Tembung saloka kang ateges utawa nduweni teges Wong Ala Pinercaya Rumeksa Barang Kang Dadi Kekaremane Wusanane Dientek-Entekake salokane yaiku pecruk tunggu bara, bukan petruk ya, salah ketik tuh.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, dalam ungkapan barusan ini atau basa rinengga paribasan kang kalebu tembung saloka, artinya adalah orang jahat mendapat kepercayaan barang yang menjadi kesenangannya, akhirnya dihabiskan sendiri.
Jadi dalam saloka ini pecruk adalah sebangsa burung yang makanannya adalah ikan khususnya yang hidup pada air tawar.
Dalam terjemahan Basa Jawa tegese pecruk yaiku araning manuk pakanane iwak loh. Kacocogna karo tembung pêcuk.
Artinyaa pecruk adalah Sebutan untuk burung yang makanannya adalah ikan air tawar. Dalam Bahasa Jawa dicocokkan dengan kata pecuk.
Sedangkan tunggu artinya sama saja dengan Bahasa Indonesia yaitu menunggui.
Bara tegese yaiku basangan kanggo nyekel iwak, artinya adalah perangkap untuk menangkap ikan.
Tulisan huruf aksara Jawa Pecruk tunggu bara adalah sebagaimana tulisan lantip dalam twitter berikut ini;
꧋ꦥꦼꦕꦿꦸꦏ꧀ꦠꦸꦁꦒꦸꦧꦫ꧉
Apa jadinya jika burung sebangsa bangau menunggui perangkap ikan?
Karena dia hewan yang tidak memiliki akhlak tentunya akan menghabiskan ikan yang masuk dalam perangkap ini (basa Jawane yaiku bara).
Bara dalam Bahasa Jawa berbeda dengan kepis meskipun berkaitan dengan iwak (ikan).
Karena kepis berfungsi sebagai wadah ikan hasil tangkapan secara memancing, bukan berupa perangkap.
Wong Ala Pinercaya Rumeksa Barang Kang Dadi Kekaremane Wusanane Dientek-Entekake salokane yaiku Pecruk Tunggu Bara
Pada penjelasannya ada kata kata yang jarang kita dengar.
Misalnya adalah tembug rumeksa dan kekaremane serta wusanane.
Tegese rumeksa yaiku njaga, artinya adalah menjaga. Sehingga pinercaya rumeksa maksudnya yaitu mendapatkan kepercayaan untuk menjaga.
Kekaremane asale saka tembung karem tegese yaiku kesenengan yang artinya adalah kesenangannya, favoritnya.
Adapun tegese wusanane asale saka tembung wusana utawa wasana, tegese yaiku akhire yang artinya adalah pada akhirnya.
Pada buku ada yang menuliskan dengan kata “petruk”. Namun saya meyakini maksudnya adalah pecruk.
Kalau petruk adalah tokoh wayang anggota punakawan, tentunya tokoh ini akan amanah apabila mendapatkan tugas atau amanah menjaga sesuatu.
Maka ungkapan yang pas dengan menggunakan kata pecruk yaitu manuk bangsaning kuntul (burung sebangsa bangau).
Kenapa?
Karena berkaitan dengan orang yang berwatak baik mendapatkan amanah dan kemudian menghabiskannya.
Cocok situasinya apabila kita menuliskan dengan burung pemakan ikan air tawar yang menunggu perangkap ikan.
Lantip dalam twitternya menjelaskan agak sedikit berbeda yaitu orang yang mencari kesempatan agar mendapatkan kepercayaan dengan tujuan menghabiskan barang yang dipercayakan kepadanya.
Tuladha ukara contoh kalimatnya adalah sebagai berikut ini, Agustinus kang clemer dikongkon nunggoni gudang barang, kaya pecruk tunggu bara.
Demikian sekedar pembahasan malam ini, semoga ada manfaatnya. Salam kenal dan wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu.