Bacaan imalah dalam al-Qur’an nama surat dan ayat berapa untuk menjawab soal bacaan gharib al Qur’an dalam pembelajaran ilmu tajwid.
pontren.com – Imalah merupakan salah satu bacaan gharib dalam alquran. Adapun bacaan ghorib dalam alquran al karim selain imalah yaitu Ismam, Saktah, Tas-hil, Naql
Pengertian Imalah
Secara bahasa, Imalah ( الْإِمَالَةُ ) mempunyai arti condong atau miring. berasal dari wazan lafadz ﺃَﻣَﺎﻝَ yaitu ﺃَﻣَﺎﻝَ – ﻳَﻤِﻴْﻞُ
Didalam mushaf utsmani yang mayoritas dipergunakan umat Islam di Nusantara, ayat atau bacaan imalah ini diberi tanda tulisan yang kecil diatas lafadz. Tulisan tersebut yaitu “إِمَالَةٌ” atau tanda wajik berongga maupun tertutup
Macam Bacaan Imalah
Bacaan imalah memiliki 2 macam bacaan. Adapun macamnya adalah :
- Imalah sughra
- Imalah kubra
Imalah sughra
Imalah Sughra adalah bacaan imalah dimaksud masih diwashal pada kalimat atau lafal yang lain, dengan begitu bacaan tidak berhenti pada lafadz dimaksud.
Pendapat dari imam Hafash, bacaan imalah hanya di Qur’an surat Huud ayat 41. Dengan begitu beliau berpendapat bahwa hanya ada 1 imalah dalam alquran.
Imalah Kubra
Imalah Kubra yaitu sesudah bacaan imalah dimaksud kemudian diwakafkan sehingga berhenti disitu saja.
Kriteria imalah kubra adalah semua lafadh dalam al-Qur’an yang akhirannya terdapat Alif Maqsurah (alif bengkong). Ini merupakan pendapat dari Imam Warasy
pengecualian yaitu khusus bagi nama manusia yang akhirannya alif maqsurah, tetap dibaca seperti biasa, Misalnya:
Cara Membaca Imalah
Imalah dibaca huruf e seperti pengucapan ekonomi. Misalnya
Letak tanda imalah dan isyam
Secara umum, dalam mushaf usmani, tanda imalah (إماله ) dan isyam ( إشمام ) muncul sebanyak 2 (dua) kali dalam alquran yaitu pada
Sebab-sebab di-Imalahkannya lafadz
Sebab lafadz “مَجْر۪ىٰهَا” dibaca ilamah diantaranya sebagai pembeda antara lafadz “مَجْر۪ىٰهَا” yang artinya berjalan di darat dengan lafadz “مَجْر۪ىٰهَا” yang artinya berjalan di laut.
Dalam salah satu kamus bahasa arab terdapat keterangan tentang lafadz “ مَجْر۪ىٰهَا ” berasal dari lafadz “ ﺟَﺮٰﻯ ” yang mempunyai arti berjalan atau mengalir.
lafadz tersebut dapat dipergunakan dalam arti berjalan di atas daratan maupun berjalan di atas lautan (air), akan tetapi kecenderungan perjalanan di permukaan laut (air) tidak stabil seperti halnya di daratan.
Terkadang diterjang ombak kecil dan besar atau terhempas angin, sehingga sangat tepat apabila lafadz “ مَجْر۪ىٰهَا ” tersebut di- Imalahkan