TPQ Tanpa mata pelajaran. Tidak adanya materi belajar atau pembelajaran untuk santri TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) karena keterbatasan waktu bahkan alokasi waktunya habis untuk privat menyimak anak didik satu persatu.
pontren.com – assalaamu’alaikum, jadi ingat sekitar sepuluh tahun yang lalu saat mbak Wanti tetangga saya yang mengajar pada TPQ Masjid Baiturrahman.
Dia mengajar sendirian, seorang diri, padahal santrinya puluhan. Mungkin mencapai 30 orang anak.
Jadi rasio perbandingan guru dan siswanya adalah 1 : 30, bukan perbandingan yang ideal, apalagi jika merujuk kepada panduan milik Kemenag.
Dan sayangnya, mungkin situasi ini banyak terjadi pada lembaga TPQ pada banyak tempat. Mungkin wilayah anda atau bahkan sampean pernah mengalami sendiri.
Rasio Guru Santri tidak Ideal penyebab TPQ tanpa mata Pelajaran
Dengan jumlah santri yang tidak imbang berbanding ustadz pengajarnya, maka metode privat sangat tidak efektif. Karena memakan banyak waktu dan kalau beneran dilakukan maka ada saja santri yang tidak membaca iqra.
Paling lazim terjadi adalah sekelompok santri yang sudah pada taraf baca al-Qur’an atau jilid 6 mengaji sendiri,. Nyimak sendiri (atau bersama kelompoknya) kemudian turut serta membantu guru.
Istilah trend nya yaitu asistensi.
Kejadian seperti ini merupakan cerminan bahwa memang pengelola masjid atau takmirnya kurang menjamah sektor pendidikan baca tulis al-Qur’an.
Guru ustadz ustadzah TPQ berjuang seorang diri dalam menjalankan kegiatan TPQ
Adakalanya bahkan nombok secara materi supaya kegiatan bisa berjalan.
Sayangnya, pengelola TPQ juga tidak berani melaporkan situasinya kepada takmir masjid supaya mendapatkan solusi tambahan guru atau pengajar pada TPQ.
Bisa jadi karena sungkan, atau sudah mutung karena berkali kali laporan namun tidak ada tindak lanjut dari takmir masjid.
Dengan rasio pengaja yang seperti itu (1:30 atau lebih, intinya tidak ideal) membuat mata pelajaran dalam raport TPQ sebagaimana contoh Kemenag menjadi terabaikan.
Alasannya tentu keterbatasan waktu dan guru yang mengajarkannya.
Walaupun juga bisa terjadi, tidak ada pelajaran seperti SKI, Dinul Islam, tahsinul Kitabah, Praktek Ibadah maupun yang lainnya secara teratur karena sebab lain seperti;
- Kemampuan guru yang terbatas untuk mengajarkan materi;
- Tidak adanya buku panduan materi pelajaran;
- Tata kelola TPQ yang masih asal datang dan mengajar;
- Tidak ada kurikulum yang jelas dalam satu tahun.
- silakan anda tambahkan sendiri yang mempengaruhi.
Tidak perlu mengurai satu persatu sebab diatas, jika memang ingin melakukan perubahan menjadi TPQ yang maju maka mulai dengan membuat agenda pembelajaran, kurikulum TPQ dalam mengajar, serta berkoordinasi dengan takmir masjid untuk menambah tenaga pengajar.
Perihal materi dan mata pelajaran anda bisa browsing pada situs ini maupun website lainnya, yang menyediakan berbagai materi apa saja yang diajarkan serta mata pelajaran apa untuk santri TPQ.
Demikian opini pada sore ini, perihal ketiadaan materi pembelajaran untuk santri Taman Pendidikan Al-Qur’an yang utamanya karena keterbatasan guru ustadz ustadzah pengajar.
Kalau pendapat anda bagaimana? Wilujeng sonten, wassalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.