menajamkan kecerdasan emosional. Howard Gardner (1983), pencetus teori kecerdasan emosional adalah sosok yang paling berjasa dalam membangun dasar-dasar pengetahuan tentang pentingnya pengendalian emosi, sebagai entitas penting dalam pengembangan sumber daya manusia.
Pada era saat ini, teori kecerdasan emosional sangat berpengaruh dan menjadi arah baru dalam pengembangan kepribadian, manajemen dan sumber daya manusia di hampir seluruh lini kehidupan, mulai dari pendidikan, bisnis, sampai politik dan penyelenggaraan Pemerintahan.
5 Unsur Pokok Kecerdasan Emosional menurut Howard Gardner
Menurut Gardner ada lima unsur pokok kecerdasan emosional, yakni ;
mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri.
Secara sederhana kecerdasan emosional dapat dikatagorikan ke dalam lima ranah ; ranah intra-pribadi, ranah antar-pribadi, ranah pengendalian stres, ranah penyesuaian diri dan ranah suasana hati umum ( Steven J. Stein dan Howan E, 2000).
Kesesuaian EQ dengan Ajaran Agama
Secara substansi, teori kecerdasan emosional sangatlah berkesesuaian dengan ajaran agama-agama, terutama agama Islam.
Jika kita cermati dengan seksama, seluruh ajaran Islam memiliki hikmah untuk menajamkan kecerdasan emosional seseorang.
Seluruh ajaran Islam, baik dalam lingkup akidah,Ibadah, muamalah maupun akhlak tidak bisa dipisahkan dari upaya meningkatkan kecerdasan emosional seorang muslim.
Demikian halnya dengan Ibadah puasa pada Bulan Ramadan.
Kemampuan mengendalikan emosi, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu berkomunikasi dengan orang lain secara efektif adalah karakter yang diharapkan dari pelaksanaan ibadah puasa.
Puasa juga melatih untuk memiliki kepercayaan diri, mampu memotivasi diri sendiri, mengendalikan stres,beradaptasi dengan lingkungan serta mengendalikan suasana hati.
Semoga ibadah Ramadlan yang kita laksanakan saat ini memiliki pengaruh positif dalam meningkatan kecerdasan emosional kita,sehingga berkontribusi dalam menyelesaikan segala permasalah kehidupan kita. Amien ya Rabbal ‘alamien…
nah demikianlah tulisan salah satu pengajar pada akademi statistika Muhammadiyah Semarang. beliau lahir di Boyolali kisaran 40 tahun yang lalu.
—– Muh. Rifai al Faqir —-
🌾 Ngaji Kehidupan
( Hari Ke-7 Ramadlan 1442 H)