Pontren.com – Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Selamat siang para pembaca website dimanapun anda berada, semoga kesehatan dan kesejahteraan selalu dilimpahkan kepada anda sekalian beserta keluarga.
Kali ini mengutip dari instagram resmi milik Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Republik Indonesia tentang Keuntungan Belajar pada Pondok Pesantren.
Setidaknya ada 9 keuntungan bagi santri yang menimba ilmu pada ponpes dalam postingan IG ditpdpontren RI ini.
Berikut kesembilan keuntungan serta manfaat yang diraih oleh para murid yang sungguh – sungguh dan belajar dengan tekun pada lembaga pendidikan pontren.
Pertama, Ilmu yang dipelajari sambung sampai rasulullah, yaitu adanya sanad keilmuan yang terlacak semisal hadis maupun pelajaran dan juga tafsir yang jelas dalam sanad keilmuan.
Kedua, Mendapatkan pengajaran agama yang lengkap. Dengan banyaknya ustadz ustadzah kyai masyayikh yang menjadi guru di pesantren dapat menjadi rujukan jika ada pertanyaan ataupun hal yang kurang dipahami.
Juga dengan kedalaman pemahaman agama dari para pengajar membuat para santri mendapat pengetahuan yang lebih komplet jika dibandingkan dengan siswa yang belajar di sekolah umum.
Apalagi jika orang tuanya memilihkan pada sekolahan non muslim. Memang ada orang tua beragama Islam yang menyekolahkan anaknya pada lembaga non muslim? Ada dan tidak hanya sedikit.
Dan juga dimaksud lengkap yaitu perimbangan antara keilmuan dengan praktek ibadah yaitu adanya kewajiban mengaji pada waktu tertentu (misalnya ba’da magrib dan subuh) serta kewajiban sholat secara jamaah di masjid atau lokasi tempat yang sudah ditentukan oleh pengelola pesantren.
Ketiga, biasanya pesantren memiliki figur kyai yang sudah kenyang asam garam mengarungi kehidupan serta pengalaman spiritual yang beraneka macam.
Dengan berdekatan dengan kyai akan sedikit banyak mendapatkan paparan spiritual dari tokoh ini yang dapat menjadi penyemangat, sumber inspirasi atau juga penguat dalam menjalani kehidupan.
Keempat, belajar hidup sederhana, mandiri dan dewasa. Lingkungan pesantren umumnya mengharuskan santri untuk mengurus diri sendiri mulai dari menjaga barang, cuci baju, mengatur waktu belajar, istirahat, bermain dan lain-lain. Suasana ini membuat santri terbentuk kemandirian.
Juga kebiasaan berinteraksi dengan berbagai teman dengan sifat dan watak serta daerah yang berbeda menempa pendewasaan sikap santri bertoleransi dan seni dalam bergaul.
Kehidupan santri dalam satu asrama atau kobong serta pakaian yang relatif sama, termasuk menu makan di dapur umum menimbulkan kesederhanaan dalam jiwa santri karena kebiasaan untuk bersikap santai dalam urusan busana dan makanan.
Kelima, diajari sopan santun dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Utamanya pada pondok pesantren salaf yang menempatkan posisi Kyai dan keluarga ndalem dalam tempat yang tinggi.
Keadaan ini membentuk perilaku sopan santun menghormat kepada yang lebih tua ataupun yang berilmu lebih dalam yang terpola dan mendarah daging. Dengan meresapnya berperilaku sopan santun kepada ajengan atau kyai akan terbawa di kehidupan setelah boyong dari pesantren.
Keenam, berpenampilan sederhana tapi berpikiran maju. Seperti sebelumnya tentang kebiasaan pakaian dan menu makan santri akan menempa menjadi orang yang sederhana.
Walaupun sederhana tidaklah menghambat santri untuk berpikiran maju karena melihat alumni yang sukses atau gus kyai yang maju dalam berbagai hal sehingga dibalut kesederhanaan tetaplah tergelorakan semangat maju dalam keilmuan, ekonomi, manajemen, organisasi dan lain sebagainya.
Ketujuh, diajari cinta tanah air. Pesantren NU menjadi pioneer dalam gerakan ini sehingga ada yang mengatakan bangga tidak pernah bughot.
Sedangkan pada pesantren salafy yang disorot karena diragukan dalam hubbul wathan berlomba melakukan pembuktian bahwa lembaga ini tidak seperti yang disangka oleh para yang tidak suka kepada pondok salafy.
Entah apakah dari pesantren ini akan muncul jargon bangga tidak pernah bughot dan tidak pernah koalisi dengan PKI.
Kedelapan, Aman dari pengaruh Pergaulan negatif. Bagi santri yang taat aturan pesantren akan hidup dengan tenang dan damai di pesantren dan jauh dari pengaruh negatif dunia luar yang jelek, baik itu internet maupun dolan ke tempat yang tidak baik. Akan tetapi santri yang memiliki hobi aneh tentu akan susah menghindari pengaruh negatif dari dunia luar.
Kesembilan, Mampu memadukan tradisi dengan dunia modern. Yaitu tradisi pondok pesantren yang baik semisal penghormatan kepada ilmu, perilaku sopan santun, sowan kepada yang lebih berilmu dan lainnya.
Tapi juga tidak melupakan tentang perkembangan dunia misalnya smartphone, internet, politik, ekonomi dan hal baru di era global ini.
Itulah manfaat dari belajar di pondok pesantren yang ada dalam postingan ditpdpontren Kementerian Agama RI.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa baraktuh.