Gegayuhan Kang Ora Imbang Karo Kekuatane

Gegayuhan Kang Ora Imbang Karo Kekuatane

Ing ngisor iki saloka sing tegese gegayuhan kang ora imbang karo kekuwatane, yaiku…

Asu belang kalung wang
Bathok bolu isi madu
Cecak nguntal empyak utawa cagak
Dom sumurup ing banyu

Jawabannya yang benar adalah cecak nguntal cagak utawa empyak.

Kalau asu belang kalung wang tegese yaiku wong asor nanging sugih, artinya adalah orang jahat, buruk perangainya, rendahan derajatnya tetapi mempunyai banyak harta.

Bathok bolu isi madu tegese yaiku wong asor nanging sugih kapinteran, artinya adalah orang jelata namun jenius atau memiliki banyak kepintaran keahlian.

Dom sumurup ing banyu tegese yaiku ngerti wewadi/ rahasia wong liya nanging ethok-ethok ora ngerti. Artinya adalah mengetahui rahasia orang lain namun pura-pura tidak mengetahuinya.

Jadi dalam khazanah Basa Jawa, unen unen cecak nguntal cagak kalebu jenise saloka.

Secara harfiah, dalam pertanyaan ini menanyakan saloka apakah yang artinya yaitu memiliki keinginan namun tidak sepadan dengan kekuatannya (kemampuannya).

Maka Jawabannya yaitu seperti seekor cicak (cecak) yang hendak menelan tiang ataupun atap rumah (nguntal cagak utawa empyak).

Hasilnya bagaimana?

Tentu tidak akan berhasil alias gagal total. Hal ini karena kemampuan cecak (hewan cicak) tidaklah sebanding dengan besarnya tiang ataupun atap rumah.

Makanya hal ini menjadi suatu peribahasa Bahasa Jawa yang menggambarkan tentang cita cita atau keinginan seseorang yang sangat tinggi namun tidak sebanding dengan kemampuan yang dia miliki.

saloka sing tegese gegayuhan kang ora imbang karo kekuwatane

Masih ada ungkapan berbahasa Jawa yang lain tentang keinginan tinggi namun tidak sebanding dengan kemampuannya.

Contoh lainnya adalah cebol nggayuh lintang yang dalam padanan Bahasa Indonesia yaitu peribahasa pungguk merindukan bulan.

Ada juga bebasan kerot tanpa untu, yang artinya adalah menggeretakkan gigi namun ompong. Tentu mustahil bisa menggeretakkan giginya karena dia ompong (tidak bergigi sama sekali).

Lazimnya, ungkapan ini muncul sebagai komentar saat seseorang yang mempunyai cita cita tinggi tetapi sarana prasarana serta kemampuannya tidak sepadan.

Contohnya adalah orang sombong dari desa dan memiliki banyak hutang serta pengangguran. Dia mengatakan bahwa bulan depan akan membangun rumah tingkat 3 lantai.

Maka orang-orang akan menganggapnya sebagai omong kosong. Alasannya karena keinginannya tidak sebanding dengan harta dan kemampuannya.

Mumtaz Hanif

salam blogger

Tinggalkan Balasan

This Post Has One Comment