Pertimbangan Orang Tua Menentukan Pesantren untuk Pendidikan Anak, sebuah opini dan analisa pribadi tentang alasan orang tua dalam menentukan suatu pondok pesantren untuk pendidikan sang buah hati.
pontren.com Pada saat sekarang, melanjutkan pendidikan di pondok pesantren bagi lulusan sekolah dasar atau sekolah lanjutan tingkat pertama merupakan hal yang biasa atau lumrah.
Selain karena pertimbangan pendidikan agama, juga kepraktisan orang tua dalam pengawasan serta perhitungan efisiensi biaya.
walau terkesan lebih mahal dibanding sekolah umum, akan tetapi jika dikalkulasi secara menyeluruh maka biaya pendidikan di pondok pesantren tergolong murah dan irit.
Hal ini karena orang tua sudah tidak perlu mengeluarkan ongkos kost anak dan juga biaya transportasi. selain itu urusan makan, listrik, air sudah di tanggung oleh pihak pondok pesantren.
kembali ke pokok bahasan, disini akan diulas sekilas tentang faktor apa saja yang sering menjadikan pertimbangan orang tua dalam menjatuhkan pilihan suatu pondok pesantren untuk tempat sang anak menimba ilmu.
Pertimbangan Madzhab dan Organisasi
salah satu faktor dominan dalam menentukan pilihan suatu pondok pesantren sebagai tempat belajar adalah madzhab atau organisasi pada pondok pesantren.
Walaupun suatu pesantren tidak memproklamirkan diri termasuk pada kalangan tertentu, akan tetapi bisa dilihat dari kegiatan serta amalan dan model pendidikan pada suatu ponpes.
Adapun model macam madzhab atau organisasi pondok pesantren, umumnya adalah :
- pondok pesantren beraliran NU
- pondok pesantren berafiliasi dengan Muhammadiyah
- Pondok pesantren Modern
- pondok pesantren tarbiyah (PKS)
- pondok Pesantren LDII
- pondok Pesantren berafiliasi dengan jamaah tabligh
biasanya orang tua akan menghindari suatu pondok pesantren yang berbeda aliran dengan apa yang diyakininya benar.
contoh :
seorang NU yang keras hampir tidak akan pernah menyekolahkan anak ke pondok pesantren Al Irsyad Kabupaten Semarang, atau di pondok pesantren Imam Bukhari Karanganyar.
Sedangkan seorang salafy hampir mustahil akan menempatkan anaknya di pondok pesantren Abdurrahman Wahid Soko Tunggal milik Gus Nuril (Nuril Arifin Husein) ataupun pondok pesantren Alhidayah milik LDII.
Jadi pemahaman keislaman dalam suatu pondok pesantren memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam memilih pontren bagi calon wali santri.
Walaupun jarang orang tua bertanya, apakah pondok ini NU? apakah Muhammadiyah? atau LDII? atau salafy? kenapa jarang bertanya seperti itu?
Karena sudah padah mafhum suatu pesantren itu salafy atau NU maupun Muhammadiyah atau Modern karena sudah terkenal, semisal pondok pesantren al Munawwir Krapyak maka orang sudah paham ini adalah pondok NU.
Ponpes Darus Salam Gontor, hampir kalangan umum ini tahu adalah pondok pesantren Modern, atau PPMI assalaam juga sudah pada tahu merupakan pesantren model modern.
Ponpes Nurul Islam Tengaran, banyak yang tahu kalo pemilik yayasannya adalah keluarga Partai Keadilan Sejahtera (PKS). jadi tidak banyaknya orang tua yang survey tentang afiliasi suatu pesantren terjadi karena sudah paham suatu pesantren ikut arus yang mana.
Keberadaan Ijazah setelah Anak Lulus dari Pesantren
Zaman sekarang, ijazah memiliki peran penting dalam berkehidupan. bisa sebagai status, syarat mencari kerja, melanjutkan pendidikan dan lain sebagainya. dengan begitu ada beberapa orang tua yang mempertimbangkan ijazah bagi lulusan pesantren.
ada 4 (empat) model pondok pesantren terkait dengan fasilitas ijazah pondok pesantren, yaitu :
- Pondok pesantren tanpa ijazah yang diakui oleh negara.
- pondok pesantren yang menerbitkan ijazah sendiri dan ijazahnya diakui oleh negara (pesantren Muadalah, seperti KMI Darus Salam Gontor, API Tegalrejo, Pondok Pesantren Al Anwar, Takmirul Islam Surakarta, dll)
- Pondok Pesantren dengan ijazah non formal yang diakui negara (PPS Wajardikdas dan Program Paket A,B,C seperti PPS darul Mubtadi-ien Karanganyar, paket B Imam Bukhari dan yang lain)
- pondok pesantren dengan ijazah formal (SMU PPMI assalaam, MTs Mathali’ul Falah, SMP Darul Qur’an Colomadu)
itulah beberapa model ijazah yang dimiliki oleh santri selesai belajar di pondok pesantren.
umumnya, bagi anak yang masih usia sekolah akan menghindari model pesantren nomor 1.
Dimana ijazah yang dikeluarkan oleh pesantren tidak mendapatkan pengakuan oleh Pemerintah Indonesia.
Sehingga minimal orang tua akan memilih ponpes nomor dua atau tiga. dan akan lebih suka pada yang nomer empat jika memilih pesantren hanya berdasarkan pertimbangan kekuatan ijazah di Indonesia.
Program Unggulan yang dimiliki oleh pondok pesantren
bagi orang tua yang mengarahkan anak ke sesuatu yang terprogram, semisal keahlian membaca kitab kuning, atau pandai bahasa asing, menjadi hafidz alQur’an, mempunyai disiplin dan etos kerja maupun akhlak yang baik.
Pada masa sekarang, pondok pesamtren sudah banyak yang melakukan diversifikasi produk unggulan untuk memiliki daya tarik tersendiri untuk para santri.
Contoh pondok pesantren yang fokus pada hafalam 30 juz, pesantren entrepreneur, ponpes saintific, ahli ilmu alat nahwu sharaf, pondok kaligrafi, pesantren teknologi informasi dan macam kekhususan pada masing masing pesantren.
Dengan adanya keunggulan ciri khusus pondok pesantren ini kadang kala menjadi daya tarik serta salah satu pertimbangan orang tua dalam memilih pesantren.
Ketenaran pondok pesantren dan kiprah alumni
Suatu pesantren yang sudah memiliki nama besar tentunya akan lebih mudah menjadi tujuan seseorang untuk tempat mencari ilmu. apalagi jika ada banyak berita tentang kesuksesan alumni baik secara kedudukan atau strata sosial, ekonomi maupun jabatan.
Misal pondok pesantren yang sudah memiliki nama besar yang menjadi pertimbangan orang tua adalah KMI Darus Salam Gontor, Darun Najah Jakarta, Ponpes Tebu Ireng, pondok pesantren Lirboyo, Pondok Mathali’ul Falah Pati, Al Irsyad Tengarqn Kabupaten Semarang, dll.
Biaya Uang Masuk dan SPP Bulanan
Umumnya awal masuk pondok pesantren memerlukan uang pangkal atau biaya awal masuk yang lumayan banyak, terutama untuk pondok pesantren modern ataupun pondok yang masih baru.
Tentunya orang tua akan memperhatikan biaya masuk serta uang syahriah bulanan pada pondok pesantren dengan penghasilannya.
Akan tidak mungkin seorang PNS biasa tanpa usaha sampingan melanjutkan pendidikan anaknya ke boarding school Nurul Fikri yang uang pangkal mencapai 40 juta dan SPP tiap bulan bisa mencapao Rp. 5.000.000,- (lima juta broo).
Kebersihan pesantren, sanitasi, fasilitas kamar dll
Pada saat membantu administrasi pesantren, saya pernah ditanya oleh seorang wanita yang menarik, yaitu kisaran fasilitas suatu pesantren.
Hal yang ditanyakan adalah : apakah anak anak tidur dilantai dengan kasur atau ada dipannya?
Bagaimana sinar matahari masuk ke kamar? ukuran kamar berapa? untuk kapasitas berapa anak? bagaimana sarana kebersihannya? apakah air lancar? kira kira menunya apa? kemudian saya mencoba bertanya kemari tentang informasi pondok yang dia tanyakan.
Tahukah anda bahwasanya dia tidak bertanya sama sekali terkait pelajaran maupun detail tentang pendidikan.
Fokus pertanyaan adalah tentang bagaimana fasilitas pesantren, kebersihan serta menu makan.
Hal ini saya berkesimpulan bahwa fasilitas dan kondisi bangunan serta penataan santri sudah merupakan pertimbangan ortu dalam memilih pesantren. hal ini karena bukan hanya satu atau dua orang yang bertanya seperti itu tentang suatu pesantren.
Lokasi dan Jarak Pondok Pesantren dengan rumah tempat tinggal wali santri
walau bukan faktor dominan, akan tetapi ada saja orang tua yang menjadikan jarak sebagai pertimbangan dalam memilih pesantren.
Seperti yang dialami oleh dokter Nur Ekasari, seorang dokter spesialis yang merupakan alumni pesantren di Surakarta, menceritakan bahwasanya selama 6 tahun di pesantren cuma pulang atau dijenguk sebanyak 3 kali.
sehingga adakalanya faktor jarak termasuk yang dipertimbangkan oleh orang tua untuk pendidikan anak.
Pesantren Pilihan Anak
kadang kadang sang anak sudah menentukan untuk melanjutkan pendidikan ke sebuah pesantren.
Hal ini terjadi karena mungkin pengaruh saudara atau teman atau promosi dari sang guru/pengajar. bisa juga karena pengetahuan anak membaca artikel di internet.
dengan kebulatan tekad sang anak menjadikan orang tua nurut untuk membiayai pendidikan sang anak pada pesantren yang dipilih.
Itulah beberapa faktor internal pondok pesantren yang menjadi alasan orang tua untuk memilih lembaga pendidikan.
Semoga bisa menjadi evaluasi kita semua untuk kemanfaatan dan kemajuan pondok pesantren di Indonesia.
Bisa untuk menjadi referensi orang tua dalam pertimbangan menentukan sekolah anak.