Mahfudzot Tentang Rendah Hati / Tawadhu

mahfudzot tentang tawadhu sikap rendah hati

Mahfudzot tentang rendah hati dalam tulisan arab lengkap dengan syakal, teks latin beserta arti dan terjemah Indonesia, penjelasan dan syarahnya.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, jika anda melihat berbagai literasi, pengertian baik secara bahasa maupun istilah, pengertian dari tawadhu atau rendah hati adalah sifat yang tidak sombong atau angkuh. Sifat ini bisa berada pada hati atau tampak dalam perilaku perbuatan.

Dalil naqli tentang tawadhu atau rendah hati dalam al-Qur’an terdapat pada surat Luqman ayat 18 yang berbunyi;

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ

Teks latin ; wa la tusha‘ir khaddaka lin-nasi wa la tamsyi fil-ardli maraḫa, innallaaha laa yuḫibbu kulla mukhtaalin fakhuur.

Artinya “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”. [Luqman/31: 18].

Adapun hadits riwayat imam Muslim nomor 2588 tentang tawadhu atau sikap rendah hati salah satunya berbunyi;

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ ‏

‎Artinya : ’’Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sedekah itu tidak akan ‎mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan ‎menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan ‎Allah akan mengangkat derajatnya.”

Selain dalil naqli tentang sifat dan sikap rendah hati atau tawadhu, ada juga nasehat petuah bijak dalam bahasa Arab alias mahfudzot mengenai sifat tawadhu’.

Kali ini kita akan membahas tentang mahfudzot tawadhu baik yang kesatu ataupun mahfudzot kedua yang mahfudzotnya berjudul at tawaadhu’

Langsung saja mari kita lihat mahfudzot tentang tawadhu

Mahfudzot tentang rendah hati

التَّوَاضُعُ

تَوَاضَعْ إِذَا مَا نِلْتَ فِي النَّاسِ رِفْعَةً
فَإِنَّ رَفِيْعَ الْقَوْمِ مَنْ يَتَوَاضَعْ

تَوَاضَعْ إِذَا مَا كَانَ قَدْرُكَ عَالِيًا
فَإِنَّ اتِّضَاعَ الْمَرْءِ مِنْ شِيَمِ الْعَقْلِ

Teks Tulisan latin mahfudzot tawadhu/rendah hati

At-tawaadhu’

Tawaadho’ idzaa nilta fin-naasi rif’atan
Fainna rif’atal-qoumi man yatawaadho’

Tawaadho’ idzaa maa kaana qodruka ‘aaliyan
Fainna-t tidhoo’a-l mar i min syiyamil ‘aqli

Artinya;

Tawadhu’ atau Rendah Hati

Rendah hatilah ketika kamu mendapatkan kedudukan di antara orang-orang
Karena sesungguhnya orang yang tinggi dalam sebuah kaum adalah yang rendah hati

Rendah hatilah ketika kau berkedudukan tinggi
Karena rendah hati merupakan salah satu pertanda kematangan akal

Dalam mahfudzot ini menjelaskan kepada siapapun yang mendapatkan jabatan, kedudukan, ketokohan maka untuk bersikap rendah hati.
Meskipun seseorang memiliki sikap perilaku yang rendah hati namun dia tetaplah memiliki tempat yang tinggi pada kalangan orang banyak.

Salah satu tanda kebesaran orang besar yaitu kerendahan hatinya. Seperti pepatah padi yaitu “semakin berisi semakin merundu”. Maksudnya adalah semakin banyak kemampuannya atau semakin tinggi jabatan kedudukannya maka akan semakin merunduk atau bersikap tawadhu orang itu.

Dan maqom paling tinggi pada suatu kaum adalah orang yang paling rendah hatinya.

Mahfudzot tentang tawadhu 2

التَّوَاضُعُ

تَوَاضَعْ تَكُنْ كَالنَّجْمِ لَاحَ لِنَاظِرٍ
عَلَى صَفَحَاتِ الْمَاءِ وَهُوَ رَفِيْعٌ

وَلَا تَكُنْ كَالدُّخَانِ يَعْلُوْ بِنَفْسِهِ
إِلىَ طَبَقَاتِ الْجَوِّ وَهُوَ وَضِيْعٌ

Mahfudzot Tawadhu’ 2 (Rendah Hati)

Berendah hatilah! Maka engkau akan menjadi seperti bintang yang terlihat Di permukaan air,
namun (sebenarnya) ia berada pada posisi yang tinggi

Dan janganlah seperti asap yang membumbung tinggi dengan sendirinya
Ke lapisan atmosfer yang sebenarnya dia berada pada posisi rendah

Dalam mahfudzot ini syarah memberikan penjelasan tentang perumpamaan orang rendah hati menggunakan bintang, sedangkan orang yang sombong dengan asap.

Bintang akan tampak berada pada bagian bawah apabila anda melihatnya pada permukaan air. Namun sebenarnya dia berada di atas yang sangat tinggi. Adapun yang tampak pada permukaan air hanyalah pantulannya saja. Yang sebenarnya bulan berada di langit (atas yang sangat tinggi).

Kemudian perumpamaan dari orang sombong sebagai asap, penjelasannya adalah asap itu bergerak keatas membumbung ke angkasa. Meski begitu, setinggi-tingginya asap membumbung tidak akan bisa mencapai bahkan mendekati ketinggian bintang.

Demikianlah informasi tentang mahfudzot sikap rendah hati lengkap dengan syarah dan penjelasannya beserta dalil naqli dalam al-Qur’an dan Hadits. Maturnuwun sudah mampir, wassalamu’alaikum.

Tinggalkan Balasan

Ibnu Singorejo

Postingan baru : Kami usahakan Jadwal hari Senin dan Jumat akan ada tambahan postingan artikel baru. Terima kasih sudah menyimak. saran dan kritik serta sumbangan artikel kami tunggu. contact info : cspontren@yahoo.com twitter : PontrenDotCom FB : Gadung Giri