Hadits Larangan Mencela Makanan lengkap dengan Tulisan Arab dan teks latin beserta Artinya bahasa Indonesia untuk materi pengajian maupun pelajaran anak TK SD dan TPQ dalam menghargai hidangan.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, berikut ini adalah adab bagaimana dalam menghadapi suatu hidangan atau makanan.
Yaitu dengan tidak mencela makanan tersebut meskipun tidak berselera atau tidak menyukainya.
Sebagaimana contohnya dalam hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Dalam beberapa sumber menyebutkan bahwa hadis ini ada dalam HR. Bukhari no. 5409 dan Muslim no. 2064.
Teks Tulisan Arab Hadits Larangan Mencela Makanan
Adapun bunyi teks tulisan Arab hadits yang kami maksudkan adalah sebagai berikut;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ مَا عَابَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم طَعَامًا قَطُّ، إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ، وَإِلاَّ تَرَكَهُ
Teks latin; haddatsanaa Muhammad ibnu Katsiir, akhbaranaa Sufyaanu ‘ani-l A’masyi ‘an Abii Haazim ‘an Abii Hurairata Qaala : maa ‘aaba-n nabiyyu shallallaahu ‘alaihi wa sallama tho’aaman qoththu, ini-isytahaadahu akalahu wa in karihahu tarakahu.
Artinya dalam Bahasa Indonesia
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir Telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Al A’masy dari Abu Hazim dari Abu Hurairah. Ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah mencela makanan sekali pun. Bila beliau berselera, maka beliau memakannya dan bila tak suka, maka beliau meninggalkannya.
Arti perkata hadits
Tulisan Arab | Teks Latin | Artinya |
---|---|---|
مَا | Maa | Tidak |
عَابَ | ‘aaba | Mencela |
النَّبِيُّ | An nabbiyyu | Nabi Muhammad |
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ | Shallallahu ‘alaihi wa sallama | Saw |
قَطُّ | Qoththun | Tidak pernah Sekalipun |
إِنْ | In | Jika |
اشْتَهَاهُ | Isytahaadahu | Berselera |
أَكَلَهُ | Akalahu | Memakannya |
وَإِنْ | Wa in | Dan jika |
كَرِهَهُ | Karihahu | Tidak menyukainya |
تَرَكَهُ | Tarakahu | Meninggalkannya |
Hikmah tidak mencela makanan
Mengutip dari republika, Imam Nawawi mengungkapkan bahwasanya Mencela makanan merupakan tanda keangkuhan dan kemawahan.
Masih menurut imam Nawawi, memuji makanan memiliki arti menyenanginya.
Adapun mencela makanan, berarti merendahkan kenikmatan yang diberikan Allah SWT.
Dalam Kitaabul Adab, hal. 164 menerangkan bahwa;
Sebab larangan tersebut karena makanan pada hakikatnya merupakan ciptaan Allah Ta’ala, sehingga tidak boleh dicela.
Pada sisi lainberkait dengan larangan ini, yaitu celaan terhadap makanan akan menyebabkan adanya rasa sedih dan menyesal di dalam hati orang yang telah membuat dan menyiapkan makanan tersebut.
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menutup pintu ini sehingga tidak ada jalan masuknya rasa sedih ke dalam hati seorang muslim. Dan syariat selalu memperhatikan hal ini.
begitulah dalil naqli dari Hadits mengenai larangan mencela makanan hidangan sebagai adab seorang muslim yang sudah ada contohnya dari Rasul.
akhirnya, wilujeng enjang, selamat pagi dan wassalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Sumber tulisan :
https://hajinews.id/2020/02/24/hikmah-malam-jangan-mencela-makanan/
https://www.republika.co.id/berita/nxmvxw301/larangan-mencela-makanan