Apa tegese kulite Raden Werkudara tinatah mendat jinara menter? Wangsulane sing bener yaiku Bima nduweni kulit kang ora tedhas gaman, maknane sekti mandraguna. Buktine ditatah malah mendat tatahe, dibor utawa jinara tetep ora ana tatu ing kulite.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, apabila kita menerjemahkan kata yang biasa dalang ucapkan dari Basa Jawa kedalam Bahasa Indonesia kurang lebihnya seperti ini;
Kulitnya Bimasena (Werkudoro) ditatah memantul, dibor tidak terluka atau malah menyala, dalam artian tidak tembus atau bolong meskipun dibur dengan alat.
Penjelasan lebih lanjut untuk bisa memahami dengan detil maksudnya, mari kita mengerti bausastra atau kata kata yang jarang kita mendengarnya ini.
Tinatah asale saka tembung lingga tatah, yaiku wilahan wêsi pucuke landhêp dianggo piranti tukang kayu lan sak piturute.
Artinya tinatah adalah ditatah, berasal dari kata dasar tatah, yaitu sebilah besi yang ujungnya sangat tajam, untuk alat tukang kayu dan lain sebagainya.
Lebih jelasnya anda bisa melihat dalam gambar ilustrasi bagian atas seperti apa benda yang namanya tatah ini.
Mendhat atau mendat tegese yaiku mentul, membat, artinya adalah memantul.
Jinara asale saka tembung lingga jara, tegese yaiku bur, jinara maksute yaiku dibur. Artinya jara adalah bor, maksudnya jinara yaitu di bor dengan alat untuk mengebor.
Jika tukang jaman dahulu masih memakai alat manual, namun saat ini sudah banyak yang menggunakan model listrik atau elektrik.
Menter tegese yaiku bisa murub ajêg (tumrap gêni); katon bêcik; ora kêtaton. Artinya menter yaitu menyala untuk api, tampak baik, tidak terluka.
Kalau menyimak rangkaian kalimat ini maksudnya adalah yang paling akhir yaitu tidak terluka.
Tegese Tinatah Mendat Jinara Menter Yaiku
Setelah anda mengerti arti dalam kata atau tembung ini maka jika kita menerjemahkan secara harfiah. Secara singkat artinya adalah ditatah memantul, dibor tidak terluka.
Maksudnya yaitu dia mempunyai kedigdayaan yang tinggi. Menjadikan kulitnya memantul saat ada sebilah besi tajam menghujam, atau dengan bor pun tidak mampu membuat luka pada kulitnya.
Yang saya heran, ada jawaban di brainly yang menyatakan bahwa maksud dari ungkapan ini adalah penggambaran dari sikap ksatria dan keberanian raden Werkudara.
Aneh saja bagi saya kok bisa – bisanya ada yang memberikan jawaban seperti itu yang menurut saya pribadi menjerumuskan.
Karena kekuatan kulit ini tidak mesti berkaitan dengan sifat ksatria. Buktinya ada juga orang jahat yang berkulit keras tidak mempan senjata apapun. Contoh yaitu Harya Suman alias Patih Sengkuni dalam Wayang Jawa) yang memiliki banyak sifat buruk.
Jadi dalam kisah wayang, karena kasiat dari minyak tala. Khasiatnya membuat kulit Sengkuni menjadi kebal terhadap senjata di dunia maupun kahyangan. Dalam sumbarnya sengkuni mengatakan;
Tumplakna, tibakna gaman kahyangan, jatuhkanlah senjata yang ada di kahyangan niscaya tidak bisa melukainya.
Dalam pedalangan, ungkapan Tinatah Mendat Jinara Menter juga memiliki padanan lain misalnya yaitu Ora tedhas tapak paluning pande sisaning gurenda. Artinya adalah tidak mempan palu pandai besi, tidak dapat dilukai senjata tajam ataupun senjata api.
Dan ungkapan ini tidak hanya berlaku untuk bimasena saja, namun juga untuk anaknya yaitu raden Gatotkaca, yang biasa kita familiar dengan ungkapan otot kawat balung wesi.
Intinya maksud dari ungkapan ini adalah kulit yang kebal terhadap senjata, maksudnya yaitu orang yang sangat sakti mandraguna, maturnuwun sudah mampir, wilujeng sonten, salam kenal dan wassalamu’alaikum.