Ati Dhondhong Tegese, Kalebu Tembung, Tuladha Ukara

ati dhondhong tegese
unen unen tembung entar ati dhondhong tegese yaiku, tuladha ukara, dan artinya penjelasan

Ukara unen – unen tembung entar ati dhondhong tegese yaiku atine ala utawa ati kang ala. Artinya hati isi kedondong maknanya adalah hatinya jelek, memiliki hati yang buruk (dalam arti sifat watak dan kelakuan, bukan hati secara fisik).

Dhondhong yaiku tetuwuhan woh kang kagolong ing kulawarga suku pelem-peleman (Anacardiaceae). Tetuwuhan iki misuwur karan jeneng ambarella, hog plum, hevi (Filipina), mokah (Kamboja), gway (Myanmar), makak farang (Thailand).

Buah kedondong merupakan tanaman yang masuk kategori mangga-manggaan.

Dia memiliki kulit luar yang lumayan tebal serta halus permukaannya. Berlawanan dengan permukaannya yang tampak halus serta mulus, isinya berbentuk seperti duri yang keras.

Jadi dalam ungkapan ini penggambaran hati kedondong (atine kaya woh dhondhong) itu menyampaikan bahwa luarnya tampak halus dan mulus, akan tetapi di dalamnya runcing seperti duri.

Hal ini menggambarkan watak perbuatan yang manis di depan atau pada mulutnya, akan tetapi hatinya busuk memiliki maksud dan tujuan yang tidak baik.

Tegese Ati Dhondhong tuladha ukara lan kalebu jenise tembung

Unen – unen atine kaya dhondhong kalebu jenise tembung entar basa Jawa. Amarga nggambarake watak lan isi atine uwong kadya tetuwuhan dondong.

Yaiku tetuwuhan kang alus kulite ananing nyrongot isine. Kulit yang halus pada bagian luar sebagai kiasan perilaku, tutur kata, tindakan yang tampak sopan baik dan menyenangkan.

Sedangkan isinya yang tidak empuk dan ada banyak surai ataupun seperti duri sebagai kiasan dari isi hati seseorang yang buruk, gambaran iri dengki dan kebencian dalam hati.

Tuladha ukara;

Akeh uwong ngarani para politisi iku ati dhondhong. Artinya adalah banyak orang mengatakan bahwa para politisi itu berhati kedondong.

Jadi pada saat kampanye, tentu anda akan mendengarkan janji manis serta akan memperjuangkan kepentingan rakyat dan Konstituennya.

Namun pada akhirnya rakyat jelata wong cilik menyadari bahwa mereka hanyalah alat untuk meraih suara agar duduk pada kursi anggota dewan.

Setelah menduduki kursi anggota dewan yang terhormat, biasanya agendanya adalah menyesuaikan dengan keinginan partai. Dan ketua partai lah yang menjadi nakhkoda dalam mengarahkan suara anak buahnya.

Hal ini sebagaimana informasi dari Bambang Pacul yang sering mengistilahkan para orang-orang ini dengan ungkapan “Korea”.

Demikianlah informasi tentang tembung entar ati dondong tegese yaiku, tuladha ukara beserta artinya. Maturnuwun sudah mampir, wassalamu’alaikum.

Tinggalkan Balasan

Mumtaz Hanif

Murid Kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Negeri