apa tegese bebasan sandhing kirik gudhigen? Tegese yaiku Cedhak wong tumindak ala bakal katut ala. Artinya adalah berdekatan dengan anak anjing akan kena penyakit gatal-gatal, maksudnya adalah dekat dengan orang jahat akan ikutan jadi jahat juga.
Dalam ungkapan lain, ada yang mengganti kata anak anjing (kirik) dengan induknya yaitu tembung asu.
Sehingga ungkapannya menjadi sanding asu gudhigen .
Apa arti paribahasa jawa sanding asu gudhigen? Artinya secara harfiah yaitu bersanding dengan anjing akan kena penyakit gatal-gatal karena ketularan, maksudnya yaitu berdekatan dengan orang berperangai buruk akan menjadi buruk pula perilaku.
Dalam bebasan atau peribahasa ini adalah menggambarkan bagaimana pengaruh orang lain terhadap baik buruknya seseorang.
Jika kita akrab berkawan dengan orang jahat dan perangainya buruk maka akan ikutan menjadi berwatak jahat dan buruk pula perangainya.
Hal ini ibaratnya jika bersanding (sering dekat dekat) dengan anak anjing (kirik) ataupun induknya (asu) maka akan gudhigen.
Apa gudhigen?
Dalam istilah medis menyebutnya dengan penyakit prurigo, yaitu penyakit gatal-gatal pada kulit yang biasanya ada nanahnya dan berdarah.
Kenapa bisa penyakitan gudhigen? Karena kirik (anak anjing) ataupun induknya (asu) biasanya memiliki kutu dan ada penyakitnya.
Karena nyandhing atau berdekatan, potensi meloncat kutu dan menularkan penyakitnya sangat besar. Sehingga siapapun yang ada didekatnya akan kena gudhig atau gatal-gatal pada kulitnya.
Arti Peribahasa Sandhing Kirik Gudhigen
Ungkapan ini adalah bebasan bahasa Jawa yang memberikan peringatan kepada kita untuk berhati-hati dalam berkawan.
Dahulu saat sekolah SD, guru-guru menyampaikan untuk tidak memilih-milih dan membeda-bedakan teman.
Secara teknis nasehat itu ada benarnya. Namun pada masa sekarang, karena pengaruh teman atau orang dekat yang sangat besar, maka perlu memilah mana kawan yang berdampak baik dan teman yang mengajak keburukan.
Saya meyakini memilih kawan teman akrab yang baik adalah keharusan, dan menjauhi orang perangai buruk dan jahat juga sesuatu yang harus kita lakukan.
Meski begitu, dalam berinteraksi dan bersosial, tentu tidak membeda-bedakannya. Dalam artian semisal memberikan layanan atau waktu ngobrol, memberikan undangan dan lain sebagainya.
Jadi memilih teman yang baik adalah sesuatu hal yang sangat penting, namun perilaku tetap menghormati lainnya (meski tidak akrab) juga perlu kita perhatikan.
Demikianlah tembung bebasan kang ateges srawung Karo wong ala,ora wurung ketularan alane (bergaul dengan orang jahat pada akhirnya ketularan jahatnya) sing unine yaiku nyandhing kirik gudhingen. Maturnuwun sudah mampir, wassalamu’alaikum.