Apa tegese panyandra pangamuke kaya bantheng ketaton? Dalam ungkapan lain yaitu tembung pepindhan nganggo tandange, tegese yaiku nesune utawa tumandhange kendel banget, awak e kuat, kesit lan ora duweni wedi.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, dalam bahasa Jawa, ungkapan kaya banteng ketaton ini bisa masuk dalam kategori jenis panyandra wong nesu maupun sebagai tembung pepindhan.
Secara harfiah, artinya banteng ketaton adalah (hewan) banteng yang terluka (tubuhnya).
Yaitu menggambarkan kondisi orang yang dalam kemarahan (candrane wong nesu) yang tidak memiliki rasa takut, juga mempunyai kelincahan, dan kekuatan tubuh yang sangat bagus.
Hal ini berlaku juga untuk tembung pepindhan tandange kaya bantheng ketaton. Yang menggambarkan etos kerja, cara kinerja yang sangat cepat, cekatan, kuat dan juga pemberani.
Kenapa seperti itu?
Dalam kehidupan nyata, hewan banteng merupakan sosok makhluk yang sangat kuat tenaganya serta memiliki keberanian yang sangat tinggi.
Apalagi pada saat dia dalam kondisi ada luka pada bagian tubuhnya.
Maka emosinya akan menjadi tinggi dan marah kemudian tidak memiliki rasa takut untuk menyeruduk kesana kemari.
Bukan hanya pemberani dan dan kuat secara fisik. Banteng juga memiliki kecepatan serta kelincahan. Sehingga lengkaplah kemampuannya kombinasi keberanian, kekuatan serta kelincahan.
Bahkan dalam suatu jokes atau humor, bahwasanya di Indonesia hewan banteng ini lebih menakutkan dan berbahaya daripada raja hutan alias sang singa.
Tembung Pepindhan tandange Panyandra pangamuke kaya bantheng ketaton
Tembung pepindhan memiliki pengertian dalam bahasa Jawa “unen-unen ing basa jawa kang ngemu surasa ora sejatine. ing basa Indonesia diarani pengandaian”.
Artinya adalah ungkapan bahasa Jawa yang mengandung arti tidak sebenarnya, dalam bahasa Indonesia disebut dengan pengandaian.
Sedangkan tegese panyandra yaiku tetembungan kang wis gumathok kanggo nyandra perangane awak, solah bawa, satriya utawa kahanan alam.
Jadi pada ungkapan ini adalah memberikan penggambaran pengandaian tentang etos kerja ataupun kemarahan seseorang yang memiliki kekuatan, keberanian, kelincahan yang dalam bahasa Jawanya yaitu kendel banget, awak e kuat, kesit lan ora duweni wedi cinandra kaya bantheng ketaton.
Dalam peribahasa Bahasa Jawa banyak menggunakan hewan maupun tumbuhan untuk pemisalan. ungkapan peribahasa ini masuk dalam kategori paribasan saloka.
Pada beberapa ungkapan paribasan menggunakan kewan kebo maupun bantheng untuk hal-hal yang buruk, bodoh, yang sering membuat kesalahan. Namun ada juga yang sifatnya netral seperti kebo bali menyang kandhange, atau kabotan sungu.
Tuladha Ukara Contoh Kalimat : Anggone nyambut gawe Asti Setyarini tandange nggegirisi kaya bantheng ketaton. artinya dalam bekerja si Asti begitu membelalakkan mata bagaikan banteng yang luka.
Demikianlah sekedar tambahan informasi pada sore kali ini, maturnuwun sudah mampir, salam kenal dan wassalamu’alaikum.