Klasifikasi Pondok Pesantren Berdasarkan Penelitian Balitbang Kemenag

Klasifikasi Pondok Pesantren Berdasarkan Penelitian Balitbang Kemenag
santri belajar (ilustrasi)

Klasifikasi pondok pesantren berdasarkan penelitian Balitbang Kementerian Agama. Pengelompokan atau klasifikasi pondok pesantren oleh Balitbang Kemenag ( Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama) dengan parameter tertentu.

Peningkatan Kuantitatif dan kualitatif pondok pesantren di Indonesia

Menurut catatan, pada 10 tahun terakhir, secara kuantitatif jumlah pondok pesantren mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Dengan pertumbuhan hampir mencapai dua kali lipat (2003-2004 berjumlah kisaran 14.500 an menjadi sejumlah 29.500 an pada tahun 2013-2014).

Sedangkan secara kualitatif juga mengalami pertumbuhan yang pesat dengan menimbang dari berbagai segi. Diantara aspek yang meningkat pesat secara umum adalah :

  • Status Kelembagaan
  • Tata Pamong
  • Penyelenggaraan program pendidikan
  • Perluasan bidang yang di kelola
  • Kekhasan bidang keilmuan
  • Diversifikasi usaha perekonomian
  • Jaringan koneksi dan yang lain klasifikasi pondok pesantren

Dengan berbagai macam perkembangan tersebut menjadikan banyaknya ekspresi pondok pesantren dalam hal kehidupan kebangsaan maupun secara kenegaraan

Klasifikasi pondok pesantren secara kelembagaan

Walaupun diperlukan penelitian yang lebih lanjut dan detail, secara kelembagaan, pengelompokan pondok pesantren dibagi bagi seperti dibawah ini :

  • Modern dan tradisional
  • Salafi dan khalafi
  • Sederhana, sedang dan maju
  • Kecil, menengah, dan besar
  • Untuk anak-anak, mahasiswa dan orang tua
  • Pedesaan dan perkotaan.

Selanjutnya dari berbagai parameter keadaan diatas, Kementerian Agama mengklasifikasi pondok pesantren menjadi 3 ( tiga ) kategori, yaitu :

  1. Salafiyah
  2. Khalafiyah
  3. Kombinasi (salafiyah + khalafiyah )

Klasifikasi pondok pesantren berdasarkan ciri khas keilmuan

Setelah pengelompokan berdasarkan keadaan, juga disusun klasifikasi pondok pesantren berdasarkan ciri khas keilmuan yang kuat di pondok pesantren. Adapun klasifikasi keilmuan dibagi menjadi :

  • Pesantren Aqidah
  • Pesantren Tasawuf
  • Pesantren Tafsir
  • Pesantren Hadis
  • Pesantren Fikih
  • Pesantren Ilmu Alat (nahwu shorof)
  • Pesantren Tahfidz
  • Pesantren Hisab ( Bukan rokok lho ya)

Klasifikasi Pondok pesantren berdasarkan ciri khas yang di selenggarakan

Pada pengelompokan pondok pesantren bidang ini, Kementerian mengkategorikan kedalam pondok pesantren ketrampilan. Adapun pembagiannya adalah :

  • Pondok Pesantren Ketrampilan Dakwah
  • Pondok Pesantren Ketrampilan Dakwah
  • Pondok Pesantren Ketrampilan Bahasa
  • Pondok Pesantren Ketrampilan Perdagangan
  • Pondok Pesantren Ketrampilan Pertanian
  • Pondok Pesantren Ketrampilan Kelautan
  • Dan Pondok Pesantren Home Industry ( industri rumah )

Dari ragam ketrampilan diatas, selanjutnya pesantren tersebut di kelompokkan menjadi pondok pesantren berbasis sebagaimana dibawah ini :

  • Pondok Pesantren berbasis ilmu pengetahuan agama Islam (Klasik)
  • Pondok Pesantren Berbasis Ilmu pengetahuan sosial Humaniora,
  • Pondok Pesantren berbasis Sains dan teknologi
  • Pondok Pesantren berbasis ekonomi kreatif
  • Dan Pondok Pesantren berbasis ilmu pengetahuan campuran

Sedangkan menurut Imam Suprayogo, pondok pesantren dapat di kelompokkan atau di pilah menjadi kategori :

  1. Pondok Pesantren Mandiri atau alternatif
  2. Pondok Pesantren Formal
  3. Dan Pondok Pesantren Takmily

Pada saat ini, ada kesulitan dan kendala untuk membuat baku klasifikasi pondok pesantren.

Misalnya pengelompokkan salafiyah, khalafiyah dan kominasi, dimana parameter yang digunakan menjadi sulit karena perkembangan pondok pesantren yang dinamis serta kenyataan di pondok pesantren yang susah untuk di buat mutlak apakah itu salafiyah atau khalafiyah.

Hal ini terjadi karena perkembangan pendidikan, nilai pesantren secara lokal, serta paham keagamaan yang di gunakan oleh pengasuh pondok pesantren.

Ada enam aspek Kelembagaan yang di ukur dalam penelitian ini. Yang diteliti meliputi :

  1. Bentuk legal dan pengambilan keputusan
  2. Sumber belajar dan kekhususan bidang keilmuan
  3. Sumber daya manusia
  4. Sumber daya sarana dan prasarana
  5. Kultur pondok pesantren atau nilai lokal intern ponpes
  6. Survive ability lembaga ( ketahanan lembaga )

Penelitian ini menggunakan konsep gabungan dari

  • Capacity building UNESCO-IICBA (2006)
  • World Bank (2016)
  • UNDP (2008)
  • Tearfund (2009)
  • Ricket (2007)
  • Freeman (2010)

Kesimpulan. Karena berbagai macam serta karakteristik pondok pesantren yang beraneka warna serta ragam dan budaya termasuk nilai kepesantrenan, sampai saat ini masih kesulitan untuk membagi kategori atau klasifikasi pondok pesantren.

Fungsi klasifikasi sebenarnya adalah untuk mempermudah perencanaan dan pelaksanaan program kedepan guna kemajuan dan peningkatan kualitas pondok pesantren.

Sumber : http://khazanah.republika.co.id/dunia-islam/religi-nusantara/15/17/30nsa737368-klasifikasi-pesantren-menurut-penelitian-kemenag

Akan tetapi harus di akui, Cuma berapa sih alokasi bantuan untuk lembaga pondok pesantren se Indonesia?

Coba anda bandingkan dengan anggaran yang lain. Niscaya akan terlihat seberapa banyak perhatian yang di dapatkan oleh ponpes atau pontren alias pondok pesantren.

Postingan baru : Kami usahakan Jadwal hari Senin dan Jumat akan ada tambahan postingan artikel baru. Terima kasih sudah menyimak. saran dan kritik serta sumbangan artikel kami tunggu. contact info : cspontren@yahoo.com twitter : PontrenDotCom FB : Gadung Giri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*