Gajah perang karo gajah kancil mati ing tengah tegese wong gedhe kang padha pasulayan, wong cilik sing dadi korban, artinya gajah berperang dengan gajah, si kancil mati di tengah-tengahnya.
Pasulayan tegese yaiku padudon, asale saka tembung sulaya kang ateges padu, geseh, ora cocog. dalam ungkapan lain memakai juga kata semut
Arti pasulayan dalam bahasa Indonesia yaitu pertikaian. asalnya dari kata sulaya (baca suloyo seperti kata orong-orong) yang artinya yaitu tidak cocok, tikai, gesekan.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, dalam sastra atau kata indah basa Jawa memiliki paribasan bebasan saloka yang sama artinya dengan peribahasa gajah bertarung sama gajah pelanduk mati di tengah tengah, apa arti ungkapan ini?
Artinya yaitu pertarungan dua orang yang kuat kan mengakibatkan korban dari kalangan yang kecil.
Dalam ungkapan lain menggunakan kata Gajah tumbuk karo gajah kancil mati ing tengah tengahe.
Tumbuk tegese yaiku tabrakan, adu, artinya adalah bertabrakan atau beradu. kira-kira seperti bertabrakannya kecelakaan mobil yang saling berhadapan.
Lanjut lagi. Maksudnya kuat bagaimana? bisa karena tinggi pangkat kedudukan, banyaknya harta benda, memiliki pengaruh yang kuat dan sebagainya.
Apabila dua kekuatan besar berselisih bahkan sampai dengan melakukan pertarungan maka akan banyak berjatuhan korban dari kalangan yang kecil.
Dalam Bahasa Jawa tegese gajah yaiku araning kéwan gedhe mawa tlalé sarta gadhing. Artinya adalah sebutan hewan besar memiliki belalai dan gading.
Karena tubuhnya yang besar maka hewan gajah dalam tembung saloka ini menjadi gambaran orang yang memiliki kekuatan yang besar, bisa berupa derajat pangkat, pengaruh, harta benda dan lain sebagainya.
Tegese kancil yaiku bangsaning kidang cilik. yaitu sejenis kijang yang kecil. Dalam bahasa Indonesia adalah pelanduk. Namun karena kuatnya dongeng, anak-anak lebih mengenal nama si kancil daripada pelanduk.
Perawakan yang kecil dari pelanduk atau kancil melukiskan keadaan orang kecil yang lemah apabila berhadapan dengan gajah, atau bahkan terjebak ditengah-tengah perkelahian hewan yang sangat besar ini.
Tegese Gajah Perang Karo Gajah Kancil Mati Ing Tengah
Saya memasukkan ungkapan ini kalebu jenise tembung saloka. alasannya karena menggunakan hewan untuk penggambaran perilaku manusia.
Dalam ungkapan ini hanya berupa maknanya saja, yaitu perumpamaan orang kuat yang gambarannya adalah gajah, sedangkan rakyat jelata atau wong cilik pemisalannya adalah si kancil atau pelanduk.
Meskipun hanya gambaran, namun dalam kata “mati” bisa juga berarti secara harfiah, ataupun mempunyai makna mendapatkan kesusahan.
Contoh adalah pertikaian antar kepala negara yang berakibat pertempuran. tentunya peperangan ini menyebabkan adanya tentara yang kehilangan nyawa. Jadi kata mati artinya memang benar-benar mati atau kehilangan nyawanya.
Lain lagi contoh misalnya adanya perang dagang antar negara, maka pedagang kecil, pengusaha yang belum mapan menjadi korban karena pertempuran antara orang besar.
Meski begitu, dalam dongeng cerita baik Bahasa Indonesia ataupun Basa Jawa umumnya menggambarkan kancil sebagai hewan yang cerdik dan memiliki banyak akal.
Selain pandai, kancil yang sebangsa kijang juga memiliki kelincahan yang sangat baik untuk menghindar ataupun lari dari peperangan gajah.
Saya sendiri agak bingung karena sekian purnama melihat film dokumenter tentang flora dan fauna, sepertinya belum menemukan kasus dokumentasi tentang pekelahian dua ekor gajah yang menyebabkan kematian seekor kancil.
Namun karena ini merupakan kata peribahasa atau saloka maka menjadi gambaran apabila ada orang-orang yang kuat dan berkelahi atau bertempur maka memang kenyataannya orang kecil rakyat jelata yang menjadi susah serta menderita. maturnuwun sudah mampir, wassalamu’alaikum.