Mengajar iqra secara klasikal pada TPQ (Taman Pendidikan al-Qur’an) atau TPA perlu cara serta metode dan langkah – langkah yang rapi. Alasannya agar bisa mendapatkan hasil maksimal dalam meningkatkan kemampuan santri mengaji atau membaca huruf al-Qur’an.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, dalam materi pelatihan mengajar menggunakan metode iqra (yang saya dapatkan file softcopy dari teman saya bernama asih Sri Purniati), disana ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian.
Hal-hal ini menyangkut cara serta persiapan yang perlu anda lakukan baik sebelum pelaksanaan kegiatan awal semester maupun pada saat sedang menyampaikan materi pembelajaran TPQ.
Ada 5 hal yang menjadi perhatian bagi ustadz ustadzah yang hendak melaksanakan pembelajaran metode iqra secara klasikal.
Adapun kelima hal ini adalah sebagai berikut;
Penjajagan kemampuan santri, mengelompokkan sesuai jilid
Yang pertama kali perlu dilakukan adalah melakukan pemetaan kemampuan santri dalam membaca huruf hijaiyah.
Setelah penjajagan dan pemetaan kemampuan santri dalam membaca maka selanjutnya adalah membuat kelompok sesuai dengan jilid berdasarkan kemampuan sang anak.
Jadi dalam metode klasikal iqra ini yang menjadi dasar pembagian kelas pada TPQ adalah menggunakan acuan kemampuan membaca berdasarkan jilidnya.
Bukan membagi kelas berdasarkan usia santri maupun jenjang pendidikannya pada sekolah umum, semisal kelas 4 menjadi satu kelompok, namun acuannya adalah kemampuan santri dalam hal bacaan.
Menyiapkan Peraga Iqra untuk mengajar secara Klasikal
Karena sifatnya yang klasikal, maka apabila guru menuliskan materi pada papan tulis akan memakan waktu yang lama. Selain itu saya tidak yakin juga kualitas tulisan ustadz semuanya mudah untuk dibaca para anak didik.
Maka untuk mengatasi masalah ini para pengajar perlu menyiapkan dan memiliki peraga iqra (lembaran yang besar itu lho) guna memudahkan dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa.
Keuntungan memiliki alat peraga iqra ini adalah menyingkat waktu (tidak perlu menulis materi pada papan tulis) dan yang kedua adalah pasti tulisan huruf arabnya jelas dan mudah bagi para santri untuk membacanya.
Namun sayangnya memang perlu anggaran dana untuk pengadaan materi peraga ini, saya pribadi meyakini banyak sekali lembaga TPQ yang kas keuangannya mempritahinkan bahkan sampai pada taraf kosong.
Setiap Santri memegang buku Iqra
Untuk lebih memaksimalkan upaya percepatan dalam membaca huruf hijaiyah dan agar santri bisa segera ngaji al-Qur’an, dalam metode klasikal ini hendaknya masing-masing anak didik memegang buku iqra sesuai jilidnya.
Selain memperhatikan papan peraga yang ada di depan, santri juga dapat menyimak huruf-huruf hijaiyah pada buku yang ananda pegang.
Lazimnya cara mengajar ini adalah guru memberikan contoh cara membaca huruf sesuai dengan metode iqra kemudian para santri mengikuti bacaannya.
Seberapa banyak ustadz memberikan contoh tentu menyesuaikan dengan suasana dan daya tangkap para muridnya.
Ustadz memantau bacaan anak didik di setiap Kelompok
Para guru hendaknya memantau secara seksama bacaan para murid yang sedang mengaji metode iqra secara klasikal ini.
Adakalanya bisa menyuruh salah satu santri yang sudah fasih menyebutkan huruf sebagai contoh kepada temannya.
Atau bisa juga mencermati anak-anak yang masih perlu pembetulan dalam mengucapkan huruf atau panjang pendeknya. Kemudian memberikan penekanan pada beberapa bacaan yang dianggap santri masih perlu pendampingan dalam membaca atau menyebutkan huruf.
Pengulangan bacaan yang menjadi kekurangan santri
Hal ini sudah lazim dalam kegiatan pembelajaran metode iqra dengan cara klasikal.
Yaitu mengulang-ulang bacaan yang menjadi kekurangan santri dalam mengucapkannya.
Tujuannya untuk memfasihkan bacaan santri, metode yang paling banyak adalah dengan cara mengulang-ulang kembali bacaan yang menjadi titik kekurangan santrinya.
Apabila hanya ada beberapa anak (minoritas) yang masih perlu pembenahan secara signifikan, biasanya nanti pada saat pembelajaran dengan metode privat.
Nah demikianlah cara mengajar iqra secara klasikal. Tulisan ini mengacu kepada materi pelatihan dalam format PDF yang saya dapatkan dari teman saya nun jauh disana.
Maturnuwun sudah mampir, salam kenal dan wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu.