Sebuah reportase dalam penerapan metode yanbu’a dalam belajar membaca al-Qur’an usia dini sampai lansia pada binaan wilayah karangpandan, karanganyar oleh Mbak Muniroh dengan non Ida Hamidah, SHI sebagai bagian editor.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, berikut adalah sebuah tulisan, bisa saya anggap sebagai reportase penelitian lapangan berdasarkan pengalaman pribadi sang penulis.
Yaitu penerapan pembelajaran membaca al-Qur’an dengan menggunakan metode yanbu’a mulai dari usia dini, anak pelajar SD SMP maupun SMA sampai dengan orang dewasa serta lansia.
Karya tulis ilmiah ini disusun guna memenuhi persyaratan lomba pai award tingkat kabupaten karanganyar tahun 2023 oleh muniroh penyuluh agama non pns Kec. Karangpandan dengan judul:
PENERAPAN METODE YANBU’A DALAM BELAJAR MEMBACA AL- QUR’AN USIA DINI SAMPAI LANSIA PADA KELOMPOK BINAAN WILAYAH KARANGPANDAN, KARANGANYAR
Latar Belakang penulisan Karya Ilmiah Penerapan Metode Yanbu’a Pada Usia Dini Sampai Lansia
Pada hakekatnya ada tiga tugas yang diemban oleh penyuluh agama, yaitu membimbing umat dalam menjalankan ajaran agama dan menyampaikan gagasan-gagasan pembangunan kepada masyarakat dengan menggunakan bahasa agama dan meningkatkan kerukunan hidup beragama.
Disinilah peranan Penyuluh Agama Islam dalam menjalankan kiprahnya di bidang bimbingan masyarakat Islam harus memiliki tujuan agar suasana keberagamaan, dapat merefleksikan dan mengaktualisasikan pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penyuluh Agama yang juga memiliki fungsi informatif, edukatif dan advokatif, maka harus bersedia membuka mata dan telinga terhadap persoalan umat.
Posisi penyuluh agama Islam ini sangat strategis baik untuk menyampaikan misi keagamaan maupun misi pembangunan. Penyuluh agama Islam juga sebagai tokoh panutan, tempat bertanya dan tempat mengadu bagi masyarakatnya untuk memecahkan dan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh umat Islam.
Sesuai dengan Keputusan Direktur jenderal Bimas islam nomor 298 tahun 2017, bahwa salah satu spesialisasi Penyuluh Non PNS adalah Penyuluhan pemberantasan Buta Huruf Alquran, bertugas secara bertahap menjadikan kelompok binaan dapat membaca dan menulis Al-quran’.
Salah satu kegiatan nyata yang kami lakukan adalah menerapkan metode yanbu’a dalam belajar membaca Al qur’an kepada kelompok binaan.
Bermula dari keluhan salah satu warga ( Bp. Putut) yang mempunyai keponakan usia SMA belum bisa baca Al Qur’an sama sekali.
Akhirnya kami privat anak SMA tersebut untuk bisa membaca Al qur’an dan kami terapkan metode yanbu’a didalamnya.
Karena dirasa belajar membaca Al qur’an menggunakan metode yanbu’a itu menyenangkan akhirnya dari satu santri ini mengajak teman- temannya ikut serta bahkan ada yang berasal dari luar Karangpandan, lanjut kekeluarganya juga ikut serta belajar.
Kegiatan ini bertempat di rumah Bp. Putut beralamatkan di Tembok Rt. 002/007, Ds. Harjosari.
Seiring berjalannya waktu kegiatan ini berkembang ke wilayah Karangpandan yang lain seperti di Desa Bangsri ( Dsn Ngipik, Dsn. Jangganan Dan Dsn. Kopenan), dan Ds. Karangpandan ( Dsn Pandan Kidul, dan Dsn. Sawahan).
Termasuk bertempat dirumah kami sendiri. Dengan penerapan methode Yanbu’a dalam belajar membaca Al qur’an ternyata diserap sangat cepat, mudah diingat dan lansia pun jadi lancar membaca Al – Qur’an, terbukti dari sebagian besar santri lansia yang bermula dari nol (0) pemahaman huruf hijaiyyah, bisa akhirnya lancar membaca Al –Qur’an dalam waktu delapan (8) bulan.
Dengan latar belakang seperti inilah kami rasa sangatlah perlu menerapkan methode yanbu’a dalam belajar membaca Al – Qur’an baik dari usia dini sampai lansia karena progess pembelajarannya sangat cepat, menarik, dan hasilnya nyata.
Rumusan Masalah
berikut adalah rumusan masalah tentang penerapan metode yanbua untuk anak usia dini dan dewasa serta manula lansia adalah sebagai berikut;
Apa yang dimaksud Methode Yanbu’a?
Bagaimana penerapan methode Yanbu’a dalam mengajarkan membaca Al Qur’an pada binaan di wilayah Kecamatan Karangpandan (wilayah Harjosari, Bangsri dan Karangpandan)?
Bagaimana perkembangan kemampuan masyarakat binaan diwilayah kecamatan Karangpandan (wilayah Harjosari, Bangsri dan Karangpandan) dalam membaca Al Qur’an setelah diterapkannya metode Yanbu’a ?
Tujuan.
Untuk mengetahui methode belajar membaca Al Qur’an yang tepat diterapkan pada binaan diwilayah Karangpandan (wilayah Harjosari, Bangsri dan Karangpandan) .
Dalam rangka mengetahui proses penerapan methode yanbu’a belajar membaca Al Qur’an pada binaan diwilayah Karangpandan (wilayah Harjosari, Bangsri dan Karangpandan)
Untuk mengetahui keberhasilan penerapan methode yanbu’a belajar membaca Al Qur’an pada binaan diwilayah Karangpandan (wilayah Harjosari, Bangsri dan Karangpandan)
Manfaat
Memberikan solusi belajar membaca Al Qur’an dengan methode yang menyenangkan dan menumbuhkan semangat belajar.
Mewujudkan masyarakat yang cerdas dan Fashih dalam Membaca Al-Qur’an
Sebagai upaya pengentasan buta huruf Al-Qur’an.
Penjelasan tentang methode Yanbu’a (PEMBAHASAN)
Methode Yanbu’a adalah pembelajaran membaca dan menulis serta menghafal Al – Qur’an dengan cepat, mudah dan benar yang diterapkan baik anak maupun dewasa.
Methode Yanbu’a disusun dengan Rasm Utsmani dan menggunakan tanda baca dan Waqaf yang ada didalam mushaf Al – Qur’an Rams Utsmani yang dipakai di Negara- Negara Arab dan Negara Islam.
Rasm Utsmani adalah cara penulisan Al – Qur’an yang dibakukan pada masa Khalifah Utsman Bin Affan (25 H/646 M).
Metode yanbu’a ini adalah suatu metode baca tulis dan menghafal Al-Qur’an, untuk membacanya santri tidak boleh mengeja, membaca langsung dengan cepat, tepat, lancar dan tidak putus-putus disesuaikan dengan kaidah makhaarijul huruf.
Cara pembelajaran yanbu’a yaitu
- Musyafahah yaitu guru membaca terlebih dahulu kemudian santri menirukan. Dengan cara ini guru dapat menerapkan membaca huruf dengan benar melalui lidahnya. Sedangkan santri akan dapat melihat dan menyaksikan langsung praktek keluarnya huruf dari lidah guru yang ditirukannya.
- Ardhul Qira’ah yaitu santri membaca di depan guru sedangkan guru menyimak dengan baik. Sering juga cara ini disebut dengan sorogan. Cara ini akan memudahkan guru untuk mengetahui dan membenarkan bacaan santri yang keliru.
- Pengulangan yaitu guru mengulang-ulang bacaan, sedangkan santri menirukannya kata per kata atau kalimat per kalimat, juga secara berulang-ulang hingga terampil dan benar.
Adapun karakteristik metode yanbu’a ini yaitu:
- Dirancang dengan menggunakan Rosm Usmaniy,
- Terdiri dari tujuh jilid,
- Sangat mudah,
- Mudah bagi pengajar,
- Mudah dipahami murid.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode yanbu’a mempunyai beberapa karektiristik yaitu dalam penulisanya dirancang dengan menggunakan Rosm Usmaniy, terdiri dari jilid pemula sampai jilid 7, mudah bagi pengajar dan mudah dipahami murid.
Paparan kondisi Dampingan
Masyarakat di wilayah Harjosari ini mayoritas muslim dan rata- rata berpencaharian sebagai petani, buruh pabrik, pedagang dan banyak juga yang menjadi penganggur. Selama ini banyak masyarakat Harjosari yang belum bisa membaca Al – Qur’an.
Melihat kondisi tersebut, kami tertarik untuk ikut terjun melakukan Penyuluhan pemberantasan Buta Huruf Alquran, bertugas secara bertahap menjadikan kelompok binaan dapat membaca dan menulis Al-qur’an.
Bermula dari keluhan salah satu warga ( Bp. Putut) yang mempunyai keponakan usia SMA belum bisa baca Al Qur’an sama sekali. Akhirnya kami privat anak SMA tersebut untuk bisa membaca Al qur’an dan kami terapkan metode yanbu’a didalamnya.
Karena dirasa belajar membaca Al qur’an menggunakan metode yanbu’a itu menyenangkan akhirnya dari satu santri ini mengajak teman- temannya ikut serta bahkan ada yang berasal dari luar Karangpandan, lanjut kekeluarganya juga ikut serta belajar.
Kegiatan ini bertempat di rumah Bp. Putut beralamatkan di Tembok Rt. 002/007, Ds. Harjosari.
Dari situ kemudian penyuluhan kami dibidang pengentasan Buta Hurul Al Qur’an ini berkembang ke wilayah Karangpandan yang lain seperti di Desa Bangsri ( Dsn Ngipik, Dsn. Jangganan Dan Dsn. Kopenan), dan Ds. Karangpandan ( Dsn Pandan Kidul, dan Dsn. Sawahan). Termasuk bertempat dirumah kami sendiri.
Berawal dari 1 santri sekarang berkembang menjadi ratusan santri yang istiqomah dalam belajar membaca Al –qur’an dari mulai usia Dini sampai Lansia.
Tercatat binaan Lansia di Harjosari ada 15 orang, Remaja 15 anak dan Usia Dini ( usia TK s/d SD) sejumlah 70 an anak.
Pembelajaran diawali dengan do’a dilanjutkan pembacaan makhorijul huruf, kemudian dilanjutkan pembacaan surat- surat pendek dan sorogan masing – masing santri. Dari system sorogan ini akan diketahui kemampuan membaca al – Qur’an masing- masing santri.
Dengan penerapan methode yanbu’a ini ternyata begitu cepat diserap oleh binaan, mulai dari makhorijul hurufnya yang dibaca jelas, tidak imalah ( miring), isymamul hurufnya ( mencampurkan bunyi hurufnya) jelas.
Contoh pendalaman makhorijul huruf dalam methode Yanbu’a sebagaimana dalam penampakan gambar berikut ini.
Contoh imalah yang hanya ada 1 di dalam Al-qur’an (QS. Hud : 41)
وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Contoh bacaan isymam:
Misalnya lafadh : لَاتَأْمَنْنَا Nun mati pertama sebagai tempat bacaan isymam, sehingga melafadkan nun itu (لَاتَأْمَنْ) , kedua bibir dimonyongkan.
Refleksi Penerapan Methode Yanbu’a
Dengan penerapan methode yanbu’a dalam pembelajaran membaca Al –Qur’an dalam binaan kami ini ada perkembangan yang nyata.
Walaupun secara teori methode ini cocok diterapkan pada usia dini hingga dewasa, tetapi ternyata ketika diterapkan pada usia lansia cocok juga dan berhasil.
Salah satu indikator keberhasilan dari penerapan methode ini adanya lansia yang mahir membaca Al – Qur’an dalam jangka waktu 8 bulan, padahal beliau mulai belajar dari nol sama sekali tidak tahu bacaan huruf hijaiyyah.
Dan juga sekarang setiap 3 minggu diadakan khotmil qur’an bersama di majelis masing- masing.
Indikator keberhasilan anak – anak hingga remaja progessnya lebih cepat dan benar.
Penutup
Al-Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman sebaik-baiknya pedoman bagi manusia demi tercapainya kebahagiaan kehidupan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu umat manusia di haruskan untuk selalu mempelajari dan menerapkanya mulai dari membeca, menulis, menghafal, terlebih lagi menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
Namun jika melihat kondisi umat manusia pada sekarang ini banyak di antara mereka yang masih belum bisa membaca dan menulis Al-Qur’an bahkan ada juga yang tidak bisa sama sekali membaca dan menulis Al-Qur’an dan lupa akan kewajiban mempelajarinya.
Membaca dan menulis Al-Qur’an juga terdapat aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan agar tidak asal membaca dan menulis, seperti ilmu tajwid dan ilmu tahsin dalam membaca serta tatacara menulis Al-Qur’an.
Salah satu faktor yang menentukan dalam keberhasilan proses pembelajaran pada saat ini bukan hanya guru maupun sarana prasarana yang ada, namun masih ada faktor yang mendukung keberhasilan dalam proses pemebelajaran yaitu metode.
Demikianlah reportase tentang penelitian lapangan Penerapan Metode Yanbu’a Pada Usia Dini Sampai Lansia dalam belajar membaca al-Qur’an tulisan mbak Muniroh serta bertindak sebagai editor mbak Ida Hamidah SHI. Maturnuwun sudah iseng mampir ke blog sederhana ini, salam kenal dan wassalamu’alaikum.