Wong Kang Rugi Bandha sawetara Nanging tambah sedulur utawa Bathi Paseduluran kaya unine paribasan tuna satak bathi sanak.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, dalam paribasan Bahasa Jawa ada yang berbunyi tuna satak bathi sanak.
Apa maksudnya atau maknanya? Maksudnya yaitu rugi secara materiil atau harta benda kekayaan namun untung secara saudara (tambah atau mempererat persaudaraan).
Bagaimana bisa seperti itu?
Jadi kata tuna dalam bahasa Jawa artinya adalah rugi, merugi, mengalami kerugian.
Tembung tuna kosokbaline yaiku bathi. Kata tuna atau rugi ini dalam bahasa Jawa lawan katanya adalah bathi yang artinya yaitu untung atau keuntungannya.
Contohnya kulakan membeli sesuatu seharga 5 ribu rupiah, hanya laku 5 ribu rupiah saja. tentunya dia rugi waktu, dan biaya ketika kulakan.
Satak tegese yaiku enggon-enggonane 100 dhuwit. Kata satak adalah suatu tempat atau wadah untuk 100 uang.
Jadi kata tuna satak atau rugi tempat untuk 100 uang ini sebagai gambaran tentang kerugian secara materi atau harta benda.
Bathi tegese yaiku payu luwih saka pawitan. Kata bathi artinya adalah untung (laku lebih dari harga beli atau kulakan).
Adapun kata sanak artinya seperti bahasa Indonesia yaitu berhubungan dengan saudara.
Wong Kang Rugi Bandha Nanging Bathi Paseduluran
Jadi apabila ada soal dalam Bahasa Jawa yang berbunyi “menawa ana uwong kang rugi bandha sawetara ananging sabanjure tambah sedulure utawa pasedulurane tembung paribasane yaiku tuna sathak bathi sanak.
Penggambaran kerugian secara harta benda atau uang (rugi bandha) ini dalam ungkapan tuna satak atau rugi dalam hal tempat 100 uang.
Sedangkan penggambaran mengenai tambah sedulur gambarannya yaitu bathi sanak. Sebagaimana dalam bahasa Jawa, bathi artinya adalah untung.
Dalam hal ini keuntungan yang dia dapatkan adalah tambah saudara atau bertambahnya semakin erat persaudaraan.
Hal ini sebagaimana sifat dan watak orang Jawa yang suka akan ketenteraman dan kehidupan yang tenang. Sehingga bertambahnya saudara merupakan hal yang baik meskipun adakalanya rugi secara materi.
Tapii… ada tapinya juga. Tidak semua mas – mas Jawa memiliki sifat dan watak yang baik hati. Hal itu tentunya juga kembali ke masing-masing pribadi perorangan. Tidak semuanya baik, dan tidak semuanya buruk.
Demikianlah pepatah bahasa Jawa yang menggambarkan tidak apa-apa mengalami sedikit kerugian dalam harta benda namun bisa mendapatkan keuntungan berupa bertambah saudara. Maturnuwun sudah mampir, wassalamu’alaikum.