Materi Adab dan Doa Kelancaran Bicara untuk TPQ

Materi Adab dan Doa Kelancaran Bicara untuk TPQ maupun TPA sebagai panduan guru dalam memberikan pembelajaran bagaimana adab dan sopan santun saat berbicara.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu. Teks arab doa kelancaran berbicara disertai dengan tulisan latin dan terjemahannya beserta materi adab berbicara untuk TPA.

Mengacu kepada juknis TPQ lama, materi ini disampaikan untuk TKQ Level A pada bulan ke empat dengan tenggang waktu pembelajaran selama satu bulan.

Tujuan pemberian materi ini supaya anak bisa menguasai adab beserta doa dalam kelancaran berbicara. Sekaligus bisa mempraktekkan dalam kehidupan sehari hari.

santri TPQ TPA
santri TPQ TPA

Teks Arab Doa Kelancaran Bicara beserta tulisan latin dan terjemahannya

Doa ini terdapat pada surat At Thaaha ayat 25-28.

Merupakan doa nabi Musa ‘alaihissalaam memohon kepada Allah SWT pada saat menghadapi raja Fir’aun dari Mesir.

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي
وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي
وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي
يَفْقَهُوا قَوْلِي

robbisy roh lii sod’rii
wa yassirlii amrii
wahlul ‘uq’datam mil lisaani
yafqohuu qoulii

Artinya :
Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku
dan mudahkanlah untukku urusanku
dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku
supaya mereka mengerti perkataanku.

Adab dalam berbicara

Setelah para santri mendapatkan materi hafalan, selanjutnya diberikan materi tentang adab dan tatacara berbicara.

Berikut beberapa hal yang bisa disampaikan kepada murid TPQ atau TPA.

Berkata yang baik atau diam

Salah satu etika berbicara yaitu hendaknya berbicara yang baik.

Jika tidak bisa berbicara yang baik maka untuk diam.
Contoh perkataan yang tidak baik seperti :

  • Perkataan yang keji, misalnya misuh misuh mengumpat sumpah serapah yang tidak baik
  • Tidak berkata jujur alias berbohong
  • Menghujat

Sebagaimana hadis riwayat dari Abu Hurairah radhiallahu anhu.

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak, maka diamlah.

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

Tidak mengolok olok orang lain.

santri langitan sedang belajar (ilustrasi)

Mengolok olok yaitu menyebutkan kekurangan orang lain guna merendahkan dan menghinanya.

Hal ini tidak sesuai dengan QS al Hujuraat ayat 11 dimana orang orang beriman dilarang sekumpulan orang laki-laki merendahkan sekumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.

Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan sekumpulan yang lain, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.

Menjauhi Ghibah dan Namimah

Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan).

Baik dalam keadaan jasmani, agama, harta benda, perbuatan, bentuk lahiriyah dan sebagainya.

Namimah berarti mengadu domba. Maksudnya adalah perkataan yang dimaksudkan supaya ada dua belah pihak atau lebih menjadi bermusuhan saling membenci.

Berkata Jujur atau tidak berdusta

Jika berbicara hendaknya jujur tidak berdusta, seperti telah disampaikan sebelumnya daripada berdusta maka lebih baik diam.

Sedikit Berbicara

mengurus IMB Pondok Pesantren

Salah satu resiko banyak berbicara adalah salah dalam berbicara, sehingga untuk meminimalisir kesalahan maka untuk sedikit berbicara.

Rasulullah membenci orang-orang yang banyak bicara, orang yang memfasih-fasihkan cara bicaranya dan orang yang sombong.
Tidak Menceritakan Semua yang Didengarkan

Dimasukkan dalam hal kedustaan jika seseorang menceritakan segala hal yang didengarkan. Hal ini berdasarkan matan hadis riwayah Imam Muslim yang berbunyi :

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

Termasuk kedustaan seseorang apabila dia menceritakan segala apa yang didengarnya.

Meninggalkan Perdebatan Walaupun Pada Posisi yang Benar

Berdebat merupakan keasyikan tersendiri bagi orang orang tertentu yang utamanya mahir dalam mengolah kata. Akan tetapi adab dalam berbicara hendaknya meninggalkan perdebatan walaupun benar.

Berikut dasar dari meninggalkan debat walau benar.

ﻋَﻦ ﺃَﺑِﻲ ﺃُﻣَﺎﻣَﺔ ﻗَﺎﻟَﻘَﺎﻝ ﺭَﺳُﻮﻝ اﻟﻠَّﻪ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠَّﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪ ﻭَﺳَﻠَّﻢ ﺃَﻧَﺎ ﺯَﻋِﻴﻢ ﺑِﺒَﻴْﺖ ﻓِﻲ ﺭَﺑَﺾ اﻟْﺠَﻨَّﺔ ﻟِﻤَﻦ ﺗَﺮَﻙ اﻟْﻤِﺮَاء ﻭَﺇِﻥ ﻛَﺎﻥ ﻣُﺤِﻘًّﺎ ﻭَﺑِﺒَﻴْﺖ ﻓِﻲ ﻭَﺳَﻄ اﻟْﺠَﻨَّﺔ ﻟِﻤَﻦ ﺗَﺮَﻙ اﻟْﻜَﺬِﺏ ﻭَﺇِﻥ ﻛَﺎﻥ ﻣَﺎﺯِﺣًﺎ ﻭَﺑِﺒَﻴْﺖ ﻓِﻲ ﺃَﻋْﻠَﻰ اﻟْﺠَﻨَّﺔ ﻟِﻤَﻦ ﺣَﺴَّﻦ ﺧُﻠُﻘَﻪ

ilustrasi santri ponpes gratis

“Aku menjamin sebuah istana di sekitar surga bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan walaupun dia dalam keadaan benar. Dan dipertengahan surga bagi seorang yang meninggalkan kedustaan walau dalam bercanda dan di bagian surga tertinggi bagi yang terpuji akhlaknya.” (HR. Abu Dawud, dalam sunannya, no 4167)

Menjaga rahasia saudara

Menjaga rahasia saudara termasuk dalam kategori menutupi aib seseorang.

Jika seseorang dibuka rahasianya maka akan memalukan pemilik rahasia ataupun berakibat tidak baik.

Pahala bagi seseorang yang menutupi aib saudaranya adalah Allah menutupi aibnya kelak di hari raya.

لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” [Shahih Muslim]

Menghomati yang Lebih Tua dalam Berbicara

Dalam menghormati yang lebih tua dalam berbicara salah satunya dengan cara mendahulukan yang lebih tua untuk berbicara, bersuara lembut dan tidak meremehkannya.

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا

“Bukan golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih muda atau tidak menghormati yang lebih tua.”

Tidak memotong pembicaraan orang lain

Salah satu adab berbicara yaitu dengan tidak memotong pembicaraan orang lain, supaya pihak lawan bicara menyelesaikan perkataannya.

إذا قلتَ للناسِ أَنصِتوا و هم يتكلَّمون ، فقد ألْغَيْتَ على نفسِك

“Jika engkau mengatakan ‘diamlah’ kepada orang-orang ketika mereka sedang berbicara, sungguh engkau mencela dirimu sendiri.” (HR. Ahmad 2/318, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 1/328)

Tidak Tergesa gesa dalam berbicara

Cara berbicara yang tergesa gesa bisa berakibat pemahaman yang menyimpang dari maksud pembicara, selain itu juga memberatkan lawan bicara dalam menyimak.

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah tidak berbicara dengan cepat sebagaimana kalian berbicara dengan cepat. Beliau berbicara dengan tanda pemisah yang akan dapat dihafalkan oleh para pendengarnya

Merendahkan Suara pada saat sedang Berbicara

….dan pelankanlah suaramu, karena sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.” (QS. Luqman : 19)

Suara yang berteriak teriak keras tidaklah nyaman di dengarkan. Selain itu juga mengganggu orang lain yang sekiranya tidak perlu mendengarkan.

Kesan orang yang berbicara keras adalah orang yang kurang ramah, serta mengintimidasi lawan bicara.

Demikian beberapa hal terkait adab dalam berbicara yang bisa di sampaikan kepada santri Taman Pendidikan Alquran. Untuk dalil dalil diatas dipergunakan sebagai penguat dalam penyampaian materi.

Tentunya bukan termasuk materi hafalan yang diberikan pada saat itu.
Demikian terima kasih.

Sumber :
https://www.abanaonline.com/2017/03/adab-berbicara-dalam-islam-berdasarkan-dalil-sohih.html
buletin-alilmu.net/2017/06/06/menghormati-lebih-tua-dan-menyayangi-lebih-muda
http://www.ilmusaudara.com/2017/03/pengertian-namimah-dalilnya-sebab.html
wikipedia
dll

Postingan baru : Kami usahakan Jadwal hari Senin dan Jumat akan ada tambahan postingan artikel baru. Terima kasih sudah menyimak. saran dan kritik serta sumbangan artikel kami tunggu. contact info : cspontren@yahoo.com twitter : PontrenDotCom FB : Gadung Giri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*