Bapak pucung renteng-renteng kaya kalung dawa kaya ula pencokanmu wesi miring sing disaba si pucung mung turut kutha batangane yaiku sepur, kalebu tembang macapat.
Pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, wilujeng dalu selamat malam para pemirsa hape dan komputer yang berbahagia.
Kali ini kita akan menjawab tentang cangkriman sinawung tembang macapat pocung.
Yang jawabannya (bedhekane, wangsulan utawa jawabane) sudah anda ketahui yaitu kereta api, yang dalam bahasa Jawa adalah sepur.
Tembang ing dhuwur satemene cangkriman. Artinya lagu barusan alias macapat pocung sebenarnya merupakan tebak tebakan kata atau berupa teka teki dalam bentuk syair lagu.
Untuk mengetahui mengapa cangkriman bantangane sepur unine kaya ana ing ndhuwur mari kita mengartikan satu persatu bait dalam macapat ini.
Bapak pucung renteng renteng kaya kalung tegese yaiku bentuke jejer dawa memper kalung, dawa kaya ula artinya panjangnya bagaikan ular. ula basa kramane yaiku sawer.
Petunjuk dalam tebakan ini adalah dia berbentuk panjang berjejer-jejer seperti ular.
Pencokanmu wesi miring tegese yaiku mlakune sepur mau ana ing wesi kang miring yaiku rel. Pencokan artinya adalah tempat hingap. Hingapnya kereta api atau jalannya adalah rel yang berbahan dari besi.
sing disaba si pucung mung turut kutha tegese yaiku sabane sepur mau mung ana ing wilayah kutha. Artinya tempat bermain atau dia ngelaba adalah daerah perkotaan.
Hal ini merujuk kepada stasiun pemberhentiannya yang lazimnya berada di wilayah kota.
Dalam versi lainnya juga menambahkan atau memakai kalimat yang berbunyi “bapak pucung bisa nggereng bisa mbengung”. Artinya dia bisa mengerang dan berdengung.
Suara erangan dan dengungan ini adalah bunyi dari lokomotif yang menjadi kepala dan dan menarik gerbongnya.
Batangane Cangkriman Bapak Pucung Renteng-renteng Kaya Kalung
Penjelasan lebih jelas tentang tebakan kata lagu macapat ini bisa kita lihat dari kalimat yang ada dalam tembang.
Pertama adalah dia memiliki bentuk panjang yang berjejer-jejer. Sebagaimana kita ketahui kereta api ini biasanya terdiri dari lokomotif dan gerbong gerbongnya baik itu berisi penumpang atau barang.
Inilah yang menjadi gambaran dari kata renteng-renteng (berjejer-jejer, berurutan), karena panjang maka bentuknya seperti ular.
Untuk wesi miring saya agak kurang paham bagaimana maksudnya, apakah mendatar ini sebagai maksud dari miring (lawan kata tegak) atau adakalanya jalannya saat menikung yang agak miring.
Jadi dalam teka teki ini memberikan petunjuk bahwa yang ditanyakan hingapnya pada besi yang miring. Maksudnya adalah rel yang merupakan jalan dari sepur atau kereta api.
Ada beberapa versi lanjutan sebagai petunjuknya, misalnya yaitu;
Yen lumaku si pucung ngumbar swara tegese yaiku menawa lumampah utawa mlaku sepur iku nyuwara utawa ana suarane, artinya adalah apabila berjalan maka akan mengeluarkan suara.
Jadi kereta api apabila berjalan akan menimbulkan bunyi-bunyian baik karena suara mesin lokomotif maupun pergesekan antara gerbong satu dengan lainnya atau bersinggungannya ban kereta api dengan rel utamanya pada bagian sambungan.
Bentuk lainnya adalah menyebutkan bahwa kereta api ini hanya beroperasi di area perkotaan apabila stasiun pemberhentiannya menjadi dasar patokan.
Hal ini ada dalam versi bait kata yang berbunyi “sing disobo si pucung mung turut kutho”.
Demikianlah batangane cangkriman bapak pucung Renteng-renteng Kaya Kalung kalebu jenise tembang macapat sing jawabane utawa wangsulane yaiku sepur. Maturnuwun sudah mampir, salam kenal dan wassalamu’alaikum.