Apa tegese panyandra bel dadi geni? Tegese yaiku candrane wong nesu, artinya adalah ungkapan untuk menunjukkan orang yang sangat marah besar. Arti secara harfiah adalah tuk atau mata air yang berubah menjadi api.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakatuhu, dalam tembung candrane wong nesu ada ungkapan yang berbunyi sebagaimana panyandra dalam judul artikel ini.
Kenapa bisa artinya adalah candrane wong nesu (banget)?
Ya karena menggambarkan semula mata air yang berubah menjadi api.
Namanya air memiliki sifat untuk memadamkan api. Namun untuk menggambarkan atau panyandra wong nesu maka sumber airnya berubah menjadi api (geni).
Jadi transformasi banyu (air) menjadi geni (api) menggambarkan bagaimana marahnya seseorang.
Tegese Panyandra Bel dadi Geni
Sebelum menerjemahkan secara harfiah ungkapan ini, mari kita mengetahui apa yang disebut dengan tembung panyandra dalam Basa Jawa.
Tembug panyandra yaiku tetembungan kang wis gumathok kanggo nyandra perangane awak, solah bawa, satriya utawa kahanan alam.
Adalah ungkapan yang sudah pakem untuk menceritakan sesuatu dengan pengandaian bagian tubuh manusia, tingkah laku, kesatria, maupun kondisi musim.
Jadi kata candrane tegese yaiku dicaritakaké sarana pepindhan. Artinya panyandra adalah menceritakan atau mengungkapkan (sesuatu) dengan cara ungkapan pemisalan,
Dalam hal ini, untuk memisalkan orang yang sedang marah (panyandra wong nesu) salah satunya yaitu dengan bel dadi geni.
Apa artinya?
Bel tegese yaiku tuk, undéran pambuwaling banyu saka ing lémah. Artinya adalah mata air, yaitu sumber letak keluarnya air dari tanah.
Dadi tegese yaiku malih, artinya adalah menjadi, berubah.
Geni tegese yaiku sing murub nganakaké panas sarta sorot. Artinya adalah api, sesuatu yang memancar dan menghasilkan panas serta sinar.
Jadi kata bel ini bukanlah berarti klakson atau kring-kring pada sepeda. Maksudnya yaitu mata air. Orang – orang biasa menyebutnya dengan mbel (embel yang pengucapan huruf e dalam kata “seperti”).
Yang menyebabkan orang-orang marah sangat banyak. Lazimnya ungkapan ini ada dalam karya sastra, primbon maupun pagelaran wayang dengan dalang yang berkata-kata.
Tentunya untuk menggambarkan keadaan yang sangat marah besar. Adapun untaian kemarahan seseorang atau contoh candrane wong nesu sebagian daftarnya adalah sebagai berikut ini;
- Soca bang angatirah
- Jaja bang mawinga-winga sinabet merang sagedheng bel mubal dahana.
- Sang Prabu duka yayah sinipi lir sinebit talingane.
- Sumbaré kaya bisa mutungna wesi gligèn
- Kekejera kaya manuk branjangan
- Kopat-kapita kaya buntut ula tapak angin
- Pintera kaya bisa njara langit
Demikian sekedar informasi tentang tembung panyandra bel dadi geni tegese yaiku candrane wong nesu untuk menambah khazanah pengetahuan sastra dan budaya Basa Jawa. Maturnuwun sudah mampir, wilujeng sonten dan wassalamu’alaikum.