4 Tahapan Pembelajaran Holistik (Holistic Learning) yaitu empirik, rasional, etik dan transendental. Catatan Doktor Zainal Arifin, M.S.I, salah satu jajaran pendidik atau Dosen pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tanggal 14 Juli 2017 di pulau Dewata Bali.
pontren.com – Assalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh, berikut ini catatan Dr. Zainal Arifin, M.S.I, monggo smpean simak : Suatu hari Prof Noeng Muhadjir pernah menjelaskan 4 tahap pembelajaran holistik yaitu ; empirik, rasional, etik, transendental.
berikut ini adalah penjelasan mengenai 4 tahapan pembelajaran holistik sebagaimana barusan yang sampean baca.
Pembelajaran Empirik (Tahapan Pembelajaran Holistik)
Pertama, pembelajaran empirik berbasis filsafat empirisme, yaitu mengenal ilmu-ilmu empirik dengan pengamatan melalui indera manusia.
Dalam kurikulum 2013, pembelajaran ini disebut dengan pendekatan Saintifik yang diawali dengan proses mengamati obyek.
Tahap Rasional (Tahapan Pembelajaran Holistik)
Kedua, Tahap rasional. Berbeda dengan pembelajaran empirik yang menekankan pada pengamatan objek secara langsung dengan indera, pembelajaran rasional berpusat pada akal [logika] atau dikenal dengan pembelajaran kognitif.
Basis pembelajaran rasional adalah filsafat rasionalisme yang menekankan pada pengetahuan logik [masuk akal].
Pembelajaran Etik
Ketiga, pembelajaran etik, berbasis pada filsafatetika dan humanisme. Proses pembelajaran ini lebih menekankan pada etika/humanisasi atau bagaimana berperilaku baik dengan alam.
Dalam kurikulum 2013 biasa disebut dengan sikap sosial.
Sikap ini bisa dikembangkan bukan hanya berbuat baik sesama manusia tapi juga alam [rahmatanlilalamin]
Tahap Transenden
Keempat, tahap transenden. Dalam kurikulum 2013 bisa dikatakan sebagai sikap spiritual. Yaitu bagaimana seorang guru dapat mengambil nilai-nilai spiritual dalam setiap pembelajaran.
Konsep pendidikan holistik Prof Noeng Muhadjir yang dapat saya kembangkan adalah bagaimana setiap pembelajaran, setiap guru [dosen] dapat memulainya dari tahap empirik. Yaitu mengamati benda.
Contohnya mengajarkan anak tentang bunga.
Dapat diawali dengan dilihatkan gambar bunga atau bahkan diajak ke kebun bunga. Agar dapat langsung menyentuh, memetik bunga [empirik].
Pada tahap kedua, rasional seorang guru dapat menjelaskan secara rasional tentang apa itu bunga, bagaimana bunga itu dapat hidup dan macam-macam bunga [rasional/pengetahuan].
Pada tahap ketiga [etik], guru dapat mengambil nilai etik agar anak dapat merawat, memupuk, dan menyiram bunga agar dapat hidup sebagaimana manusia juga butuh makan dan minum.
Dan, pada tahap puncak [transenden] guru dapat menjelaskan bahwa sebenarnya bunga merupakan bagian makhluk ciptaan Allah.
Bunga juga punya cara sendiri dalam mengabdikepada Allah, sehinggamanusia juga harus memelihara bunga agar tidak rusak atau mati.
Demikian sumbangan tulisan dari salah satu pengajar pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang dikirim melalui whatsapp. Maturunuwun pak dosen, akhirnya wilujeng enjang, wassalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.