabila bersuara, omongannya sangat manis sekali.
Contoh lainnya misalnya yaitu pemimpin upacara suarane manteb banget, swarane kaya mbelah-mbelahna bumi.
Artinya, pemimpin upacara suaranya sangat mantab, suaranya bagaikan membelah bumi.
Demikian sekedar tambahan informasi mengenai bahasa Jawa. Maturnuwun sudah mampir, semoga saja benar apa yang kami tuliskan. Salam kenal dan wassalamu’alaikum.
Tinggalkan Balasan