pontren.com – normalnya, lembaga Taman Pendidikan Al Qur’an erat berhubungan dengan masjid, entah dari segi tempat penyelenggaraan, orang orang yang mengelola ataupun koneksi dalam ibadah sebagai kaum muslimin.
Walau hampir semua menyadari keterkaitan antara Taman Pendidikan dengan masjid surau mushola maupun langgar, akan tetapi secara pengelolaan dapat dikatakan (umumnya) TPQ berjalan sendiri tanpa adanya support kongkrit dari takmir masjid pada daerah yang sama.
Dengan kurang adanya dukungan yang langsung dari takmir masjid menjadikan lembaga ini seakan akan berjalan bagaikan anak ayam tanpa ada induknya, kenapa bisa begitu? Biasanya karena memang dari pihak pengelola TPA tidak melakukan komunikasi terkait penyelenggaraan lembaga sehingga pengurus masjid menganggap kondisi TPQ dalam keadaan baik baik saja.
Masalahnya banyak kondisi TPQ tidak seperti perkiraan para takmir masjid dimaksud.
Problem kondisi TPQ yang kurang baik diantaranya adalah pembiayaan yang tidak jelas darimana sumbernya, kekurangan atau bahkan ketiadaan guru pengajar, jikapun ada guru, secara kompetensi masih bisa dikatakan jauh dari harapan baik dari segi keilmuan materi maupun metode cara mengajar dan pengetahuan psikologis anak umuran TPQ.
Dari hal diatas perlu diurai satu-satu masalah yang terjadi dan dicarikan jalan keluar guna peningkatan kualitas lembaga yang dapat menghasilkan santri TPQ yang memenuhi Standar Kelulusan dalam pembelajaran pada Lembaga Pendidikan Al Qur’an.
Berikut alasan kenapa pengelola Taman Pendidikan Al Qur’an untuk konsultasi komunikasi dengan takmir masjid tempat lembaga beroperasi
Pengalokasian dana infak yang dikelola bendahara takmir guna operasional Lembaga TPQ
Jujur saja, walau ada TPQ yang kegiatan belajar mengajar pada emper atau di dalam ruang utama masjid, itu tidak menggaransi bahwa TPQ diberikan dana secara teratur dari pihak masjid, alih alih dana rutin, adakalanya yang mengajar malah nombokin untuk keperluan peralatan belajar mengajar atau pada saat kegiatan lomba.
Dengan kondisi memprihatinkan ini pengelola TPQ dengan Kepala TPQ sebagai yang bertanggungjawab untuk segera melakukan konsultasi dan memberitahukan kondisi serta kebutuhan TPQ kepada Takmir masjid.
Tentunya telah dipersiapkan rincian pendanaan selama satu tahun termasuk kegiatan insidentil semisal lomba dan acara ramadhan.
Di awal janganlah terlalu banyak dalam penganggaran karena diperlukan melihat kondisi kas masjid supaya tidak membuat takmir kaget dan menganggap pemborosan ditengah keterbatasan dana.
Pengadaan dan Penyediaan serta Peningkatan kualitas Guru TPQ merupakan tanggungjawab bersama bukan hanya kepala TPA
Umumnya yang mengajar pada lembaga ini yaitu anak SMA atau kuliah maupun alumni kampus yang sedang menunggu mendapat pekerjaan, kondisi ini menjadikan sewaktu waktu ustadz pengajar bisa meninggalkan kegiatan mengajar pada lembaga, misalnya anak SMA melanjutkan kuliah, anak kuliah mendapat pekerjaan atau menikah. Dampaknya meninggalkan lobang besar pada formasi jumlah pengajar.
Bukan hanya kuantitas, akan tetapi kualitas juga perlu mendapat perhatian, yang ini agak sulit dimana ada solusi instant yaitu mendatangkan guru mumpuni dengan konsekuensi pengeluaran anggaran, atau men support guru yang ada untuk banyak ikut pelatihan dan juga belajar sendiri secara tekun dalam rangka mencapai kompetensi guru TPQ yang baik. Seperti apa sih guru yang baik? Silakan disimak pada tulisan menjadi guru TPQ yang baik.
Berkomunikasi supaya di support dalam mempromosikan TPQ dengan maksud orang tua mau mendorong dan memperhatikan anak belajar pada TPQ.
Sepanjang yang saya tau, umumnya pengurus Masjid atau takmir merupakan orang yang terpandang di lingkungan baik secara harta atau pangkat jabatan strata sosial.
Jika para pembesar kampung ini mau bergerak aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang TPQ diharapkan ada hasil yang kongkrit dibanding para guru ustadz TPQ bergerilya mencari murid (atau bahkan hanya sekedar mengajar tidak ada waktu untuk melakukan perekrutan murid baru yang termanajemen).
Menyeimbangkan antara pembangunan fisik masjid dengan pemberdayaan ummat dan anak didik TPQ
Banyak situasi menunjukkan takmir masjid bersemangat dalam melakukan rehab perbaikan masjid ataupun memperindah bangunan fisik tempat sholat ini, karena terlalu semangat dalam melakukan penguatan bangunan serta pernak pernik keindahannya bisa jadi ada terabaikan Lembaga TPQ secara pendanaan, untuk ulasannya anda bisa membaca di Takmir terlalu sibuk rehab bangun masjid, Dana untuk TPQ terabaikan.
Dengan berkomunikasi inisiatif pengurus TPQ maka harapan kedepan ada balancing antara pengeluaran dana untuk bangunan fisik dan peningkatan kualitas umat secara keilmuan maupun kuantitas dan kualitas jamaah.
Catatan
Dengan pentingnya komunikasi ini maka yang diperlukan adalah kerendahan hati dari para pengelola TPQ untuk mengawali konsultasi dan komunikasi dengan para takmir masjid guna terobohkan sekat antara pengelola TPQ dengan Takmir Masjid.
Selanjutnya adalah seyogyanya dalam berkomunikasi, pengurus telah siap dengan program serta anggaran satu tahun yang masuk akal menyesuaikan dengan keuangan kas masjid.
Jika sudah ada kejelasan dari takmir masjid, ada konsekwensi logis kepada para pengelola TPQ untuk meningkatkan kualitasa pengelolaan lembaga yang profesional dan transparan dalam laporan, misalnya setiap akhir bulan lembaga membuat laporan tertulis yang di tempel pada papan pengumuman perihal penggunaan dana TPQ.
Itulah opini yang dapat kami tuangkan dalam blog ini. Salam hari Jum’at.