Bencana Ilmu Adalah Lupa Mahfudzot Bahasa Arab
bencana ilmu adalah lupa Mahfudzot Bahasa Arab adalah aafatul ‘ilmi an-nisyaanu lengkap dengan teks huruf hijaiyah beserta artinya perkata beserta sekilas syarah penjelasan versi admin pontren.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, selamat siang para pembaca internet, kali ini kita akan membahas tentang kata mutiara bahasa Arab yang memberitahukan bahwa bencananya ilmu itu adalah lupa, khilaf, tidak ingat dan arti yang semisalnya.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia menjelaskan bahwa arti atau maksud dari kata bencana yaitu sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian atau penderitaan.
Dengan begitu, maksud dari petuah bijak dalam Bahasa Arab ini hal yang menyusahkan, menimbulkan kerugian serta penderitaan dari orang yang berilmu atau memiliki pengetahuan adalah lupa, tidak ingat ilmunya.
Bagaimanakah bunyi mahfudzot bencana ilmu adalah lupa dalam Bahasa Arab beserta teks berharakat maupun tulisan Arabnya gundul?
Tulisan Arab mahfudzot bahata atau bencana ilmu adalah lupa
Berikut tulisannya dalam versi arab gundul maupun lengkap dengan harakatnya;
Dalam versi tulisan teks arab gundul
آفة العلم النسيان
Dalam versi lengkap berharakat afatul ‘ilmi an nisyaanu
آفَةُ العِلْمِ النِّسْياَنُ
Dalam kamus bahasa arab, artinya aafatun (آفَةُ) mempunyai terjemahan sebagai penyakit, namun juga memiliki arti petaka, bencana.
Jadi secara harfiah, penyakitnya ilmu itu adalah kelupaan, tidak ingat. Makanya ada yang menyebutkan bahwa al ilmu fish shuduur laa fish shuthuur yang artinya ilmu itu berada di dada (dalam ingatan pemiliknya), bukanlah berada pada catatan.
Dalam teks arabnya al ilmu fis sudur la fis suthur adalah sebagai berikut;
العلم ما في الصدور لا في السطور
Berkenaan dengan ungkapan ilmu berada di dada bukan di catatan, Merujuk kepada kisah al Ghazali yang pada waktu kecil rajin mencatat ilmu yang dia dapatkan sehingga merasa tidak perlu menghafalkannya.
Suatu ketika dalam perjalanan ada segerombolan orang yang merampoknya. Termasuk juga buku catatan berbagai ilmu yang dia dapatkan dari perjalanan yang jauh.
Dengan hilangnya catatan dan dia tidak menghafalnya membuat ilmunya juga hilang karena berada pada catatan, bukan pada ingatannya atau dadanya.
Dalam kisah, para perampok meninggalkan buku catatan untuknya.
Kemudian setelah itu Imam Ghazali memiliki motivasi untuk menghafalkan apa yang ada dalam catatannya.
Mengutip dari berbagai sumber, dia menghabiskan waktu untuk menghafalkan catatannya selama 3 tahun. Supaya tidak ada lagi yang bisa merampok ilmunya karena dia memiliki dalam ingatannya.
Demikianlah informasi mahfudzot bencana ilmu adalah lupa beserta tulisan arabnya berharakat dan juga gundul beserta sedikit syarakh penjelasan.
Terima kasih sudah mampir, wilujeng siyang dan wassalamu’alaikum.
Tinggalkan Balasan