Ciri ciri Saloka tembung Saloka dalam Bahasa Jawa lengkap dengan arti dan terjemahnya beserta contoh kalimat tuladha ukara untuk sedikit tambahan informasi bagi para pelajar siswa siswi SD SMP SMA maupun murid MI MTs Aliyah.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, wilujeng enjang selamat pagi.
Pagi ini kami akan menyampaikan apa wae titikane utawa ciri cirine tembung saloka menggunakan Bahasa Jawa.
Dalam Bahasa Jawa, pengertian tembung saloka yaiku unen-unen kang ajeg panggonane, duwe teges entar, mawa gegambaran, barang utawa kewan, kang nggambarake lumrahe dadi jejer (subyek).
Artinya pengertian saloka adalah ungkapan yang tetap tempatnya, memiliki arti kiasan, dengan memakai penggambaran berupa barang sesuatu atau hewan, yang menggambarkannya lazimnya menjadi pelaku.
Ada juga yang memberikan pengertian atau penjelasan saloka yaiku Yaiku unen-unen kang ajeg panganggone mawa teges entar, ngemu surasa pepindhan. Nanging kang dipindhakake wonge.
Artinya adalah ungkapan yang tetap penggunaannya, menggunakan arti kiasan, mengandung pemisalan, yang dimisalkan adalah orangnya.
Ciri ciri Tembung Saloka dalam Bahasa Jawa
titikane tembung saloka ana telu yaiku;
- ajeg panggonane
- tegese entar
- mawa gegambaran barang utawa kewan
jadi secara ringkas, cirinya ada 3 (tiga) berupa, pertama, ajeg panggonane (tetap tempatnya), kedua tegese entar (artinya kiasan) dan ketiga yatu mawa gegambaran barang utawa kewan (memakai penggambaran berupa barang atau hewan).
Mari kita bahas satu persatu beserta penjelasannya
Ajeg panggonane
Saloka ini tetap tempatnya, artinya atau maksudnya bisa anda mengatakan sudah mempunyai makna baku meski dalam penyampaian kata berbeda beda.
Contohnya tembung saloka kang unine Emprit abuntut bedhug tegese yaiku prekara sing maune sepele dadi gedhe. Artinya adalah permasalahan yang kecil menjadi besar.
Dalam hal ini kata emprit abuntut bedhug ajeg panggonane, atau tetap tempatnya baik secara urutan kata maupun maknanya.
Tidak pas apabila kita mengganti dengan kata emprit abuntut traktor atau emprit abuntut mercedes.
Dan juga maknanya adalah sama yaitu permasalahan kecil yang menjadi besar, (Prekara sepele dadi gedhe).
Akan menjadi keliru jika anda menerjemahkannya wong kabotan utawa kakean prekara, karena menyangka seekor burung pipit yang menarik bedug adalah hal yang merepotkan.
Namun gambaran emprit adalah hal yang kecil, sedangkan bedhug sesuatu yang besar, lebih besar ekornya daripada yang memiliki ekor.
Tegese entar (Titikane Saloka)
Titikane utawa cirine tembung saloka kang angka loro yaiku nduweni teges entar.
Artinya adalah memiliki arti kiasan.
Jadi salah satu patokan utama untuk menentukan saloka atau paribasan yaitu apakah artinya apa adanya (wantah) ataupun berupa kiasan (entar).
Contohnya misalnya yaitu
Tembung Saloka Gagak nganggo elaring merak tegese yaiku Wong asor (cilik) tumindak kaya wong luhur.
Artinya burung gagak memakai bulu merak, artinya adalah orang kecil atau rendah yang berperilaku priyayi alias kalangan atas.
Dalam hal ini jelas bahwa gagak merupakan gambaran atau kiasan dari orang kecil. Burung gagak menggambarkan tentang hal yang kurang baik.
Yang artinya semisal dengan kasta sudra atau setidaknya orang awam atau biasa.
Sedangkan merak adalah hewan atau burung yang memiliki bulu sangat indah, kiasan untuk mereka para priyayi atau orang yang berpagkat ataupun kaya raya (strata sosial yang tinggi).
Secara keseluruhan, ungkapan saloka ini memiliki arti kiasan orang biasa yang bergaya sebagaimana priyayi.
mawa gegambaran barang utawa kewan (ciri ciri saloka)
titikane saloka kang angka telu yaiku mawa gegambaran barang utawa kewan.
Ciri yang begitu nyata yaitu unen unen dalam Bahasa Jawa ini menggunakan barang atau hewan sebagai subyek yang melakukan.
Contohnya sebagai berikut;
Saloka Gajah Alingan Suket Teki tegese yaiku Lair lan batine ora padha, mesti bakal ketara.
Artinya gajah yang bersembunyi dibalik rumput teki, maknanya lahir dan batinnya tidak sama maka pasti akan tampak kelihatan.
Dalam hal ini masuk dalam kategori jenis saloka. Karena menggunakan hewan (dalam hal ini gajah) sebagai subyek atau pelaku.
Sehingga menjadi saloka karena dia memiliki ciri menggunakan hewan sebagai penggambarannya.
Demikianlah titikane ciri cirine saloka dalam basa Jawa lengkap dengan penjelasan beserta arti dan contoh ukarane.
Maturnuwun sudah mampir, salam kenal dan wassalamu’alaikum.
Pingback: Gajah Alingan Suket Teki, tegese yaiku, Kalebu Tembung …
Pingback: Contoh Ukara Iwak Kalebu ing Wuwu Tegese Kalebu Tembung