Ukara unen unen sing unine Nguthik-uthik macan dhedhe tegese yaiku njarag wong gedhe kang wis lilih nepsune, Kalebu Jenise Unen unen tembung paribasan Basa Jawa.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakatuhu. Dalam paribasan Bahasa Jawa ada ungkapan yang memiliki makna mengganggu atau menggoda orang yang sudah mereda amarahnya.
Adapun ungkapannya dalam bahasa Jawa adalah nguthik uthik macan dhedhe?
Apa maksud dari kata nguthik-uthik?
Nguthik-uthik adalah bahasa Jawa yang artinya yaitu perilaku menyentuh-nyentuh dengan jari, menyentuh-nyentuh bagian rambut atau yang lainnya (yang bermaksud untuk mendapatkan perhatian / dalam rangka mengganggu).
Adapun macan dhedhe secara harfiah artinya yaitu harimau yang sedang berjemur.
Harimau berjemur ini menggambarkan hewan yang buas kuat serta berbahaya yang sedang bermalas-malasan, sedang santai, hatinya sedang rileks.
Hal ini (harimau berjemur atau macan dhedhe) merupakan gambaran tentang orang yang besar (bisa karena pangkat, jabatan, kekuatan, kekayaan, atau rahasia yang dia pegang) yang sedang rileks atau sudah tidak lagi marah (mereda amarahnya).
Jadi ungkapan nguthik – uthik macan dhedhe ini sebagai gambaran tentang perilaku yang sengaja membuat marah orang yang sudah mereda amarahnya.
Ukara Nguthik-uthik macan dhedhe
Gawea tuladha ukara nganggo tembung paribasan sing unine nguthik – uthik macan dhedhe nganggo basa Jawa!
Berikut adalah contoh kalimatnya menggunakan Bahasa Jawa.
Takon ijazahe pak Lurah padha wae kaya tumindak nguthik uthik macan dhedhe. Artinya adalah menanyakan ijazahnya Bapak Lurah bagaikan mengganggu harimau yang sedang berjemur.
Maksudnya yaitu sengaja mengganggu orang terpandang (bisa pangkat, derajat, kekuatan, kekuasaan, rahasia) yang sudah tidak mereda amarahnya.
Orang Jawa memandang hewan harimau merupakan raja di hutan. Memiliki kekuatan yang sangat dahsyat serta bisa memangsa hewan yang lebih besar darinya. Misalnya yaitu banteng, kerbau, dan lain sebagainya.
Karena kekuatannya inilah harimau sebagai gambaran orang yang memiliki kekuatan yang besar. Kekuatan itu bisa apa saja misalnya kekuatan dari segi harta benda, kekuatan memegang rahasia orang sehingga orang tersebut menurut (dalam bahasa Indonesia biasa dengan sebutan “kartu truf”).
Bisa juga dengan akses kekuasaan yang dapat mengubah undang-undang untuk kepentingan keluarganya, dan lain sebagainya.
Dari situlah muncul paribasan tentang mengganggu orang kuat yang sudah mereda kemarahannya dengan ungkapan mengganggu harimau yang sedang berjemur. Demikian salam kenal dan wassalamu’alaikum.