informasi tentang tujuan pendirian majelis taklim mengacu kepada keputusan Menteri Agama nomor 29 tahun 2019 dan Pedoman Majelis ta’lim yang diterbitkan Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Penerangan Agama Islam tahun 2012.
pontren.com – assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Anda pengurus organisasi lembaga majelis taklim? Sudahkah anda mengetahui apa tujuan dibentuknya majelis taklim? Dalam merumuskan tujuan majelis taklim seyogyanya mengacu kepada undang – undang atau peraturan yang legal di Indonesia.
Perihal tujuan majelis taklim ini dapat dilihat dalam PMA no 29 tahun 2019 Bab I pasal 4 yang berbunyai:
Majelis Taklim mempunyai tujuan:
- Meningkatkan Kemampuan dan ketrampilan dalam membaca dan memahami alQur’an;
- Membentuk manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia;
- Membentuk manusia yang memiliki pengetahuan agama yang mendalam dan komprehensif;
- Mewujudkan kehidupan beragama yang toleran dan humanis; dan
- Memperkokoh nasionalisme, kesatuan dan ketahanan bangsa.
Itulah 5 tujuan majelis taklim dalam Peraturan Menteri Agama no 29 tahun 2019
Meningkatkan Kemampuan dan Ketrampilan dalam membaca dan memahami alQur’an.
Dalam tujuan ini terdapat 2 hal pokok yaitu;
- Peningkatan kemampuan dan ketrampilan membaca;
- Peningkatan kemampuan dan ketrampilan dalam pemahaman alquran.
Dalam peningkatan ketrampilan membaca, majelis taklim dapat berupa kelompok belajar membaca huruf hijaiyah arab yang didampingi oleh ustadz atau ustadzah yang paham cara membaca alquran beserta tajwidnya.
Untuk dasar permulaan membaca dapat menggunakan metode semisal iqra, tilawati, qiroati maupun yambua yang telah banyak dipergunakan oleh lembaga pendidikan alquran di Indonesia.
Tentunya masing masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri sehingga pemilihan cara mengajar ngaji perlu dipertimbangkan dengan melihat audiens atau jamaah yang iku belajar membaca alquran.
Peningkatan pemahaman alquran bisa dengan cara kajian tematik maupun dari awal pembelajaran tafsir.
Metode pembelajaran dapat berupa bandongan dimana seorang ahli dalam bidang tafsir (yang bisa didapatkan) membaca dan menerangkan isi dalam kandungan ayat kepada jamaah.
Jika waktu dan kondisi memungkinkan, nara sumber dapat membuka sesi tanya jawab guna memberikan keterangan yang lebih jelas jika jamaah majelis taklim bertanya akan hal yang belum dipahami atau diketahui.
Membentuk Manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia
Tujuan lain adalah pembentukan karakter dari jamaah pengajian dan pengurusnya untuk menjadi insan yang beriman bertakwa dan berakhlak mulia.
Menurut al Imam Asy Syafi’i, iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Iman dapat bertambah dan berkurang. Bertambahnya iman disebabkan ketaatan dan berkurangnya iman dengan sebab kemaksiatan.
Bagaimana dengan pengertian taqwa? Apa itu takwa?
Dalam alquran surat al Hujurat ayat 13 disebutkan bahwa orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah yang paling taqwa.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
artinya “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)
At Tobari mengatakan bahwa takwa yaitu menunaikan berbagai kewajiban dan menjauhi maksiat. Bukanlah yang paling mulia dilihat dari rumah yang megah atau berasal dari keturunan yang mulia (tafsir ath thobari, 21 : 386) : sumber rumaysho.com
Kata berakhlak mulia bisa diterjemahkan secara luas maupun dengan singkat dan padat, dalam bahasa nasional sering disebut dengan berbudi luhur.
Akhlak ini merupakan perilaku secara lahiriah baik lesan maupun perbuatan yang bisa dirasakan oleh orang lain.
Dengan begitu, setelah iman dan taqwa kemudian praktek dalam kehidupan sehari hari dalam bentuk berperilaku luhur atau berakhlak mulia.
Macam bentuk perbuatan akhlak mulia sangatlah banyak.
Tidak mengganggu orang lain dalam bentuk apapun dan sebaliknya, setelah itu muamalah dengan orang lain secara perkataan dan perbuatan baik.
Lebih khusus lagi dalam berakhlak mulia adalah perkataan yang lemah lembut dan bersabar terhadap gangguan yang ditimbulkan oleh orang lain.
Membentuk manusia yang memiliki pengetahuan agama yang mendalam dan komprehensif
Setelah tingkatan peningkatan ketrampilan membaca alquran dan pembentukan iman taqwa serta berakhlakul karimah, dilanjutkan dengan pendalaman agama yang lebih baik dan menyeluruh.
Pengetahuan agama yang mendalam dan luas tentunya akan lebih baik dibandingkan dengan pemahaman agama yang sepotong sepotong atau sedikit saja.
Contoh dampak tidak baik dari pemahaman sepotong dapat menghasilkan orang yang kaku keras kepala mempertahankan apa yang dipahaminya karena tidak mengetahui hal lain sebagai dasar.
Sehingga keimanan yang tinggi tanpa pemahaman yang baik bisa menjadi rancu karena maksud baik yang di inginkan akan tetapi dengan pemahaman yang kurang bisa menimbulkan kejadian yang tidak menyenangkan baik untuk pelaku atau orang lain.
Disinilah peranan dari tujuan majelis taklim yang salah satunya adalah melakukan pendalaman dan pemahaman yang komprehensif dalam ilmu agama, terlepas dari penafsiran masing masing sampai dimana komprehensif itu.
Mewujudkan kehidupan beragama yang toleran dan humanis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online, yang dimaksud dengan toleran adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri
Sedangkan arti humanis yaitu orang yang mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik, berdasarkan asas perikemanusiaan; pengabdi kepentingan sesama umat manusia.
Dari kedua kata ini berkaitan dengan pergaulan dengan orang lain.
Utamanya yang memiliki perbedaan baik itu agama pendapat termasuk suku ras dan perbedaan lainnya.
Dari tujuan ini perwujudan kehidupan beragama yang toleran menjadi salah satu tujuan dari majelis taklim. Apakah dengan termasuk toleran itu dengan cara kita mengikuti peribadatan orang lain? Misalnya orang kristen ikut sholat idul fitri? Atau muslim ikut ibadah natal?
Tentunya pengertian dari toleran bukan dengan cara ikut nimbrung beribadah dengan orang yang berbeda keyakinan, akan tetapi lebih bersifat memberikan penghargaan, tidak mengganggu, atau kata lain yang semisal atas apa yang mereka lakukan sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya.
Memperkokoh nasionalisme, kesatuan dan ketahanan bangsa
Umat Islam adalah kontributor dalam melawan penjajah Belanda, maupun negara lain yang menduduki negara Indonesia.
Seperti diketahui bahwa dalam ilmu sejarah dicatat Bangsa Belanda menjajah negara Indonesia selama 350 tahun.
Bangsa Indonesia telah dijajah oleh negara negara berasal dari Eropa maupun Asia, salah satu dari penjajah bangsa eropa memiliki 3 tujuan dalam penjajahannya.
Adapun 3 tujuan penjajahan ini adalah;
- Glory: Tujuan petualangan dengan mencari negara jajahan untuk mengharumkan nama, kejayaan, dan kekuasaan.
- Gold: Tujuan ekonomi dengan mencari keuntungan dan hasil besar dalam perdagangan rempah-rempah. Membeli dengan harga murah dan menjual dengan harga mahal.
- Gospel: Tujuan agama dengan menyebarkan ajaran yang dianut bangsa tersebut.
Guna tidak terulang sejarah kelam bangsa ini maka diperlukan perilaku yang Memperkokoh nasionalisme, kesatuan dan ketahanan bangsa.
Tentunya selain perilaku dari jamaah majelis taklim guna memperkokoh nasionalisme dan kesatuan serta ketahanan bangsa.
Juga para pemegang kekuasaan untuk membuat keputusan dan kebijakan yang semakin membuat bangsa menjadi kokoh, nasionalisme kuat serta kesatuan yang hebat. Tidak lupa ketahanan bangsa baik secara ekonomi maupun militer.
Kedua ini (rakyat dan penguasa) seharusnya seiring sejalan dalam penguatan kesatuan dan ketahanan bangsa.
Para pejabat berperilaku baik dalam pengokohan kesatuan dan ketahanan bangsa akan tidak maksimal jika rakyat berperilaku sebaliknya.
Juga rakyat yang melakukan perbuatan nasionalis dan memperkuat kesatuan serta ketahanan bangsa akan percuma jika kebijakan penguasa ternyata semakin melemahkan ketahanan bangsa dan menggerogoti kekokohannya baik secara ekonomi maupun bidang lain.
Itulah tujuan dari majelis taklim mengacu kepada Peraturan Menteri Agama RI nomor 29 tahun 2019.
Sugeng siang, wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.