Rasanya Tidur di Hotel Bayar Sendiri Pengalaman Pak Dosen

Tidur di Hotel Bayar Sendiri

Saya punya teman Aliyah yang menjadi salah satu dosen pada Kampus Negeri di Yogyakarta. Sebut saja namanya Derrizain atau Derizzain. Bahkan saat ini sudah menjadi Kaprodi, kepala Prodi atau apalah namanya itu, dulu sekretaris, mundak sajake tunjangane.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, Suat saat bercerita tentang pengalaman dia bagaimana rasanya tidur di hotel dengan bayar sendiri dari kocek kantong pribadinya.

Sebagai dosen yang mumpuni dan ahli dalam bidangnya, apalagi sudah menyandang predikat Doktor (S3) dia biasa keluar kota sebagai nara sumber mengisi acara seminar maupun pelatihan.

Adapula sesekali sebagai peserta kegiatan.

Namanya kegiatan luar kota, tentu fasilitas akomodasi sebagai nara sumber pembicara ataupun peserta sudah beres oleh panitia.

Maksudnya tempat tidur di hotel, makan tiga kali sehari sudah menjadi tanggungan panitia atau biaya kantor.

Jadi, bisa dikatakan sudah ratusan kali bobo tidur nyenyak nglipus dalam ruangan kamar ber AC dia sama sekali belum pernah mengeluarkan uang untuk mbayar booking kamar hotel.

Nah seperti itulah prolog untuk menceritakan kisah ini.

Rumahnya Jauh di Ngawi, sering nglajo bolak balik Jogja-Jatim

Istrinya dari Jawa Timur, meski letaknya juga di ujung barat provinsi ini berbatasan dengan Kabupaten Sragen.

Tentu dia sering bolak balik pulang kerumah untuk setoran.

Setoran apa?

Ya setoran apapun lah itu namanya silakan anda candaki sendiri – sendiri.

Perjalanannya juga tidak cepat, memakan waktu beberapa jam dari Yogyakarta ke Ngawi dan sebaliknya.

Taukah bis favoritnya? Ya bus sumber Kencono yang sudah berubah ubah nama beberapa kali, kayaknya sekarang namanya adalah sumber selamat.

Tau kenapa?

Karena cepet sampai hahaha, wus wus wusss, tinggal tidur, tau tau sudah berada di klaten, kira kira begitu kata pak dosen.

Rasanya Tidur Hotel Bayar Sendiri Pengalaman Pak Dosen

Nah suatu ketika, dia mengalami keadaan dan situasi dimana berada di tengah perjalanan dan waktu sudah gelap.

Saya tidak tahu kenapa dia tidak melanjutkan perjalanan, apakah karena angkuta bus yang sudah tidak ada atau punya alasan tersendiri.

Yang jelas dia berniat untuk menginap di hotel malam dia kewengen di tengah perjalanan.

Katanya sekalian merasakan, ngrasakne piye rasane turu hotel mbayar dewe.

Pagi harinya dia melanjutkan perjalanannya menuju tempat tujuan.

Dari pengalaman dia tidur di hotel membayar dari kocek kantongnya sendiri ini dia kesimpulannya.

Ternyata tidur di hotel dengan membayar sendiri biaya penginapan rasanya tidak enak!

Karena semalaman dia memikirkan biaya ratusan ribu (kalau ga salah waktu itu kisaran 300 ribu rupiah/malam).

Sebab memikirkan Cuma untuk tidur dia bayar atusan ewu menyebabkan semalaman dia tidak bisa tidur karena angen angen bayarane.

Retio gur nggo turu mending golek masjid atau tempat lain yang gratis kalau hanya sekedar untuk merem tidur, malah bisa pulas boboknya.

Begitulah kesimpulan teman saya yang mencoba iseng bayar hotel sendiri untuk tidur dan ternyata bukan pengalaman yang menyenangkan, lha ora iso turu 😀 😀 :D.

Wilujeng sonten, wassalaamu’alaikum.

Mumtaz Hanif

salam blogger

Tinggalkan Balasan