pengertian santri menurut para ahli khususnya yang belajar pada lembaga pondok pesantren, kumpulan dari berbagai pendapatnya para ahli yang ada dalam buku maupun internet.
Pontren.com – informasi mengenai pengertian pondok, santri, pesantren, diambilkan dari Disertasi Dr. Zainal Arifin, S.Pd.I, MSI. Dosen Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Bagi yang mau mengutip atau menggunakan karya ilmiah silakan langsung dari ambil dari disertasi beliau yang berjudul KEPEMIMPINAN SPIRITUAL PESANTREN TEMBOROStrategi Kebudayaan Kiai dalam Membentuk Perilaku Religius yang mendapat predikat Cum Laude (sangat memuaskan).
Tulisan ini ditulis ulang dalam media internet blog secara cuplikan dan dipecah pecah diambil yang praktis tanpa membingungkan pembaca dalam memahami beberapa bagian keilmuan. Dilakukan guna memudahkan proses transfer ilmu kepada peminat karya ilmiah utamanya dalam hal pondok pesantren.
Baca :
- Dasar Hukum Penyelenggaraan Pondok Pesantren
- 2 Kompetensi yang harus dimiliki Lulusan Pesantren Salafiyah
- Jiwa Pondok Pesantren (ruhul Ma’had)
Selain itu dilakukan adaptasi dimana kutipan berupa footnote diubah menjadi model dalam tulisan supaya lebih support dalam penulisan pada media wordpress ini karena dalam blog kita mengalami kesulitan jika menggunakan model footnote. 😀
Pengertian Pondok, Santri dan Pesantren
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang dikenal sebagai tempat mencetak ahli-ahli agama Islam (tafaqquh fi al-di>n) yang memiliki karakteristik kemandirian dan ketaatan kepada kiai. (A. Musthofa Bisri dalam Baddrut Tamam, Pesantren, Nalar, dan Tradisi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), xx)
Pengertian Santri
Zamakhsari Dhofier mengutip beberapa pendapat mengenai istilah santri.
Pendapat C.C. Berg, santri berasal dari istilah Shastri dalam bahasa India berarti orang yang mengetahui buku-buku suci Agama Hindu atau sarjana ahli kitab suci Agama Hindu dan pendapat M. Chaturverdi dan BN Tiwari, istilah Shastri berasal dari Shastra yang berarti buku suci, buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan (Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kiai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia, cet. ke-9, (Jakarta: LP3ES, 2011) hal 41)
M. Ziemek juga merangkum pendapat-pendapat para ahli tentang istilah santri ini. Pertama, pendapat Hamid A bahwa kata “santri” dari ikatan kata “sant” yang berarti “manusia baik” dihubungkan dengan suku kata “tra” yang berarti “suka menolong”, sehingga pesantren dapat diartikan sebagai “tempat pendidikan manusia yang baik-baik”.(Ziemek, Pesantren dalam…, 99)
Kedua,
menurut Geertz, santri mungkin diturunkan dari kata Sansekerta “Shastri” (ilmuwan Hindu yang pandai menulis).
Dalam pemakaian bahasa modern, kata santri memiliki arti yang sempit dan luas. Arti sempit santri adalah seorang pelajar sekolah agama (pondok atau pesantren) dan arti luasnya berarti seorang anggota bagian penduduk Jawa yang menganut Islam dengan sungguh-sungguh. (Ziemek, Pesantren dalam…, 99)
Pengertian Pesantren
Pesantren merupakan proses penyantrian yang memiliki dua arti, yaitu tempat santri atau proses menjadi santri”. (Abd. Halim Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam dari Ordonasi Guru sampai UU Sisdiknas, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 35.)
Dari asal-usul kata “santri”, banyak sarjana berpendapat bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan bangsa Indonesia yang berasal dari lembaga “mandala” agama Hindu Budha yang diislamkan (proses islamisasi) oleh para kiai (Dhofier, Tradisi Pesantren…, 41)
Menurut Karel A. Steenbrink, pendidikan pesantren dilihat dari segi bentuk dan sistemnya berasal dari India. Sebelum proses penyebaran Islam di Indonesia, sistem pendidikan pesantren digunakan secara umum untuk pendidikan agama Hindu di Jawa. (Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun Modern, (Jakarta: LP3ES, 1986), 20-21.
Asal Usul Pesantren
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua pendapat mengenai asal-usul pesantren. Pertama, pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang berasal dari tradisi Isla m seperti za>wiyah atau khana>qah di Timur Tengah sebagaimana pendapat Nurcholis M.Kedua, pesantren merupakan kelanjutan dari tradisi Hindu Budha yang mengalami proses islamisasi sebagaimana pendapat Zamakhsari Dhofier dan Karel A. Steenbrink.
Tipologi Santri berdasarkan tempat tinggal
Dalam tradisi pesantren, ada dua tipologi santri, yaitu santri mukim dan kalong. Santri mukim adalah santri yang menetap di pesantren sedangkan santri kalong adalah santri yang tidak menetap atau setiap hari pulang-balik atau nglaju (Jawa) dari rumahnya sendiri. (Binti Maunah, Tradisi Intelektual Santri (Yogyakarta: Teras, 2009), 37
Karena pengaruh modernisasi di pesantren dan masyarakat modern, banyak santri yang kurang termotivasi untuk melanjutkan perjuangan kiai dengan mendirikan pesantren dan lebih suka mencari pekerjaan sesuai kebutuhan masyarakat modern. (Yon Machmudi, ‚The Decline of Ulama Authority in Indonesia: The Cases of Two Pesantrens in East Java (Pesantren Pesantren Darul Ulum Jombang and Langitan Tuban)‛, dalam https://www.academia.edu/5355939/The_Decline_of_Ulama_Authority_in_Indonesia. [Diakses
tanggal 19 Maret 2014].
Demikian hasil transfer bentuk file pdf ke dalam tulisan blog dengan modifikasi edit supaya support dalam halaman blog ini.