Tegese unen unen paribasam jarit lawas ing sampiran yaiku wong nduwe kapinteran ananging ora digunakake.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakatuhu, anda pernah mendengar kata karit? Mungkin sangat jarang mendengarnya.
Jarit adalah kain panjang batik. Kita lebih mengenalnya dengan sebutan jarik.
Adapun istilah jarikan yaitu memakai kain jarik, bisa dalam rangka acara pernikahan dengan memakai kain yang bagus.
Atau jarikan untuk kemben maupun menggendong anak kecil yang biasanya memakai kain yang sudah lama.
Kalau saya sendiri menganggap ungkapan atau unen-unen ini masuk dalam kategori bebasan.
Karena mengandaikan atau memisalkan sesuatu dengan pepindhan (memyamakan) orang yang pintar namun tidak dipakai atau dipergunakan.
Tegese Jarit Lawas Ing Sampiran
Tegese jarit yaiku kain batik sing kulinane diarani jarik. Lawas tegese yaiku ora anyar, wis suwe.
Ing sampiran tegese yaiku sumampir ana ing papan kanggo nyampirne gombal utawa kain.
Secara harfiah, bebasan ini menggambarkan kain batik yang sudah usang atau lama bergantung pada tempat untuk meletakkan kain.
Bergantungnya kain pada tempat menggantungkan kain menggambarkan bahwa jarit atau jarik tersebut tidak ada yang memanfaatkan atau menggunakannya.
Kenapa tidak diberdayakan kemampuannya?
Bisa jadi berbagai sebab. Misalnya karena perbedaan partai, buka saudara, takut kalah saing dan lain sebagainya.
Jadi jarit merupakan gambaran untuk kepintaran kemampuan atau keahlian seseorang.
Tuladha ukara : Nasibe wong pinter ana nang ndesa padha karo jarit lawas ing sampiran. Artinya adalah : nasibnya orang cerdik pandai di desa sebagaimana kain batik lama yang bergantung di gantungan pakaian.
Dalam unen – unen lainnya berkenaan dengan kain jarik ini berbunyi jarit utawa wastra lungset ing sampiran.
Arti harfiahnya yaitu kain atau pakaian kusut di sampiran.
Maknanya, apabila keahlian ini lama tidak dipergunakan atau dipraktekkan maka lama kelamaan akan luntur berkurang atau menurun kemampuannya.
Ungkapan lain yang mirip namun ada perbedaan adalah kebo bule mati setra.
Setra adalah lokasi tempat pembuangan atau pengasingan.
Meskipun artinya sama – sama orang yang memiliki kepintaran namun tidak dipergunakan, saloka kebo bule mati setra lebih mengenaskan.
Karena selain tidak dipergunakan, dia juga diasingkan atau dalam bahasa kantor instansi yaitu dikotakkan.
Demikianlah sekedar penjelasan singkat tentang tegese jarik lawas ing sampire beserta arti kata yang ada dalam unen – unen ini. Maturnuwun sudah mampir, salam kenal dan wassalamu’alaikum.