Salat tarawih Masa Pandemi dengan Prokes di Pokoh Tasikmadu

Salat tarawih Masa Pandemi dengan Prokes di Pokoh Tasikmadu

Salat tarawih masa pandemi. Tak terasa pada ramadan tahun 2021 masehi 1422 hijriyah kali ini wabah pandemi covid-19 sudah berjalan lebih satu tahun. Saya ingat waktu itu pada tahun sebelumnya (2021) suasana puasa dan lebaran begitu mencekam.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh, sampai-sampai pada waktu itu saya membuat tulisan reportase tentang kampung saya mendapatkan protes keras dari sebagian warga.

Entah apa dia sudah membaca isi berita atau belum, yang jelas ada yang komplain, sampai ada beberapa pemuda dan ketua karangtaruna yang datang ke rumah supaya saya menurunkan berita pada blog ini.

Memang judulnya agak provokatif, dalam artian agak susah menjabarkan situasinya saat itu, saya kasih judul saja lock down, padahal kala itu yang ada adalah larangan orang luar masuk ke kampung. Akan tetapi orang kampung bisa saja keluar masuk.

Karena situasinya seperti itu kemudian menimbulkan banyak komentar panas dari orang luar karena saya unggah di facebook ICK.

Kembali lagi ke tarawih masa pandemi covid-19 dengan menggunakan protokol kesehatan. Hari pertama salat tarawih tahun ini saya bersama anak anak berangkat ke Masjid Miftaahul Jannah.

Letaknya di tengah perumahan kompleks Perum Puri Persada Hijau, biasa menyebut dengan perum PPH.

Sebelumnya sudah beredar pada grup erte mengenai penataan salat tarawih pada masa pandemi tahun ini. Intinya ada 3 yaitu jaga jarak, memakai masker dan pelaksanaan ibadah yang singkat.

Bagaimana singkatnya? Mari kita simak.

Salat tarawih dengan menjaga jarak dengan jamaah yang lain

Pada masjid sudah ada tanda silang, artinya tempat tanda x ini tidak boleh untuk jamaah duduk atau sholat, tujuannya agar ada jarak antara makmum satu dengan makmum lainnya.

Tanda X ini letaknya pada 1 tegel atau ubin yang kisaran ukurannya adalah 30 cm.

Jadi setiap 3 ubin akan ada 1 tanda silang sebagai pembatas untuk jaga jarak.

Pada keadaan biasa, maksudnya saat situasi aman terkendali, hari pertama puasa jamaahnya membludak sampai luar meskipun tanpa jaga jarak. Bahkan ada sebagian orang yang kesulitan tempat.

Pada masa korona ini karena ada jarak antar jamaah maka tentu agak susah untuk mengakomodasi semua warga.

Tetapi sepertinya tidak semua warga keluar untuk melaksanakan salat tarawih, ada juga yang berhati hati untuk tetap berdiam dirumah dan menjalankan ibadah pada kediaman masing-masing.

Menurut kiai Legendaris dusun Gadungan Girimulyo, dengan bertambahnya jumlah hari puasa, maka jamaah semakin meluber.

Maksudnya meluber sampai luar masjid. Akan tetapi luberan ini bukan karena masjid tidak mampu menampung jamaahnya, lebih tepat karena semakin banyak jamaah yang melaksanakan ibadah dirumah sehingga salatnya luber pada rumah masing-masing.

Memakai masker Salat Tarawih Masa Pandemi

Pada saat hendak melaksanakan salat isya, Bapak Sobari memberikan pengumuman dan mewanti-wanti kepada jamaah untuk menjaga jarak.

Juga mengingatkan semua jamaah untuk memakai masker.

Perihal masker, apabila ada jamaah yang kelupaan membawa dari rumah untuk menghubungi takmir masjid. Pesan pak Bari kepada jamaah untuk jangan keseringan lupa, eman eman masker masjidnya nanti jika habis banyak.

Saya melihat tidak ada satupun jamaah yang tidak mengenakan masker.

Melaksanakan Ibadah dengan cepat

Maksudnya dalam melakasanakan ibadah dengan cepat bukanlah membaca salat dan ruku super kilat (pernah lihat video sholat super cepat? Saya sudah).

Akan tetapi maksudnya adalah menghilangkan kegiatan yang biasa mengiringi salat tarawih ini supaya jamaah bisa segera pulang ke rumah masing-masing.

Adapun yang pada saat normal ada dan pada waktu pandemi ditiadakan adalah kultum (kuliah tujuh menit), dan jaburan.

Meskipun jaburan ditiadakan, perihal takjil masih tetap ada.

Selain itu ketiadaan kultum juga menghilangkan kegiatan kotak infaq yang berjalan antar jamaah. Sebagai gantinya diletakkan kotak besar tempat untuk infaq jamaah area depan masjid.

Tujuaannya adalah untuk meminimalisir bersinggungannya antar jamaah satu dengan yang lainnya.

Sekedar cerita tentang salat tarawih pada masjid Miftaahul Jannah Pokoh Ngijo Tasikmadu

Masjid Miftaahul Jannah melaksanakan salat tarawih 11 rokaat dengan 4 rakaat salam kemudian 3 rekaat salat witir.

Malam pertama ramadan ini 4 rekaat pertama bacaan suratnya adalah an naba’ serta surat yang panjangnya setara dengan surat ini.

Kemudian pada 4 rokaat kedua dengan panjang surat yang lebih pendek.

Pada penutup salat alias sholat witir dengan bacaan surat surat pendek yaitu rekaat pertama surat al Kafirun, kemudian al Kautsar dan rakaat ketiga yaitu surat al Ikhlas.

Setelah salam kemudian pak Bari mengumumkan kepada jamaah untuk melaksanakan niat puasa dirumah masing-masing, selain itu pak Bari menyebutkan bahwa niat tempatnya ada pada hati.

Untuk malam pertama ramadan pada masjid Miftaahul Jannah Pokoh Baru Ngijo Tasikmadu ini para jamaah berniat puasa pada rumah masing-masing.,

Malam selanjutnya bisa bersama sama dengan takmir masjid sebagai pemandu niat seperti biasanya.

Nah demikian sebuah kisah tentang salat tarawih pada masa pandemi corona covid – 19 tahun 2021 Masehi/1442 Hijriyah sebagai kenangan.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat hidayat keberkahan kesehatan kepada kita semua. Wilujeng dalu, wassalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Tentang

salam blogger

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*