Wong Sing Njarag Marang Bebaya Paribasane

wong kang nyedhai marang bebaya utawa sing marani bebayan kena diparibasakake ula marani gepuk, utawa asu marani gepuk, bisa juga kuthuk marani sunduk, jadi jawaban yang benar adalah salah satu dari ini, bukan batok bolu isi madu, golek banyu bening, kriwikan dadi grojogan.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, adakalanya orang yang sedang santai kondisi aman terkendali malah bertingkah laku melakukan perbuatan yang bisa mendatangkan mara bahaya.

Hal ini sesuai dengan paribasan kang nduweni utowo ateges wong sing marani bebaya kang kena diparibasakake;

  • Ula marani gepuk (ular mendatangi pemukul)
  • utawa asu marani gepuk (anjing mendatangi alat pukul)
  • kutuk marani sunduk (ikan gabus mendatangi tusuk)
  • Gajah Marani Wantilan (Gajah mendatangi tempat mengikat gajah)

jadi sebenarnya ungkapan ketiga paribasan ini masuk dalam kategori jenise saloka dalam bahasa Jawa.

Karena menggunakan hewan sebagai perumpamaan orang yang sengaja untuk mendatangi atau mendekati marabahaya.

Kenapa begitu?

Wong Sing Njarag Marang Bebaya Paribasane

Karena orang atau manusia akan mengusir binatang ular ataupun anjing dengan menggunakan alat pemukul (gepuk).

Bisa berupa tongkat, ranting kayu, atau apapun itu sebagai alat mengusir yang bisa menyakiti hewan yang mendekat. Bahkan bisa juga membuatnya mati karena pukulan.

Bagaimana dengan iwak marani sunduk?

Sama saja, jadi ada yang mengatakan dengan kutuk (ikan gabus) atau memakai kata yang umum yaitu iwak (ikan) marani sunduk (mendatangi tusuk).

Alat untuk menusuk hewan air ini kemudian dikonsumsi atau dijual.

Tentunya dengan kondisi ikan yang kena tusuk akan membuatnya kesakitan dan akhirnya mati.

Jadi singkatnya dalam Bahasa Jawa Kutuk marani sunduk tegese yaiku wong kang sengaja mereki marabahaya. (orang yang menyengaja mendatangi atau mendekati hal yang berbahaya).

Paribasane Wong Sing Njarag Marang Bebaya (saloka)

Memangnya ada orang yang sengaja mendatangi hal yang berbahaya?

Ada saja kejadian seperti itu. Semisal ada preman yang sedang tidur kemudian dengan sengaja mengganggunya.

Jadi tingkah laku seperti ini adalah perilaku sebagaimana paribasan saloka diatas.

Contoh lainnya yaitu mengkritik atau membuka rahasia orang yang kuat dan berkuasa, maka perbuatan ini cocok dengan paribasan kang nduweni teges utawa ateges wong kang nyedhai marang bebaya utawa sing marani bebayan (asu marani gebug, ula marani gepuk, kuthuk marani sunduk), silakan pilih salah satu dari ketiganya.

Atau satunya lagi yaitu gajah marani wantilan.

Wantilan tegese yaiku cencangan gajah, artinya adalah alat untuk mengikat hewan besar ini.

Tentunya apabila ada gajah yang mendekatinya sama saja menyerahkan diri untuk diikat.

Demikianlah informasi paribasan saloka wong kang njarag Marang Bebaya basa Jawa pada sore hari ini, maturnuwun sudah mampir, salam kenal dan wassalamu’alaikum.

Mumtaz Hanif

salam blogger

Tinggalkan Balasan