Akeh omongane nanging ora ana nyatane paribasane utawa paribasane yaiku kakehan gludhug kurang udan.
Artinya adalah orang yang banyak cakapnya atau perkataannya namun tidak ada kenyataannya dalam bebasan basa Jawa yaitu kakean gludug kurang udan (kebanyakan guntur atau suara halilintar namun tidak turun hujan.
Bebasan ini memiliki arti yang sama dengan pepatah bahasa Indonesia yang berbunyi tong kosong nyaring bunyinya.
Jika dalam bahasa Indonesia menggambarkannya dengan tong yang kosong maka akan bersuara nyaring, adapun dalam bahasa Jawa ungkapannya adalah banyak suara guntur namun tidak turun hujan.
Ungkapan ini untuk menggambarkan orang yang banyak cakapnya, banyak omongannya namun hanya sekedar ada di lisan namun tidak ada kenyataannya.
Dalam bahasa Jawa anda mengenal istilah”umuk” yaitu perkataan yang membesar-besarkan atau penuh dengan kelebihan dan pujian (kesombongan) namun sebenarnya hanyalah pepesan kosong atau tidak ada isinya (tidak ada kenyataanya).
Contoh misalnya ada orang yang mengatakan akan memberikan peluang kerja kepada masyarakat sebanyak 19 juta lapangan kerja.
Namun kenyataannya bukan lapangan kerja yang ada malahan banyaknya PHK dimana-mana.
Situasi ini cocok dengan ungkapan tong kosong nyaring bunyinya atau kakehan gludhug kurang udan. Banyak janji muluk-mulukk dan manis namun tidak ada yang terelisasi.
Wong Kakehan Omong Nanging Ora Ana Nyatane
wong kakehan omong nanging ora ono nyatane. Selain berkenaan dengan janji-janji yang hanya sekedar pada bibir saja namun gagal realisasi, bebasan ini juga bisa mengandung makna orang yang menyombongkan kekayaannya atau kehebatannya namun kenyataannya tidak seperti itu.
Contoh misalnya ada orang yang sombong dia memiliki toko besar dan sangat ramai, namun kenyataannya miliknya hanyalah kios kecil dalam pasar yang keadaannya memprihatinkan.
Bisa jadi dia mengatakan memiliki mobil yang harganya setengah miliar. Namun kenyataannya kendaraan yang dia punya adalah sepeda motor yang sudah tua dan harganya tidak sampai 10 juta.
Ada juga yang memaknai ungkapan kakean gludhug kurang udan tegese yaiku akèh kasaguhane (omonge) nanging sathithik nyatane. Maknanya adalah banyak kesanggupannya namun hanya sedikit kenyataannya.
Misalnya ada orang mengatakan bahwa dia sanggup untuk mewujudkan mobil nasional dalam jangka 10 tahun menjadi lurah. Namun kenyataannya sampai dengan selesai jabatannya tidak ada mobil nasional yang bisa menopang ekonomi rakyat di desanya.
Itulah informasi paribasane Wong Kakehan Omong Nanging Ora Ana Nyatane bebasane yaiku kakehan gludhug kurang udan yang maknanya adalah banyak omongnya namun tidak ada kenyataannya. Maturnuwun sudah mampir, wassalamu’alaikum.