Kesimpulan Cerita Imam Syafi’i menghormati Guru

Kesimpulan cerita Imam Syafi’i menghormati guru dalam kisah bertemu dengan orang tua yang kumal dan lusuh. Suatu pelajaran kisah teladan yang dapat diambil dari kisah Imam Syafii dalam perilaku hormat dan patuh kepada guru dalam menuntut ilmu.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullah, pada mata pelajaran PAI kelas 7 dan 8 (Kelas 1 dan 2 SMP/MTs) pada bab perilaku hormat patuh menghormati dan mematuhi guru memuat kisah cerita tentang Imam Syafi’i.

kisah kesimpulan cerita imam Syafi'i

Mengisahkan bagaimana imam Syafi’i serta merta memeluk orang tua yang dalam kondisi kumal lusuh yang membuat heran para murid murid yang mengikutinya.

Bahkan dalam cerita juga mencium tangan orang tua ini sebagai tanda ta’dzim (hormat), padahal menurut para pengikutnya masih banyak ulama yang lebih layak untuk mendapat perlakuan ini (salim tangan dan memeluknya).

Alasannya tentu keadaan orang tua yang pakaiannya mungkin kurang begitu terhormat secara harga maupun layak pakai.

Seperti apa ilustrasi ceritanya? Mari kita simak.

Kisah Imam Syafi’i menghormati guru yang mengajarkan perbedaan usia anjing dengan kirik (jawa : anak anjing)

Syahdan, suatu hari tiba-tiba Imam Syafi’i pernah tiba-tiba mencium tangan dan memeluk orang tua dengan hangat saat berpapasan.

Perilaku memuliakan orang tua ini membuat para pendereknya (pengikut atau murid Imam Syafii) menjadi keheranan.

Salah satu sahabatnya bertanya kepada beliau “Wahai Imam (syafi’i), kengapa anda mau mencium tangan dan memeluk lelaki tua yang tidak banyak orang mengenalnya?

Bukankah masih ada banyak ulama yang lebih pantas mendapatkan perlakuan seperti itu dari pada dia?”

Dalam buku PAI Kelas 1 dan 2 SMP MTs memberikan keterangan mengenai orang ini.

Bahwa kondisi orang tua ini dalam keadaan berpakaian kumal dan lusuh.

contoh sikap perilaku menghormati guru

kondisi ini sedemikian rupa memancing sahabatnya untuk bertanya.

Menjawab pertanyaan sahabatnya, maka dengan lugas (sebagaimana kami kutip dari tulisan republika) beliau menjawab,” “Dia (orang tua itu) adalah salah seorang guruku.

Ia kumuliakan karena pernah suatu hari aku bertanya kepadanya, bagaimana mengetahui seekor anjing telah dewasa.

Ia pun menjawab, untuk mengetahuinya dengan melihat apakah anjing itu mengangkat sebelah kakinya ketika hendak kencing. Jika iya, ketahuilah bahwa anjing itu telah berusia dewasa.”

Pada buku PAI menyebutkan bahwa dengan informasi perbedaan usia kirik dengan anjing.

dari informasi ini kemudian beliau bisa menulis buku fiqih (dalam kisah tidak menyebutkan buku fikih yang mana).

Seperti itulah akhlak imam syafi’i dalam memuliakan guru dan menghormatinya.

Meskipun sang guru dalam keadaan kumal dan lusuh tidak mengurangi rasa hormat Imam Syafi’i kepadanya.

Bahkan orang bisa menganggap informasi keilmuan yang sederhana.

Yaitu berupa ilmu membedakan ciri anjing yang sudah baligh atau masih dalam kondisi anakan (berupa kirik).

Kesimpulan Cerita Imam Syafi’i dalam memuliakan Guru

Dalam soal ujian atau mid semester dan semesteran genap kelas 1 dan 2 SMP mungkin saja ada soal yang berbunyi;

Buatlah kesimpulan dari cerita Imam Syafi’i!
apa pesan yang diambil dibalik kisah imam syafi’i tersebut?

Kesimpulan dan pelajaran yang dapat diambil dari kisah imam syafi’i dalam menghormati guru adalah;

  • Untuk memuliakan orang yang memberikan ilmu kepada kita meskipun sederhana
  • Tetap menghormat dan memuliakan guru meskipun sudah menjadi orang besar dan lebih sukses dari guru
  • Begitu berharganya ilmu meskipun ada yang menyebut remeh, karena hal remeh bisa melengkapi keilmuan yang lebih komprehensif.
  • Penghormatan kepada guru tanpa memandang derajat pangkat kaya miskin, akan tetapi mempertimbangkan bahwa dia telah memberikan ilmu kepada kita.

Demikian informasi mengenai kesimpulan kisah imam syafi’i semoga menambah wawasan dalam menjawab soal.

untuk menjawab pertanyaan pada buku Tematik maupun LKS. Utamanya dan buku Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 1 dan 2 SMP MTs (kelas 7 dan 8).

Salam kenal, semoga tambah keren cantik dan ganteng, wilujeng dalu, wassalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Zahra Nada

Santri kelas 1 PKPPS Wustha pada Pondok Pesantren Darul Mubtadi-ien Kebakkramat Karanganyar

Tinggalkan Balasan

This Post Has 2 Comments

  1. Aldo

    Kalau meurut aku terlalu panjang