Beberapa hari ini ada kejadian yang kurang menyejukkan situasinya bagi saya, pertama pada hari jum’at kemaren ATM disabled tidak dapat dipakai, sehingga bisa diuruanya pada hari selasa. (Senin libur 17 agustus).
Yang kedua, pada hari ini selasa 18 agustus kena semprit, ternyata stnk kendaraan lawas lansiran tahun 1992 telat pajak. Tidak perlu saya menceritakan bagaimana historynya, bisa bisa malah panjang lebar urusannya. Posisi pengendara mau menang? Ngimpi ah.
Dan yang ketiga yaitu hari ini saat mengurus atm di kantor unit BRI supaya mengaktifkan atm yang disabled menjadi enable ternyata antri panjang.
Dari buka jam 8 pagi, kasir baru menunjukkan angka 1, saya dapat urutan nomor 30. Bujubunee jauhnyooo urutannya.
Dasar saat berangkat kerja juga belum sarapan, akhirnya cari saja deh makan pagi supaya perut isi sembari melupakan situasi padi para petani yang diserang hama wereng coklat.
Lingak linguk cari warung yang deket, akhirnya mata tertuju pada gerobag ala hick yang ada di dekat BRI unit Tasikmadu, belum pernah kesitu sebelumnya, cuss aja guna isi perut.
Warungnya bernama seperti dalam judul yaitu “Mpok Indun”. Menunya lumayan tersedia beberapa macam. Kalau dalam plakat menyediakan:
- Rujak
- Lotis
- Pecel
- Brambang Asem
- Aneka minuman good day coffee mix white coffee, top capuccino, sidomuncul susu jahe, kopi kapal api, neo coffee caramel machiato dll
Akhirnya pesan nasi pecel dan teh hangat kemudian ambil gorengan mendoan alias tempe goreng dan seekor kerupuk.
Kalau anda menganalisa enak atau nikmatnya pecel, apa pertimbangannya? Kalau saya ya sambalnya, menurut saya sip nih pecelnya, rasanya pas manis pedasnya dan cocok dilidah.
Nasi nya pun hangat karena dari magic jar. Saya tidak segan memberi apresiasi pada warung ini dalam hal nasi pecelnya.
Selesai makan, dihitunglah biaya makanan dan minuman serta lauk pauk pendamping sarapan saya pagi ini. Nasi pecel, mendoan, kerupuk satu plus teh anget. Habis Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).
Urusan kebersihan, tempat dan juga kelengkapan peralatan bersih, cuman posisinya memang dipinggir jalan raya, untungnya tidak terlalu banyak debu yang beterbangan.
Warung ini ternyata sudah buka mulai pagi pagi sekali alias jam 06.00 wib dan tutup jam 17.00 wib atau jam 5 sore.
Habis bayar kemudian ngobrol sebentar cerita kalau sedang antri di BRI dan dapat nomor urut 30. Ibu penjual berkomentar kemungkinan nanti jam 11 atau jam 12 tuh kalau nomer segitu.
Duh masih laamaaa… Kerjaan sudah mununggu…, dah gitu masih mikir bayar denda tilang, bayar pajak, bayar biaya kendaraan yang sedang perlu ganti spare part, ditengah wabah corona koq ya sempat kena tilang… Aduh nangsibbbb.. Nangsib..