Yen isih cilik tapihan yen wis gedhe wuda batangane apa hayo? Batangane utawa bedhekane sing bener yaiku pring (bambu).
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuhu. Ada cangkriman bahasa Jawa tentang bambu (pring) yang bunyi pertanyaannya yaitu jika masih kecil tapihan (memakai tapih), jika sudah dewasa tidak memakai apapun.
Jadi tebak-tebakan kata atau cangkriman ini kalebu jenise cangkriman pepindhan.
Baca;
Wiwawite lesbadhonge batangane
Kayu mati ginubet ula mati batangane
Ndhuwur kencrengan ngisor jedhoran
Cangkriman pepindhan adalah tebak-tebakan kata yang memisalkan sesuatu dengan suatu lainnya.
Tentunya pemisalan ini memiliki kemiripan yang sangat serupa.
Bagaimana bambu (pring) adalah jawaban dari cangkriman ini?
Jadi yen isih cilik artinya adalah jika masih kecil. Yaitu pada saat berusia belia.
Si dia (yang menjadi cangkriman/pertanyaan tebak-tebakan yang nantinya harus dijawab) tapihan.
Apa itu tapihan?
Tegese tapihan yaiku nganggo tapih. Tapih yaiku samak utawa bunteling buku, blebeding jagung.
Tapihan artinya adalah memakai tapih. Tapih yaitu cover atau samak buku, yang menutupi tanaman jagung atau yang lainnya.
Jadi maksudnya tapih adalah suatu barang yang bentuknya tipis berfungsi untuk menutupi.
Batangane Cangkriman Yen Isih Cilik Tapihan Yen Wis Gedhe Wuda
Yen wis gedhe wuda tegese yaiku menawa wis dewasa utawa ora cilik maneh ora ngaggo apa-apa.
Artinya yaitu jika sudah besar atau dewasa telanjang. Maksudnya adalah jika sudah dewasa atau bukan kanak-kanak dia tidak memakai apapun. Dalam hal ini adalah tapih.
Jadi bambu yang masih muda atau rebung (dalam bahasa Jawa disebut dengan “bung”), itu sekujur tubuhnya ditutupi dengan kulitnya.
Inilah maksud dari tapihan dalam cangkriman ini. Yaitu ada benda yang menutupi tubuhnya.
Dan pada saat dia (bambu ini) sudah berumur atau dewasa, kulit itu sudah tidak lagi menutupi. Sehingga tampaklah batang pohon bambu yang berwarna hijau tua atau warna coklat bambu. Adapula yang memiliki warna kuning.
Karena perubahan dari rebung (bambu muda) yang awalnya ada kulit yang menutupi, dan ketika dewasa kulitnya sudah hilang inilah muncul cangkriman berbahasa Jawa ini.
Demikianlah penjelasan tentang cangkriman sing batangane pring dalam bahasa Jawa. Wassalaamu’alaikum.